Vietnam, Negara Paling Diwaspadai Tim Wushu Sanda Indonesia
Tim wushu sanda Indonesia menggadang-gadang Vietnam jadi pesaing terberat dalam SEA Games 2023 di Kamboja. Meski demikian, kemampuan tuan rumah yang penuh persiapan tak dapat disepelekan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vietnam menjadi negara yang paling diwaspadai tim wushu Indonesia pada displin sanda. Mereka dinilai lebih unggul dari sisi fisik.
Tim wushu Indonesia tengah bersiap menghadapi SEA Games 2023 yang tinggal menghitung bulan. Pesta olahraga Asia Tenggara itu akan berlangsung di Kamboja, 5-17 Mei 2023. Tim wushu menargetkan total empat medali emas dari nomor sanda (pertarungan) dan taolu (peragaan).
Para atlet wushu sanda Indonesia terus meningkatkan kualitas diri dalam strategi, teknik, dan fisik. Pengalaman pada SEA Games 2021 di Vietnam jadi modal penting untuk menaklukkan pesaing terberat.
Tim pelatih Indonesia mengakui, kekuatan Vietnam tak dapat dipandang sebelah mata. Berkaca pada SEA Games terakhir saat mereka menjadi tuan rumah, Vietnam meraih 10 emas, tiga perak, dan tujuh perunggu, sedangkan Indonesia mendapat tiga emas, sembilan perak, dan tiga perunggu.
”Kita akui, masih di bawah Vietnam. Kami waspadai itu karena memang ada catatannya. Jadi kami harus bekerja keras dengan sisa waktu lima bulan ini,” ujar pelatih teknik sanda, Mukhlis di GBK Arena, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Dari segi teknik, kemampuan para atlet Indonesia tak jauh berbeda dengan Vietnam. Namun, segi kekuatan dan fisik memang perlu diperbaiki lagi. Alhasil, strategi berlatih diperbaiki serta tes berkala dilakukan pada atlet guna menilai kondisi atlet.
Sebelumnya, Kepala Pelatih Wushu Indonesia Novita mengatakan, kemampuan atlet-atlet Indonesia saat SEA Games terakhir masih di bawah Vietnam sebagai tuan rumah. Mereka tak hanya kuat di nomor sanda, tetapi juga taolu.
”Memang mereka matang dari segi strategi dan bantingan. Dasar negaranya juga komunis, jadi melatih dengan keras. Kalau kita pasti ada ’rem’ sedikit karena isu hak asasi manusia,” kata Novita yang juga menjabat Wakil Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Sanda Pengurus Besar Wushu Indonesia, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, kemampuan mumpuni atlet-atlet Vietnam dipengaruhi pula kondisi geografisnya. Negara yang berdekatan dengan China memberi keuntungan pada Vietnam untuk belajar dari tempat asal wushu. Novi bahkan menyebut Vietnam sebagai ”China” di Asia Tenggara.
Tepat di bawah Vietnam, ada Filipina dan Kamboja yang patut diwaspadai. Sebagai tuan rumah, mereka telah melakukan banyak persiapan.
Menurut Mukhlis, Kamboja memiliki visi yang kuat untuk mengejar predikat juara umum karena statusnya sebagai tuan rumah. Negara itu pun membatasi kuota keikutsertaan enam atlet untuk tiap negara.
Persiapan untuk mengikuti sejumlah kejuaraan dan turnamen internasional telah dilakukan sejak akhir 2020. Catatan serta evaluasi dari beberapa perhelatan sebelumnya jadi acuan untuk berbenah.
Mukhlis memperkirakan kekuatan para atlet saat berlaga dalam SEA Games Vietnam pada 2021 lalu tak jauh berbeda saat bertemu di Kamboja kelak. Latihan-latihan pun terus dilanjutkan dengan berbagai perbaikan.
Selain itu, mental dan kepercayaan diri para atlet Indonesia perlu ditingkatkan. Durasi waktu berlatih yang lebih panjang menambah optimisme bahwa performa atlet akan makin baik.
”Saya merasa ada kesempatan medali emas bisa (didapat),” ujar pelatih asing asal China, Liu Zhen.
Menurut dia, atlet untuk nomor-nomor sanda putri menunjukkan peningkatan performa lebih cepat. Sementara, putra kelas 52 kilogram juga berpeluang meraih medali emas, sebab atlet-atlet pada nomor lain tergolong masih baru. Namun, perbaikan terus dilakukan.
Atlet sanda, Laksmana Pandu Pratama (25) adalah salah satu atlet tampil pada kelas 52 kg pada SEA Games di Kamboja. Sebelumnya, ia telah meraih medali perak pada SEA Games Filipina 2019 dari kelas 52 kg, serta medali yang sama pada SEA Games Vietnam untuk kelas 56 kg.
Tak puas sampai di situ, Pandu menargetkan dirinya untuk mempersembahkan medali emas bagi Indonesia pada SEA Games Kamboja tahun ini. Berbagai evaluasi telah dilakukan untuk meningkatkan performanya.
”Evaluasi dari teknik-teknik dan (belajar dari) kesalahan yang kemarin. Jadi ada penguatan-penguatan di teknik-teknik tertentu agar hal tersebut (kesalahan yang sama) tak terjadi lagi,” kata Pandu asal Salatiga ini.