Sebelum bermimpi lebih jauh untuk menjuarai liga, Arsenal terlebih dulu harus memutar otak untuk mencari alternatif terbaik pengganti Gabriel Jesus.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AP PHOTO/DAVID CLIFF
Pemain Arsenal Gabriel Jesus (kanan) berebut bola dengan pemain Aston Villa Ezri Konsa pada laga Liga Ingggris di Stadion Emirates, London, Rabu (31/8/2022). Arsenal memenangi laga dengan skor 2-1.
LONDON, SENIN – Dalam 10 musim terakhir, hanya Liverpool satu-satunya tim yang gagal juara Liga Inggris seusai memuncaki klasemen pada hari Natal. Arsenal tidak ingin bernasib serupa musim ini. Namun, perjalanan “Si Meriam” mengejar hadiah trofi akan sangat berliku akibat cederanya penyerang terbaik mereka, yaitu Gabriel Jesus.
Perburuan gelar Arsenal akan dimulai kembali setelah jeda Piala Dunia Qatar 2022. Mereka akan menjamu tim sesama Kota London West Ham United di Stadion Emirates, pada Selasa (27/12/2022) dini hari WIB. Tim asuhan manajer Mikel Arteta itu berada di atas angin karena berada di puncak klasemen sementara, unggul 5 poin dari juara bertahan Manchester City.
Di tengah jeda Piala Dunia, hal yang paling ditakuti Arteta terjadi juga, yaitu cedera. Jesus harus menepi sekitar tiga bulan karena masalah di lutut ketika tampil bersama Brasil di Qatar. Arsenal bagai merasakan Deja vu, seperti musim 2007-2008. Ketika itu mereka punya peluang besar juara, tetapi gagal total akibat penyerang andalan Eduardo da Silva mengalami patah kaki.
Arsenal, sejak awal musim, dikenal bukan tipikal tim yang bergantung terhadap satu pemain. Lihat saja daftar pencetak gol terbanyak. Tidak ada satu pun nama pemain mereka di 10 besar. Padahal, Jesus dan rekan-rekan merupakan tim produktif kedua (33 gol) setelah City.
THE ANALYST
Perbandingan statistik penyerang Arsenal Gabriel Jesus dengan Eddie Nketiah
Jesus baru menyumbang 5 gol setelah 14 laga. Jumlah itu masih kalah dari gelandang serang mereka Martin Odegaard (6 gol). Bahkan sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan penyerang Erling Haaland (18 gol) yang nyaris mencetak separuh total gol City (40 gol).
Jika dilihat dari produktivitas semata, Jesus tampak bisa digantikan pemain lain. Namun, peran pemain yang didatangkan pada musim panas lalu dari City seharga 50 juta Euro itu jauh lebih kompleks. Dia pemain serba bisa yang telah menjelma seperti jantung “Si Meriam” di lini serang.
Kevin Campbell, mantan penyerang Arsenal era 90-an, menilai tugas Jesus lebih dari sekadar mencetak gol. Dia membuat pemain di sekelilingnya menjadi lebih baik. Terutama dua penyerang sayap muda, Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka.
“Dia bisa membuka ruang untuk Martinelli dan Saka. Jadi saya pikir itu (absennya Jesus) adalah kehilangan besar. Soal mencetak gol, dia juga masih sering kesulitan menemukan ritmenya. Namun, dia adalah tipe pemain serba bisa yang selalu bisa mengubah keadaan,” ucap Campbell.
Pukulan besar untuk kami. Dia tidak tergantikan di tim ini.
AFP/JUSTIN TALLIS
Penyerang Arsenal, Gabriel Jesus melakukan selebrasi usai mencetak gol dalam pertandingan persahabatan antara Arsenal dan Sevilla di Stadion Emirates, London, Sabtu (30/7/2022). Jesus mencetak tiga gol dalam pertandingan tersebut.
Setiap Jesus di kotak penalti, seperti ada percikan keajaiban yang menanti Arsenal. Menurut data The Analyst, dia adalah pemain Liga Inggris dengan sentuhan terbanyak di kotak penalti lawan, 141 kali. Jumlah itu sangat banyak jika dibandingkan pemain peringkat kedua, penyerang Liverpool Mohamed Salah (118 kali).
