Sepuluh Pemain Thailand Gagalkan Kemenangan Indonesia
Indonesia memperpanjang rekor buruk tidak bisa menang atas Thailand dalam enam tahun terakhir. Pada penyisihan grup Piala AFF 2022, Indonesia ditahan 1-1 oleh Thailand yang sudah kalah jumlah pemain sejak menit ke-62.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah kemenangan 2-1 dalam laga pertama final Piala AFF 2016, Indonesia belum jua meraih kemenangan atas Thailand. Dalam laga ketiga penyisihan Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (29/12/2022), skuad ”Garuda” hanya bermain imbang 1-1 dengan tim ”Gajah Perang” yang bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-62.
Menerapkan formasi 4-4-2, Indonesia lebih banyak mengandalkan serangan balik melalui Egy Maulana Vikri di sayap kiri, Yakob Sayuri di sayap kanan, dan Witan Sulaeman yang menjadi penyerang bayangan. Formasi yang sama digunakan Thailand. Hanya saja, tim juara enam kali Piala AFF itu mampu mengalirkan bola lebih dinamis dari tengah ke sayap dan ke depan.
Dengan pola seperti itu, Indonesia tidak mampu menguasai lini tengah. Kondisi semakin tidak menguntungkan karena strategi serangan balik tim Merah-Putih monoton sehingga mudah dipatahkan lawan. Apalagi, beberapa pemain, seperti Egy, terlalu lama menguasai bola yang memberi waktu pemain lawan untuk mengerumuninya. Ditambah lagi, dukungan dari lini kedua Indonesia cenderung lambat.
Naasnya, saat dapat peluang emas, pemain Indonesia seolah menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Pada menit ke-38, misalnya, Witan mendapat bola liar dari kaki kiper Thailand Kittipong Phuthawchueak yang maju keluar kotak penalti dan gagal mengalirkan bola ke rekannya.
Namun, Witan gagal menyarangkan bola ke gawang yang kosong dan kiper yang sudah pasrah tersebut. Tendangan datar pelan Witan menyamping sedikit dari tiang dekat.
Sebaliknya, dengan kontrol bola, teknik, dan taktik lebih baik, Thailand sangat mendominasi permainan. Lewat trik-trik cerdik, beberapa kali pemain mereka bisa membuat kemelut di pertahanan lawan.
Sebaliknya, dengan kontrol bola, teknik, dan taktik lebih baik, Thailand sangat mendominasi permainan. Lewat trik-trik cerdik, beberapa kali pemain mereka bisa membuat kemelut di pertahanan lawan.
Akan tetapi, barisan penyerang Thailand selalu gagal membuat kiper Indonesia Nadeo Argawinata jatuh bangun. Serangan Thailand berkali-kali patah oleh barisan bek Indonesia yang dikomandoi pemain naturalisasi asal Spanyol, Jordi Amat, yang bermain tenang dan lugas.
Hadiah penalti
Di awal babak kedua, Dewi Fortuna seolah menaungi Indonesia. Baru tiga menit laga berlangsung, skuad Garuda mendapatkan hadiah penalti. Itu berawal dari penetrasi bek kanan Asnawi Mangkualam yang menyusur sisi kanan luar dan masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Sesampai di kotak penalti, Asnawi coba melepaskan tembakan. Ternyata, tendangan keras itu terkena tangan gelandang sekaligus kapten Thailand Theerathon Bunmathan. Tanpa ragu, wasit asal Arab Saudi, Mohammed Khled al-Hoish, yang memimpin pertandingan menunjuk titik 12 pas untuk Indonesia.
Gelandang naturalisasi asal Belanda, Marc Klok, maju sebagai eksekutor penalti tersebut. Dengan tenang, Klok yang melakukan tendangan dengan ancang-ancang satu langkah itu mampu menceploskan bola ke arah tengah gawang di menit ke-50.
Keunggulan 1-0 membuat Indonesia bersemangat untuk mengamankan tiga poin pertama atas Thailand dalam enam tahun terakhir. Motivasi kian tumbuh di antara panji-panji Merah-Putih tatkala gelandang Thailand, Sanrawat Dechmitr, diganjar kartu merah pada menit ke-62. Dechmitr menekel keras pemain sayap Indonesia, Saddil Ramdani, yang sedang melakukan sprint menusuk sisi kiri luar. Gemuruh 49.985 suporter yang memadati stadion pun lebih menjadi-jadi.
Tidak optimal
Namun, semangat tinggal semangat. Indonesia justru tidak mampu mengoptimalkan keunggulan jumlah pemain itu untuk lebih menekan Thailand dan menambah pundi-pundi gol. Sebaliknya, Thailand malah lebih berani untuk menggempur pertahanan Indonesia.
Tekanan bertubi-tubi dari Thailand yang tak kenal lelah menyebabkan bek-bek Indonesia kewalahan. Ditambah stamina yang mulai terkuras, Asnawi akhirnya melakukan kesalahan fatal di menit ke-78. Pemain berusia 23 tahun itu gagal mengalirkan bola kepada bek sekaligus kapten Indonesia, Fachruddin Aryanto.
Bola liar itu direbut pemain Thailand. Setelah menerima umpan dari pemain sayap kiri Bordin Phala, gelandang Sarach Yooyen melepaskan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti pada menit ke-79. Bola sempat menyentuh gelandang Indonesia, Ricky Kambuaya, sebelum melambung di atas kepala Nadeo yang tak berdaya untuk mengamankan gawangnya. Skor menjadi imbang 1-1.
Hasil imbang membuat posisi kedua tim tidak berubah di papan klasemen sementara. Thailand di puncak klasemen dengan tujuh poin dari tiga laga dan Indonesia di urutan kedua dengan poin yang sama. Indonesia kalah selisih memasukkan dan kemasukan gol dari Thailand.
Thailand dan Indonesia pun belum bisa memastikan diri ke semifinal. Sebab, ada Kamboja yang membuntuti di peringkat ketiga dengan enam poin dari tiga laga. Di hari yang sama, Kamboja menang 5-1 atas tim tamu Brunei Darussalam.
Karena itu, ketiga tim akan menjalani laga penentuan pada pekan terakhir, Jumat (2/1/2023), yakni Thailand menjamu Kamboja dan Indonesia bertandang menghadapi Filipina.