Meski diwarnai kericuhan kecil, secara keseluruhan pengamanan laga Indonesia melawan Kamboja bisa dikatakan cukup lancar. Tidak ada anggota Polri dan TNI berseragam di dalam stadion.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, ADRIAN FAJRIANSYAH, Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laga Indonesia melawan Kamboja pada laga penyisihan Grup A Piala AFF Mitsubishi Electric 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (23/12/2022), menjadi kesempatan pihak kepolisian untuk menguji coba penerapan regulasi baru dalam pengamanan pertandingan olahraga. Meski terjadi kericuhan kecil, pihak keamanan mampu meredamnya dengan pendekatan persuasif dan tanpa kekerasan.
Dalam pertandingan yang disaksikan langsung di stadion oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana itu, Indonesia mengalahkan Kamboja, 2-1. Gol skuad Garuda dicetak penyerang Egy Maulana Vikri dan pemain sayap Witan Sulaeman. Adapun gol Kamboja dicetak Sareth Krya.
Uji coba itu pun berjalan cukup lancar dan memuaskan seiring terciptanya kondusivitas hingga akhir laga. Keributan kecil terjadi di sektor 19, tempat Ultras Garuda menonton. Di awal babak kedua, suporter Ultras Garuda menyanyikan yel-yel yang menuntut polisi dan pemerintah mengusut tuntas insiden Kanjuruhan.
Beberapa anggota Ultas Garuda terlihat menuruni tribune dan dihentikan petugas keamanan. Pemandangan itu membuat kebisingan di dalam stadion semakin memuncak. Suara teriakan dan tepuk tangan bersahutan. Tidak ada satu pun polisi atau tentara berseragam yang terlibat dalam pengamanan.
Pengawasan terhadap penonton diserahkan kepada petugas pengamanan khusus dari kalangan sipil (steward). Mereka tidak bersenjata dan mengenakan seragam berupa kaus merah muda.
Sepanjang pertandingan, para petugas steward itu membelakangi lapangan sembari terus berdiri dan menatap ke arah tribune. Mereka ditempatkan melingkar di sepanjang garis pinggir tribune.
Saat terjadi kericuhan kecil, petugas steward hanya mengawasi penonton dan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan yang bisa menimbulkan gesekan lebih lanjut. Mereka menggiring suporter yang turun untuk diajak bicara. Setelah negosiasi berlangsung, kericuhan segera mereda.
Piala AFF menjadi momentum bagi pihak kepolisian untuk menguji penerapan Peraturan Kepolisian Negara (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga. Perpol itu terbit setelah insiden Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema.
Melalui perpol tersebut, kepolisian tidak lagi bertugas melakukan pengamanan di dalam stadion, tetapi hanya kawasan luar. Pada laga Indonesia menghadapi Kamboja, kepolisian hanya berjaga di kawasan luar Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di dalam tentunya hanya ada petugas steward, polisi di luar. Polisi bisa masuk apabila ada permintaan dari penyelenggara, inspektur keamanan.
”Di dalam tentunya hanya ada petugas steward, polisi di luar. Polisi bisa masuk apabila ada permintaan dari penyelenggara, inspektur keamanan,” kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers jelang laga Indonesia melawan Kamboja.
Prosedur pengamanan seperti ini bisa terus diterapkan di liga sepak bola nasional. Jadi, tidak berhenti hanya di Piala AFF. Tentunya kepolisian perlu terus mengimprovisasi prosedur pengamanan agar bisa menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga yang menyaksikan pertandingan olahraga.
Penerapan prosedur standar operasi (SOP) yang ketat dan konsisten adalah kunci pengamanan ajang-ajang olahraga di Indonesia. Saat laga Indonesia melawan Kamboja, pemeriksaan penonton dibagi menjadi dua lapis. Tiba dari luar area stadion, suporter memperlihatkan tiket untuk dipindai.
Setelah itu barang bawaan mereka digeledah. Sesampai di halaman stadion, suporter yang hendak memasuki tribune diperiksa sekali lagi. Petugas keamanan tidak mengizinkan suporter membawa benda-benda berbahaya seperti korek api, pisau, dan petasan.
Pelaksanaan pengamanan memang masih perlu terus ditingkatkan. Dari uji coba ini masih ditemukan sejumlah botol minuman yang lolos dari pemeriksaan. Selain dari sisi petugas, ketertiban suporter juga sangat dibutuhkan untuk menjamin pertandingan olahraga bisa berjalan lancar.
Setelah insiden Kanjuruhan, pertandingan sepak bola di Indonesia terhenti selama dua bulan. Kini, liga sepak bola nasional mulai bergulir kembali tetapi dengan tanpa suporter. Maka dari itu, pencinta sepak bola Indonesia sangat menanti kesempatan untuk menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion.
Keputusan Polri yang menerbitkan izin keramaian untuk laga Indonesia melawan Kamboja disambut antusias suporter. Mereka berduyun-duyun mendatangi Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk menyaksikan timnas Garuda berlaga. Dari data panitia pelaksana, jumlah penonton yang hadir mencapai 25.322 orang dari kapasitas 77.193 tempat duduk.
Walau masih banyak kursi stadion yang tidak terisi, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong berterima kasih terhadap dukungan yang diberikan suporter. Shin pun meminta maaf karena merasa belum bisa memberikan laga yang menghibur.
”Sampai Presiden juga menonton kami. Terima kasih atas dukungan pendukung Indonesia,” kata Shin.