Sentuhan Jesus sering berubah menjadi peluang matang. Meskipun berposisi penyerang, dia justru menjadi pemain Arsenal yang mampu menciptakan peluang terbanyak untuk rekan-rekannya, 22 kali. Banyaknya peluang itu berubah menjadi 5 asis baginya.
Tugasnya bahkan juga krusial saat bertahan. Dia yang selalu berlari mengejar pemain bertahan lawan ketika kehilangan bola, adalah pengoleksi jumlah tekel terbanyak di Arsenal, 16 kali. Dengan kehadirannya, wajar saja Arsenal berubah dari tim medioker musim lalu menjadi pesaing juara musim ini.
Jesus merupakan penyerang paling cocok dan lengkap untuk gaya bermain terbuka ala Arteta. Dia bisa menjadi solusi untuk pertahanan blok rendah lawan sekaligus membantu bertahan dengan blok tinggi. “Pukulan besar untuk kami. Dia tidak tergantikan di tim ini,” kata Arteta.
Pemain Arsenal, Eddie Nketiah (kanan) berebut bola dengan pemain Tottenham Hotspur, Ben Davies saat kedua tim berlaga dalam lanjutan pertandingan Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, London, Jumat (13/5/2022) dini hari WIB. Hotspur unggul penguasaan bola pada laga ini dengan catatan 57 persen.
Pengganti Jesus
Meskipun begitu, perjalanan Arsenal harus terus berlanjut. Arteta pun menyiapkan beberapa alternatif. Salah satunya adalah memainkan penyerang pelapis, Eddie Nketiah. Adapun Nketiah juga memimpin lini depan Arsenal setelah Pierre-Emerick Aubameyang hengkang pada paruh kedua musim lalu.
Menariknya, Nketiah punya karakteristik yang tidak jauh berbeda dari Jesus. Sama-sama fleksibel dalam penempatan posisi dan punya kemampuan bergerak dari kedua sisi sayap. Hal itu tercermin dalam statistik. Nketiah bisa mengimbangi Jesus dalam rerata jumlah menciptakan peluang, 1,3 kali – 1,6 kali, dan jumlah dribel, 4,2 kali – 4,7 kali.
Nketiah justru lebih unggul dalam ketajaman. Dia mencetak rerata 0,49 gol setiap 90 menit, lebih banyak dari Jesus yang hanya 0,37 gol. “Eddie punya kualitas yang diharapkan oleh tim ini. Dia bisa memainkan gaya sepak bola kami dengan baik,” sebut Arteta.
Tentunya Nketiah belum sebaik Jesus dalam menciptakan momentum di kotak penalti lawan. Oleh karena itu, peran pemain lain dibutuhkan untuk memberikan servis kepadanya. Peran Nketiah sebagai rubah di kotak penalti harus dimanfaatkan dengan baik.
Pemain Arsenal Gabriel Martinelli merayakan golnya ke gawang Nottingham Forrest pada laga Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Minggu (30/10/2022)
“Kami punya alternatif lain untuk menutup absennya Jesus. Kami bisa memainkan (Gabriel) Martinelli di tengah. Kami juga punya Emile (Smith Rowe/ gelandang serang) yang bisa menjadi pelapis. Opsi lainnya adalah jendela transfer (Januari),” pungkas Arteta.
Bagi Arsenal, laga versus West Ham akan menjadi tolok ukur kesuksesan mereka tanpa Jesus. Manajer West Ham David Moyes masih kesulitan menemukan performa terbaik timnya. Mereka hanya terpaut satu poin dari zona degradasi. Jika tidak mampu memenangkan Derbi London itu, “Si Meriam” hampir pasti akan kesulitan menghadapi tim lain.
Adapun laga nanti akan menjadi pertemuan antara guru dan murid. Arteta merupakan mantan anak asuh Moyes di Everton. Jelang duel itu, Moyes menyanjung tim lawan ketika ditanya apakah mereka diuntungkan karena berhadapan dengan Arsenal setelah jeda panjang. “Saya pikir waktu terbaik bertemu Arsenal adalah tiga tahun lalu,” jawab Moyes. (AP/REUTERS)