Koreografi Suporter Indonesia Dirusak Paspampres, Suporter Boikot Laga Versus Vietnam
Kelompok suporter Indonesia, La Grande, menyesalkan tindakan Paspampres yang mencabut koreografi yang mereka siapkan untuk semifinal Piala AFF. Mereka pun melakukan protes sepanjang laga versus Vietnam itu.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelompok suporter La Grande Indonesia sempat mengosongkan tribune utara Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada laga Indonesia versus Vietnam dalam semifinal pertama Piala AFF 2022, Jumat (6/1/2023). Tindakan boikot itu merupakan bentuk protes mereka karena spanduk dan koreografi yang mereka siapkan dirusak sepihak oleh aparat.
Presiden La Grande Indonesia Unggul Indra menjelaskan, spanduk dan koreografi itu dibersihkan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengingat Presiden Joko Widodo kembali hadir menonton laga itu di GBK. Padahal, katanya, pihaknya sudah menyusun koreografi sejak Kamis malam dan sudah mendapatkan izin dari pihak keamanan stadion. Desain koreografi yang mereka buat pun diklaim tidak mengandung unsur politis.
Koreografi yang mereka siapkan saat itu berupa rangkaian kertas yang disusun membentuk bendera ”Merah Putih” dengan tulisan ”Indonesia” berwarna kuning di tengahnya. Di bawah koreografi itu terpampang spanduk bertuliskan ”Jangan Lembek Banget”. Koreografi ini, menurut rencana, akan ditampilkan saat menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya” menjelang sepak mula pada laga itu.
”Banner dicopot, kertas-kertas koreografi dibuang. Apakah koreografi kami adalah musuh kalian atau kalian merasa terancam dengan koreografi kami?” ungkap Unggul yang merasa kecewa terhadap pembongkaran koreografi tersebut.
Berdasarkan pantauan, kemarin, kertas koreografi berwarna hitam, putih, dan merah yang dipasang suporter di tiap kursi tribune utara sudah tidak ada lagi menjelang laga pertemuan pertama semifinal Piala AFF 2022 itu. Beberapa kertas masih tampak tertinggal berserakan di lantai tribune.
Drum, yang biasanya sudah terpasang sebelum laga, juga tak terlihat karena La Grande lantas mengosongkan tribune itu. Hanya tersisa kertas panduan koreografi yang dipasang di pintu masuk tribune itu. Beberapa orang yang masuk ke tribune utara pun hanyalah penonton biasa, bukan suporter fanatik.
”Jika kreativitas dan jerih payah kami tak dihargai Paspampres dan Presiden, untuk apa lagi kami hadir di tribune?” ujar Unggul kemudian.
Upaya sterilisasi
Dihubungi terpisah, Komandan Paspampres Marsekal Pertama TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko mengakui anak buahnya memang melakukan pembersihan koreografi tersebut. Menurut Wahyu, tindakan itu merupakan bagian dari upaya sterilisasi dan pengamanan menyusul kehadiran Presiden RI.
”Betul, itu (pembongkaran koreografi) memang dari anggota kami, Paspampres. Kami, kan, ada sterilisasi area sebelum dikunjungi Presiden. Lalu, di situ, ada spanduk-spanduk. Kemudian dicek apakah ada bahan-bahan yang berbahaya, seperti batu dan segala macam. Makanya, kami periksa. Akan tetapi, mungkin penerimaannya lain,” kata Wahyu.
Ia lantas memerintahkan anggotanya bertemu dengan kelompok suporter dari La Grande Indonesia untuk meluruskan masalah itu. Dia berharap kelompok suporter benar-benar mendukung tim nasional Indonesia tanpa membawa isu lainnya ke stadion.
”Kalau memang hanya koreografi Merah Putih, secara nalar, itu tidak akan dilarang, Itu, kan, bendera kita. Namun, mereka memasukannya (bahan koreografi dan spanduk) dengan sembunyi-sembunyi. Makanya, kami periksa dulu konsep koreografinya seperti apa. Tendensius atau tidak, begitu loh. Ini, kan, olahraga. Harusnya tidak ada hal-hal berbau yang lainnya,” ucap Wahyu.
Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi mengaku tidak tahu bahwa suporter telah memasang koreografi di tribune utara Stadion Utama GBK sejak Kamis malam. Menurut Yunus, persoalan itu hanyalah kesalahpahaman.
”Ya, artinya kami berharap masing-masing menahan diri. Bicarakan saja baik-baik. Biasanya, mau masuk (stadion) diperiksa spanduknya. Tapi, pagi-pagi, sudah ada logistik masuk. Keamanan GBK juga kaget. Akhirnya, tidak memahami, ya terjadi hal seperti ini. Kami juga menyesalkan itu,” kata Yunus.
Meskipun sempat memboikot laga yang berakhir 0-0 itu, saat pertandingan dimulai, suporter tetap memasuki tribune utara. Namun, mereka sama sekali tidak menyanyikan yel-yel dukungan untuk Indonesia sebagai bentuk protes. Laga itu dihadiri total 49.985 penonton, termasuk Presiden Jokowi.