Ditahan Imbang Vietnam, Semifinal Kedua yang Berat Menanti Indonesia
Dengan ditahan imbang 0-0 oleh Vietnam di Jakarta, Indonesia tidak mendapatkan modal optimal untuk menjalani semifinal kedua Piala AFF 2022 di Vietnam. Indonesia selalu kesulitan setiap berlaga di "Negeri Paman Ho".
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Gelandang Indonesia, Marselino Ferdinan (kiri), berusaha mengontrol bola setelah berhasil lepas dari tempelan pemain Vietnam dalam laga pertemuan pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Laga itu berakhir imbang, 0-0.
JAKARTA, KOMPAS – Indonesia menyia-nyiakan kesempatan untuk melangkahkan satu kakinya di final kejuaraan sepak bola Piala AFF 2022. Dalam laga pertemuan pertama semifinal di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (6/1/2023), Indonesia bermain imbang 0-0 dengan Vietnam. Dengan modal kurang optimal itu, skuad ”Garuda” mesti berjuang ekstra keras untuk meraih tiket ke final pada laga leg kedua di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1).
Bermain di hadapan pendukung sendiri, Indonesia yang berstatus runner-up Grup A menerapkan formasi bertahan, 5-4-1. Mereka tampak sangat berhati-hati menghadapi Vietnam yang begitu superior sebagai juara Grup B. Sebaliknya, Vietnam pun tidak mau ambil risiko bermain terlalu terbuka. Maka, skuad ”Prajurit Bintang Emas” menerapkan formasi yang serupa.
Hanya saja, pola permainan kedua tim sangat berbeda. Indonesia lebih banyak mengandalkan bola-bola terobosan langsung kepada pemain sayap kanan Yakob Sayuri, gelandang Marselino Ferdinan, dan penyerang Dendy Sulistyawan. Adapun Vietnam bermain lebih mengalir dari kaki ke kaki yang dikombinasikan tusukan melalui pemain sayap. Mereka sangat mengandalkan kualitas akurasi umpan dan kecepatan para pemainnya.
Namun, dari awal laga hingga menit ke-20, Indonesia kesulitan untuk menjalankan taktiknya dengan mulus. Sebab, para pemain tim "Garuda" terlalu panik tatkala menguasai bola. Setiap mendapat bola, mereka langsung dikejar oleh satu-dua pemain Vietnam. Situasi itu membuat mereka terburu-buru memberikan operan atau umpan sehingga bola yang dilepaskan tidak akurat ke kaki rekannya.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pemain sayap kanan Indonesia, Yakob Sayuri (tengah), berjibaku dengan pemain Vietnam, Bui Tien Dung, dalam laga pertemuan pertama semifinal kejuaraan sepak bola Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Laga itu berakhir imbang, 0-0.
Beruntung, Vietnam yang lebih mendominasi pun tidak bisa dengan mudah menembus pertahanan Indonesia yang dikomandoi bek naturalisasi asal Spanyol, Jordi Amat, dan kapten Fachruddin Aryanto. Walaupun beberapa kali melakukan akselerasi yang berbahaya, upaya lini depan Vietnam berulang kali bisa dipatahkan sebelum masuk ke kotak penalti.
Mulai menit di atas ke-20, barulah Indonesia pelan-pelan bisa mendominasi dan mendapatkan sejumlah peluang berbahaya. Namun, itu bukan karena kualitas individu ataupun koordinasi antarpemain tim ”Merah-Putih” yang membaik. Penyebabnya, Vietnam mengalami kebuntuan di lini tengah.
Serangan yang ingin dibangun tim ”Paman Ho” selalu kandas di tengah atau ketika mau mendekati kotak penalti lawan. Dari situ, Indonesia bisa melancarkan serangan balik bertubi-tubi.
Mereka setidaknya akan menghadapi tantangan nonteknis berupa perbedaan suhu drastis antara Jakarta dan Hanoi.
Indonesia sedikitnya bisa mendapatkan empat peluang emas dari pertengahan hingga akhir babak pertama. Peluang itu diawali lemparan ke dalam bek sayap kiri Pratama Arhan yang membuat Yakob mendapatkan bola mentah di luar kotak penalti dan bisa melepaskan tembakan keras jarak jauh yang sedikit melebar dari tiang kanan gawang lawan pada menit ke-28.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Hampir 50 ribu penonton memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, saat laga pertemuan pertama semifinal Piala AFF 2022 antara Indonesia melawan Vietnam, Jumat (6/1/2023). Laga itu berakhir imbang, 0-0.
