Lini Depan Tumpul, Indonesia Lolos ke Semifinal sebagai ”Runner-up” Grup
Akibat lini depan tumpul, Indonesia harus puas menang tipis 2-1 atas Filipina pada laga terakhir Grup A Piala AFF 2022. Indonesia pun mesti menjalani laga berat menghadapi juara Grup B di semifinal nanti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Pemain Indonesia Ricky Richardo Kambuaya (kanan) berebut bola dengan pemain Filipina Mark Andrew Hartmann (kiri) pada laga lanjutan penyisihan Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin (2/1/2023) malam. Indonesia menang, 2-1.
MANILA, SENIN — Setelah tiga laga penyisihan Grup A Piala AFF 2022, lini depan Indonesia tak kunjung membaik. Situasi itu membuat Indonesia tak mampu menambah pundi-pundi gol atas Filipina pada laga terakhir grup di Stadion Rizal Memorial, Manila, Senin (2/1/2023). Dalam laga itu, skuad ”Garuda” harus puas menang tipis 2-1 sehingga lolos ke semifinal sebagai runner-up grup dan bersiap menghadapi juara Grup B.
Setelah bereksperimen dengan formasi 4-4-2 saat melawan Thailand pada laga sebelumnya, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong kembali menerapkan formasi andalannya 4-2-3-1 dalam laga kali ini. Pelatih asal Korea Selatan itu turut melakukan beberapa perubahan taktik, seperti Marselino Ferdinan didorong sebagai pengatur serangan, Ricky Kambuaya bermain lebih ke dalam, Witan Sulaeman kembali ke sisi sayap kiri, dan Dendy Sulistyawan didorong menjadi penyerang bayangan.
Bek naturalisasi asal Spanyol, Jordi Amat, tidak bisa bermain karena terkena akumulasi dua kartu kuning, yakni pada laga kontra Kamboja dan Thailand. Posisi Amat digantikan oleh Rizky Ridho. Adapun Egy Maulana Vikri, yang selalu bermain sebagai pemain mula di tiga laga sebelumnya, dicadangkan pada laga ini.
Namun, pemain Indonesia tampaknya belum terbiasa dengan kualitas lapangan sintetis atau rumput buatan stadion tuan rumah. Akibatnya, performa tim ”Merah-Putih ” kurang meyakinkan di menit-menit awal.
Namun, pemain Indonesia tampaknya belum terbiasa dengan kualitas lapangan sintetis atau rumput buatan stadion tuan rumah. Akibatnya, performa tim ”Merah-Putih” kurang meyakinkan di menit-menit awal. Pergerakan bola yang tidak lancar atau memantul-mantul membuat para pemain Indonesia kesulitan mengontrol bola dan memainkan bola dari kaki ke kaki. Mereka pun kesulitan melepaskan umpan-umpan jauh.
Sebaliknya, Filipina yang bermain dengan formasi 4-4-2 coba bermain dengan umpan-umpan tinggi jauh langsung ke area pertahanan lawan. Mereka berusaha mengoptimalkan tinggi badan dan akurasi umpan para pemainnya.
Skuad bejuluk ”Azkals” alias ”Anjing Jalanan” itu memang mayoritas dihuni pemain naturalisasi keturunan Eropa yang sebagian memulai karier di Benua Biru. Hanya saja, mereka kesulitan menciptakan peluang emas.
Buah ketenangan Indonesia
Kendati sekilas Filipina mampu lebih mendominasi, Indonesia berupaya tetap tenang. Ketenangan skuad Indonesia pun berbuah positif. Mereka mampu berpikir jernih untuk mengoptimalkan setiap peluang yang didapat. Hal itu tampak dari gol pertama Indonesia yang dicetak Dendy di menit ke-21.
Gol itu berasal dari umpan lemparan ke dalam bek sayap kiri Pratama Arhan yang meluncur jauh dari sisi kiri luar ke jantung pertahanan Filipina. Bagi Indonesia, lemparan ke dalam itu memang senjata rahasia untuk mencuri gol.
Namun, para pemain Filipina seolah tak menduga lemparan ke dalam itu bisa sangat berbahaya. Dendy coba mengoptimalkan kemelut itu dengan menyundul bola dan bola meluncur masuk ke sudut kanan gawang.
Ketenangan juga yang menjadi latar belakang gol kedua Indonesia yang dibukukan Marselino di menit ke-43. Gol itu bermula dari umpan bek sayap kanan Asnawi Mangkualam dari sisi kanan luar kepada Marselino yang berdiri di depan kotak penalti Filipina.
