Indonesia belum mampu meruntuhkan tembok pertahanan Vietnam saat bertanding dengan dukungan puluhan ribu suporter. Tugas berat menanti timnas ”Garuda” dalam laga tandang ke Hanoi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Penyerang tim nasional Indonesia, Dendi Sulistyawan, berusaha mengontrol bola setelah lolos dari pengawalan pemain Vietnam pada laga pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Laga berakhir imbang, 0-0.
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional Indonesia gagal memanfaatkan kesempatan bermain di depan publik sendiri saat bermain imbang, 0-0, melawan Vietnam pada laga pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Tugas berat menanti tim ”Garuda” saat bertandang ke markas Vietnam pada pertemuan kedua. Kolektivitas tim menjadi kendala yang harus segera dipecahkan pelatih Shin Tae-yong.
Hasil imbang tidak menguntungkan Indonesia yang akan melawat ke markas Vietnam di Stadion My Dinh, Hanoi, pada Senin (9/1/2022). Shin paham betul apa artinya gagal memaksimalkan kesempatan saat bertanding di markas sendiri. Untuk bisa mencapai final keempatnya dalam sejarah Piala AFF, Vietnam tentu akan melakukan segala cara untuk membungkam Indonesia.
”Pemain sudah bekerja maksimal. Memang ada beberapa peluang yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Sangat disayangkan kami tidak bisa meraih kemenangan. Tetapi, saya harus sampaikan, tim sangat bekerja keras dalam pertandingan ini,” kata Shin dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Minimnya kolektivitas permainan membuat segala upaya serangan yang dibangun Indonesia begitu mudah kandas di hadapan bek Vietnam. Saat berhasil merebut bola dan bersiap melakukan transisi menyerang, gelandang Indonesia, Marc Klok, kerap kebingungan mengarahkan bola karena tiada pemain berada dalam posisi ideal untuk menyerang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Bek sayap tim nasional Indonesia, Asnawi Mangkualam Bahar (kiri), berusaha keluar dari kepungan tiga pemain Vietnam pada laga pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Indonesia akan melawat ke kandang Vietnam pada laga kedua, Senin (9/1/2022).
Bek sayap kiri Indonesia, Pratama Arhan, juga kerap terlambat bergerak maju ketika pemain tengah mengirimkan umpan. Selain kurangnya kolektivitas tim, Indonesia juga memperlihatkan sisi lemah untuk urusan kreativitas ketika membangun serangan.
Minim kreativitas mengakibatkan para pemain Indonesia tidak bisa menemukan jalan keluar menghadapi tembok kokoh Vietnam. Selain itu, kiper Vietnam, Dang Van Lam, juga tampil mengesankan dengan membuat dua penyelamatan penting di babak pertama.
Sejak awal hingga pertengahan laga, para pemain belakang Vietnam menerapkan jebakan offside untuk menghentikan agresivitas serangan Indonesia yang mengambil inisiatif serangan sejak laga dimulai.
Secara total, Indonesia melepaskan enam tendangan, dengan dua di antaranya mengarah tepat ke gawang. Kebanyakan upaya serangan itu dibangun dengan bola-bola panjang yang mengarah langsung ke area pertahanan Vietnam.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Gelandang menyerang tim nasional Indonesia, Marselino Ferdinan (tengah), diganjal pemain Vietnam, Vu Van Tanh (kedua dari kanan), pada laga pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Walau begitu, Shin merasa Indonesia masih punya peluang untuk mengatasi Vietnam dan melaju ke final. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia menargetkan timnas bisa keluar sebagai juara setelah pada edisi sebelumnya sempat bermain di enam final dan seluruhnya berakhir dengan kekecewaan.
Hasil imbang ini menambah panjang catatan tanpa kemenangan Shin atas Vietnam yang diasuh Park Hang-seo. Dalam dua pertemuan di timnas senior, Shin hanya mampu memetik satu hasil imbang dan satu kekalahan. Meski punya catatan yang kurang baik atas Vietnam, Shin berusaha meyakinkan pencinta sepak bola Indonesia bahwa timnas saat ini berbeda dengan yang dulu.
Pemain sudah bekerja maksimal. Memang ada beberapa peluang yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Sangat disayangkan kami tidak bisa meraih kemenangan.
”Masyarakat harus tahu bahwa timnas Indonesia saat ini berbeda dengan yang dulu. Secara mental dan fisik semuanya berbeda. Tidak peru khawatir soal tantangan kami bermain di markas Vietnam,” ujar Shin.
Salah komunikasi
Hal menonjol yang berkali-kali terlihat di laga ini adalah serangan yang dibangun para pemain Indonesia melalui kerja sama satu-dua di sepertiga akhir sangat jarang terlihat. Kalaupun ada, para pemain Indonesia sering kali salah komunikasi sehingga momentum menusuk ke jantung pertahanan Vietnam menjadi terbuang percuma.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pelatih Vietnam Park Hang-seo memberi instruksi kepada pemainnya saat Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengamati pertandingan pada laga pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Dengan hanya berselang dua hari sebelum semifinal kedua, Shin mendapat tugas berat membenahi organisasi permainan timnas. Jika saja hal itu bisa lebih baik di Jakarta, Vietnam tentu tidak akan bisa memaksakan hasil imbang.
Statistik pertandingan menunjukkan, Vietnam lebih dominan dalam penguasaan bola. Tim ”Bintang Emas” mencatat 59 persen penguasaan bola, sedangkan Indonesia 41 persen. Namun, Vietnam tidak lebih baik dalam urusan menyerang. Mereka hanya melepaskan tiga tembakan dengan satu mengarah tepat sasaran.
Lini serang Vietnam yang dimotori Phan Van Dhuc dan Nguyen Tien Linh tidak begitu banyak mengancam pertahanan Indonesia. Hal itu karena aliran bola Vietnam yang didistribusikan dari lini tengah dan dari dua pemain sayap, Vu Van Tanh dan Doan Van Hao, mampu dipatahkan bek sayap Indonesia, Asnawi Mangkualam dan Pratama.
Walau tidak banyak mengancam, Park menyatakan cukup puas dengan kinerja para pemainnya. ”Laga tandang selalu sulit. Para pemain bermain dengan semangat dan daya juang tinggi sehingga kami bisa mencapai target. Saya ingin berterima kasih kepada mereka,” ujar Park.
Semifinal Piala AFF berlangsung dengan sistem kandang dan tandang, dengan aturan gol tandang kembali berlaku. Oleh karena itu, tim Garuda memiliki tugas berat untuk menang atau memaksakan hasil imbang 1-1 atau lebih agar bisa lolos ke final.