Dua menit berselang, Yakob bisa memanfaatkan umpan terobosan tinggi jauh Jordi dari lini belakang ke kotak penalti lawan. Sayangnya, tendangan pemain asal Yapen, Papua, itu masih bisa dimentahkan bek Vietnam, Bui Tien Dung. Marselino bisa saja membawa Indonesia unggul lebih dahulu kalau tendangannya dari dalam kotak penalti tidak diselamatkan kiper Vietnam, Dang Van Lam, pada menit ke-35.
Pemain muda berusia 18 tahun itu mendapatkan peluang usai menerima umpan terobosan tinggi jauh dari gelandang naturalisasi asal Belanda, Marc Klok, dari lini tengah. Beberapa detik kemudian, Yakob bisa menyundul bola umpan silang Arhan dari sisi kiri luar ke kotak penalti. Akan tetapi, sundulan yang mengarah ke kiri gawang itu bisa ditepis Dang Van Lam.
Ketat menjurus kasar
Memasuki babak kedua, Indonesia coba mempertahankan momentum mampu mendominasi Vietnam sejak pertengahan babak pertama. Namun, usaha skuad Garuda tidak berjalan mulus sebab sang lawan, skuad ”Naga Emas”, bermain lebih spartan. Akibatnya, terjadi pertarungan ketat menjurus kasar di lini tengah, terutama oleh Vietnam kepada Indonesia.
Pemain Indonesia sedikitnya mendapatkan tiga pelanggaran cukup keras dari pemain Vietnam. Salah satunya, saat bek sayap kiri Vietnam, Doan Van Hau, melakukan tekel keras dengan dua kaki dari belakang kepada Dendy yang sedang mengontrol bola pada menit ke-54.
Kendati demikian, Omar Mubarak Mazaroua Al Yaqoubi, wasit asal Oman yang memimpin laga itu, tidak memberikan kartu kepada Doan Van Hau. Padahal, Dendy sempat terkapar setelah menerima tekel keras di sisi kanan luar dekat bangku pemain cadangan Vietnam tersebut.
Selebihnya, permainan cenderung monoton. Tidak ada momen spesial yang dibuat kedua tim, selain peluang terakhir Yakob yang melepaskan tembakan kencang dari luar kotak penalti pada menit ke-90+3. Akan tetapi, lagi-lagi, Dang Van Lam bisa menepis laju bola tersebut. Pertandingan yang disaksikan oleh 49.985 orang penonton itu pun berakhir sama kuat 0-0.
Hasil itu cukup menguntungkan Indonesia karena Vietnam gagal mencetak gol tandang. Sebab, menurut Pasal 13.4 regulasi AFF 2022, jika tim yang berpartisipasi mencetak jumlah gol yang sama atau agregat gol sama, maka aturan gol tandang yang berlaku. Maksudnya, tim yang membukukan gol tandang lebih banyak adalah tim yang berhak meraih tiket ke final.
Namun, tidak semudah itu Indonesia bisa menembus partai puncak kedua berturut-turut setelah Piala AFF 2020. Mereka setidaknya akan menghadapi tantangan nonteknis berupa perbedaan suhu drastis antara Jakarta dan Hanoi. Pada bulan ini, suhu rata-rata Jakarta berkisar 30-32 derajat Celcius, sedangkan Hanoi sekitar 20-25 derajat Celcius.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pemain Vietnam, Doan Van Hau (tengah), menarik kaus pemain sayap kanan Indonesia, Yakob Sayuri (kanan), pada laga pertemuan pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Indonesia juga harus menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan yang kurang prima karena jarang terkena sinar matahari. Padahal, jadwal adaptasi optimal mereka cuma sehari, yaitu pada Minggu (8/1). Rombongan tim asuhan pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong itu bertolak dari Jakarta ke Hanoi pada Sabtu (7/1) siang dan diprediksi tiba pada Sabtu petang.
Dari sisi teknis, Indonesia tidak memiliki rekor terlalu baik setiap bertandang ke Vietnam. Terakhir kali Indonesia bisa mencuri kemenangan di Vietnam terjadi pada penyisihan Grup A Piala AFF 2004. Waktu itu, Indonesia yang dilatih pelatih asal Inggris, Peter Withe, mempermalukan tuan rumah dengan skor 3-0.