Gelandang Indonesia Marselino Ferdinan mengontrol bola dalam sebuah skema serangan. Indonesia sukses menumbangkan Filipina 2-1 dan mengunci tiket semifinal Piala AFF 2022.
Dengan cekatan, Marselino memberikan umpan kepada pemain sayap Saddil Ramdani yang berada di kotak penalti. Ternyata, Saddil cuma berperan sebagai tembok pemantul karena bola langsung dikembalikannya kepada Marselino.
Tanpa pikir panjang, Marselino yang menerima umpan di kotak penalti langsung melepaskan tembakan tak keras, tetapi menusuk ke sudut kanan gawang, sehingga tidak bisa diredam kiper Filipina, Anthony Pinthus.
Memasuki babak kedua, Indonesia berusaha lebih agresif untuk mengejar selisih memasukkan dan kemasukan ataupun produktivitas gol guna lolos ke semifinal sebagai juara grup. Lagi pula, Indonesia tidak mendapatkan tekanan berarti dari Filipina yang terus memperagakan permainan yang monoton dan sudah terbaca pemain Indonesia.
Akan tetapi, Indonesia tidak bisa menambah golnya karena barisan pemain depan yang tumpul. Itu tak sepenuhnya karena kualitas individu pemain. Ketidaksabaran dan kurang kompaknya para pemain, terutama antara Egy, penyerang naturalisasi asal Montenegro Ilija Spasojevic, dan pemain sayap Yakob Sayuri yang baru masuk di babak kedua, menjadi penyebabnya.
Berkali-kali, pemain depan Indonesia menyia-nyiakan kesempatan secara individu ataupun tim. Itu mulai dari ada yang terburu-buru melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, lambat memberikan umpan kepada rekan yang lebih menguntungkan, terlalu lama mengolah bola, hingga baru memberikan umpan ketika posisi rekan telah dikawal ketat.
Bek timnas Indonesia Pratama Arhan berusaha merebut bola dari pemain Filipina. Dalam laga pamungkas Grup A tersebut, Indonesia mencuri tiga poin dari markas Filipina di Stadion Rizal Memorial, Senin (2/1/2023).
Petaka tiba
Setelah berulang kali gagal menambah gol, stamina pemain Indonesia mulai terkuras memasuki menit ke-80. Sebaliknya, Filipina justru lebih segar selepas masuk sejumlah pemain baru. Petaka pun menghampiri Indonesia di menit ke-83 tatkala penyerang pengganti Filipina, Sebastian Rasmussen, mencetak gol.
Gol itu berasal dari umpan silang penyerang sekaligus kapten Filipina, Stephan Schrock, dari sisi kiri menuju jantung pertahanan Indonesia. Sejatinya, Rasmussen yang ingin menyambut bola dikawal oleh bek sekaligus kapten Indonesia Fachruddin Aryanto dan Rizky.
Namun, Fachruddin dan Rizky malah tidak berupaya melompat untuk menghalau bola atau mengganggu Rasmussen. Akibatnya, Rasmussen yang tinggi menjulang tidak perlu melompat untuk menyundul bola dan bola meluncur masuk ke sudut kanan gawang.
Sontak, peluang Indonesia untuk lolos ke semifinal sebagai juara grup kandas. Sebab, di laga lain, Thailand menang 3-1 atas tim tamu Kamboja. Karena itu, tim ”Gajah Perang” berhak lolos ke semifinal sebagai penguasa grup.
Penyerang timnas Indonesia Witan Sulaeman menggiring bola dalam bayang-bayang pemain Filipina pada laga pamungkas Grup A di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin (2/1/2023). Indonesia menang 2-1 dan memastikan tiket semifinal sebagai peringkat kedua grup.
Sejatinya, Indonesia dan Thailand sama-sama mengumpulkan 10 poin dari empat laga. Akan tetapi, Indonesia kalah selisih gol, yakni memasukkan 12 gol dan kemasukan tiga gol. Sementara itu, Thailand memasukkan 13 gol dan kemasukan dua gol.
Di semifinal, Indonesia akan berjumpa juara Grup B antara Vietnam, Singapura, atau Malaysia. Siapa pun lawannya, Indonesia bakal bertindak sebagai tuan rumah laga semifinal pertama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (6/1/2023), dan menjalani laga tandang, Senin (9/1/2023).