Tantangan Indonesia Meruntuhkan Tembok Vietnam di Semifinal
Indonesia harus mengakhiri kebiasaan membuang-buang peluang ketika berjumpa Vietnam di babak semifinal. Kebiasaan itu akan menjadi bumerang saat bertemu Vietnam yang punya pertahanan kokoh.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Para pemain Indonesia berlatih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mereka akan menghadapi Vietnam dalam laga pertama babak semifinal kejuaraan sepak bola Piala AFF 2022, Jumat (6/1/2023) sore.
JAKARTA, KOMPAS — Pertahanan Vietnam ibarat tembok kokoh selama babak penyisihan grup Piala AFF 2022. Dalam empat laga fase grup, gawang tim ”Bintang Emas” belum kebobolan. Tembok besar itulah yang harus diruntuhkan para pemain Indonesia untuk menjejakkan satu kakinya di babak final.
Kemenangan menjadi harga mati bagi Indonesia. Tim ”Garuda” tidak boleh melewatkan kesempatan untuk membungkam Vietnam pada pertemuan pertama babak semifinal, apalagi laga pada Jumat (6/1/2023) pukul 16.30 WIB itu akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Rekam jejak pertemuan kedua tim di Piala AFF yang lebih didominasi Indonesia bisa turut menjadi pijakan pelatih Shin Tae-yong untuk mengejar kemenangan. Sejak 1996, Indonesia sudah dua kali bertemu Vietnam di semifinal. Dalam dua pertemuan itu, Indonesia selalu berjaya.
Namun, pada Piala AFF 2022, Vietnam bukanlah lawan sembarangan. Tim arahan pelatih Park Hang-seo itu saat ini menjelma sebagai tim yang produktif dengan koleksi 12 gol selama fase penyisihan grup. Vietnam juga punya catatan impresif sebagai satu-satunya tim yang belum pernah kebobolan.
Capaian Vietnam akan menjadi tantangan tersendiri bagi Shin. Ia dipaksa memeras otak untuk menemukan strategi jitu agar bisa membongkar soliditas pertahanan Vietnam. Tantangan itu kian tak mudah karena Indonesia termasuk boros peluang dalam empat laga di fase grup. Sejumlah peluang emas gagal dikonversi menjadi gol oleh para pemain Indonesia.
”Tim Vietnam baik dalam organisasi dan pertahanan, tetapi sekarang adalah babak empat besar. Paling tidak, hanya akan ada satu dua gol saja. Nanti akan ada selisih gol untuk siapa yang menang dan kalah. Jadi, Vietnam pun harus mempersiapkan diri dengan baik karena ini bukan lagi penyisihan grup,” kata Shin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/1/2023).
Kunci kekuatan dari kokohnya tembok pertahanan Vietnam adalah kedisiplinan para pemain belakang mereka dalam menghalau serangan balik. Vietnam cenderung bermain dengan pola 3-5-2. Pola itu bisa berubah menjadi 5-3-2 ketika mendapat serangan lawan. Tiga pemain belakang Vietnam selalu disiagakan untuk bersiap saat terjadi transisi bertahan.
Kami akan bekerja keras dan berusaha di kandang pada pertandingan pertama ini. Kami akan mencoba mengambil hasil maksimal. (Marselino Ferdinan)
Para pemain Indonesia juga harus mewaspadai manuver bek kiri Vietnam, Doan Van Hau. Pemain Hanoi FC itu kerap maju untuk membantu serangan timnya dan menusuk dari area sayap. Bek-bek lawan acapkali tidak menyadari pergerakan berbahaya Van Hau karena juga harus menjaga barisan penyerang Vietnam.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Para pemain Indonesia berlatih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mereka akan menghadapi Vietnam dalam laga pertama babak semifinal kejuaraan sepak bola Piala AFF 2022, Jumat (6/1/2023) sore.
Ketika melawan Myanmar di laga pamungkas Grup B, Vietnam lebih banyak membangun serangan dari sisi kiri. Umpan-umpan silang menjadi andalan mereka untuk mengancam gawang Myanmar. Selain itu, sejumlah pemain Vietnam juga punya kemampuan melepaskan tendangan jarak jauh dengan sangat akurat.
”Untuk besok, pelatih dan staf kepelatihan sudah membuat persiapan yang bagus. Saya dan rekan setim akan mencoba melakukan yang terbaik,” kata penyerang Vietnam, Pham Tuan Hai.
Tambahan kekuatan
Di tengah sulitnya tantangan itu, kabar baik datang untuk Indonesia karena kiper utamanya, Nadeo Argawinata, hampir dipastikan bisa dimainkan. Ia mengalami cedera saat melawan Filipina pada laga terakhir penyisihan Grup A.
Lini belakang Indonesia juga semakin kuat seiring kembalinya Jordi Amat yang telah terbebas dari skor akumulasi kartu kuning. Duet Amat dan kapten tim, Fachrudin Aryanto, di lini belakang memberikan keleluasaan serta ketenangan kepada dua bek sayap Indonesia, Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan, untuk ikut maju membantu serangan tim.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Barisan kiper Indonesia, seperti Nadeo Argawinata (tengah), berlatih di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mereka akan menghadapi Vietnam dalam laga pertama babak semifinal kejuaraan sepak bola Piala AFF 2022, Jumat (6/1/2023) sore.
Laga ini juga menghadirkan kesempatan bagi Shin untuk meraih kemenangan pertamanya atas Vietnam di tim senior. Dalam dua pertemuan sebelumnya, Shin hanya meraih satu hasil imbang dan satu kali kalah. Ia berkata, Indonesia belum pernah menang atas Vietnam pada era kepelatihannya karena kurangnya persiapan.
Shin yakin Indonesia akan lebih mampu memberikan perlawanan kepada Vietnam saat ini. Selain persiapan yang lebih matang, liga profesional di Indonesia juga sudah mulai berjalan. Jadi, tidak seperti ketika pandemi Covid-19 melanda.
Dalam kesempatan yang sama, gelandang muda Indonesia, Marselino Ferdinan, menilai Vietnam sulit ditaklukkan. Namun, kemenangan menjadi harga mati sebelum bertandang ke markas Vietnam pada Senin (9/1/2023).
”Kami akan fokus kepada tim sendiri, fokus pada kerja kami. Kami akan bekerja keras dan berusaha di kandang pada pertandingan pertama ini. Kami akan mencoba mengambil hasil maksimal,” kata Marselino.
DOKUMENTASI PSSI
Gelandang Indonesia, Marselino Ferdinan (tengah), mengontrol bola dalam sebuah skema serangan saat menghadapi Filipina pada laga penyisihan grup Piala AFF 2022, 2 Januari 2023. Indonesia menang 2-1 dan mengunci tiket semifinal.
Untuk meraih hasil maksimal, para pemain Indonesia harus berhenti membuang-buang peluang. Sifat individualistis atau egoistis sejumlah pemainnya juga mesti diakhiri karena bisa kembali merugikan tim.
Shin pun menyadari kebiasaan buruk para pemainnya itu. Ia mengaku sudah menegur para pemainnya untuk mengurangi upaya individual apabila situasinya memungkinkan untuk mengoperkan bola kepada pemain lain yang lebih berpeluang mencetak gol.