Jelang SEA Games, Tim Dayung Indonesia Belum Kantongi Buku Pedoman
Tim dayung Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam mempersiapkan SEA Games 2023. Sejumlah negara tetangga, yakni Thailand, Myanmar, dan Kamboja, patut diwaspadai kala beradu di atas air.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional dayung Indonesia belum menerima buku pedoman menjelang Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara (Southeast Asian Games/SEA Games) 2023 pada Mei mendatang. Ketiadaan buku pedoman itu menghambat dinamika berlatih. Belum lagi, perhelatan mendatang hanya menyediakan nomor perahu naga, tanpa nomor lain yang turut diperlombakan dalam Olimpiade. Hal itu menurunkan kemampuan bersaing kawasan Asia Tenggara secara global.
Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) menyayangkan Federasi Dayung Kamboja yang belum juga mengirimkan buku pegangan teknis pertandingan dayung untuk SEA Games 2023. Menurut Wakil Ketua Umum PB PODSI Budiman Setiawan, kondisi tersebut menyulitkan mereka untuk memahami peraturan saat bertanding.
Sampai sekarang buku pedoman belum kita terima, itu yang paling jadi keluhan kita. Kita masih meraba-raba aturannya seperti apa.
”Sampai sekarang buku pedoman belum kita terima, itu yang paling jadi keluhan kita. Kita masih meraba-raba aturannya seperti apa,” ujar Budiman saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Selama ini, PB PODSI telah mengupayakan untuk mendapatkan buku pedoman regulasi perlombaan. Beberapa kali PODSI menghubungi Federasi Dayung Kamboja, kemudian direspons dengan akan mengirimkan buku itu melalui Komite Olimpiade Indonesia (KOI) paling lama akhir 2022. Namun, hingga saat ini PODSI belum mengantongi buku pedoman itu.
Menurut Budiman, setidaknya setahun sebelum perhelatan SEA Games, peraturan-peraturannya sudah diketahui. Upaya mendapatkan buku itu dilakukan berkali-kali, tetapi hasilnya nihil.
Dalam ajang SEA Games 2023, Kamboja sebagai tuan rumah hanya mempertandingkan satu kategori dari cabang olahraga Olimpiade, yakni perahu naga (dragon boat). Padahal, ada sejumlah kategori global lain, seperti kano (canoeing) dan kayak (rowing).
Selain itu, Kamboja melombakan nomor-nomor kecil dengan tiga hingga lima pedayung, dari secara umum yang dimainkan 10 pedayung. Meski demikian, PB PODSI mengaku belum mengetahui detail jenis perahu dan peraturan dalam nomor-nomor kecil tersebut.
Keluhan serupa diungkapkan Kepala Pelatih Perahu Naga M Suryadi. Tak ada buku pegangan mengakibatkan tim dayung Indonesia tak dapat memprediksi jadwal lomba. Hal ini kemudian berpengaruh pada strategi lomba yang akan digunakan.
”Untuk penambahan nomor baru ini, mungkin semua negara juga bingung kecuali tuan rumah sudah ada prototipe yang akan dilombakan di SEA Games. Sampai saat ini, bahkan ketika kami bertemu di Kejuaraan Asian Dragon Boat di Thailand pun (Kamboja) tidak menyebut karakteristik perahu,” ujar Suryadi.
Tidak ada aturan baku dalam nomor-nomor dengan jumlah pedayung kurang dari 10 orang ini. Alasannya, kompetisi itu tak diperlombakan dalam Olimpiade yang biasanya melibatkan 10-20 pedayung.
”Semestinya kalau memang kita targetnya memajukan (olahraga) negara-negara Asia Tenggara dalam Olimpiade, seharusnya ada kesepakatan. Perlombaan utama dan wajib adalah cabang-cabang olahraga dan nomor-nomor Olimpiade, di luar itu hanya jadi tambahan tuan rumah,” tutur Budiman.
Ia menyayangkan Kamboja yang tak dapat menyediakan seluruh nomor cabang olahraga dayung untuk diperlombakan. Sebaliknya, justru banyak tambahan nomor non-Olimpiade. Alasannya, ajang SEA Games akan terus naik tingkat ke Asian Games hingga Olimpiade, sebagai pesta olahraga terbesar di dunia. Seharusnya tuan rumah dapat fokus pada tujuan jangka panjang suatu perlombaan.
”Bagaimana kita mau mengevaluasi kalau cabang olahraga tidak dilombakan di tingkat paling bawah, (yaitu) SEA Games?” lanjut Budiman. Harapannya, hal ini dapat menunjukkan kekuatan Asia Tenggara pada level lebih tinggi.
Budiman berharap Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ikut memperjuangkan untuk mengubah aturan SEA Games. Cabang olahraga Olimpiade wajib dipertandingkan, sedangkan tuan rumah dapat menambah cabang olahraga lain.
Suryadi menambahkan, harapan untuk masa persiapan SEA Games ini adalah kemampuan individual atlet meningkat sehingga performa juga membaik. Hal itu akan mendongkrak kemampuan beregu. Hanya saja, minimnya kompetisi hingga Mei mendatang membuat tim dayung Indonesia bergantung pada latihan sambil terus mengasah strategi jarak-jarak lomba.
Hingga berita ini ditayangkan, Ketua KOI Raja Sapta Oktohari tak merespons pesan yang dikirimkan Kompas untuk menanggapi isu buku pegangan teknis dan berkurangnya kategori cabang olahraga dalam SEA Games.
Peta persaingan
SEA Games tahun ini akan berlangsung pada 5-17 Mei 2023. Dalam persiapannya, tim dayung Indonesia sudah memulai latihan intensif. Latihan-latihan ini sekaligus bentuk persiapan diri menuju Asian Games 2022 di China.
Cabang olahraga dayung akan mempertandingkan 13 nomor perlombaan. Setiap negara hanya diizinkan mengikuti maksimal sembilan nomor, kecuali tuan rumah.
PB PODSI menargetkan agar tim dayung Indonesia dapat mengantongi setidaknya 4-5 medali emas dari sembilan nomor. Indonesia akan fokus pada nomor-nomor umum untuk 10 pedayung putra dan 10 pedayung campuran.
Suryadi mengatakan, berdasarkan prediksi total medali emas dan melihat peta persaingan dengan negara lain, tim Indonesia diharapkan masih dapat mempertahankan predikat juara umum. Hal ini juga berkaca dari evaluasi Kejuaraan Asia di Thailand pada November 2022.
Indonesia patut mewaspadai sejumlah negara yang akan beradu pada Mei mendatang. Mereka adalah Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
”Thailand juara dunia saat kejuaraan di Ceko, itu pasti kita antisipasi. Kemudian, Myanmar yang selalu jadi runner-up dalam SEA Games. Kamboja, tuan rumah juga (diwaspadai) karena sudah menyiapkan jauh-jauh hari sampai dua tahun sebelum SEA Games,” kata Suryadi.
Dalam kesempatan yang berbeda, Budiman mengatakan peta persaingan terpusat pada ketiga negara tersebut. Hal ini menguat ketika Kamboja membuka nomor perlombaan pada perahu-perahu kecil, yakni untuk 3-5 pedayung.