Ketahanan Fisik Jadi Syarat Mutlak di Seleknas Taekwondo
Sebanyak 83 atlet yang mengikuti seleksi nasional pelatnas taekwondo untuk SEA Games Kamboja 2023 harus memiliki ketahanan fisik yang baik. Hal itu dinilai menjadi kekurangan pada SEA Games Vietnam 2021.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
NASRUN KATINGKA
Sejumlah atlet peserta seleksi nasional pemusatan latihan nasional taekwondo mengikuti “coaching clinic” di Gedung Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Rabu (21/12/2022). Kegiatan ini dilakukan pada hari ketiga yang diikuti atlet yang belum lolos seleksi serta para pelatih daerah.
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 83 taekwondoin putra dan putri mengikuti seleksi nasional pelatnas taekwondo yang disiapkan untuk SEA Games Kamboja 2023, di Gedung Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 19-22 Desember 2022. Mereka adalah hasil saringan dari atlet pelatnas senior, hasil audisi, dan pemantauan atelt pada kejuaraan nasional dan daerah.
Ketahanan fisik menjadi syarat mutlak agar atlet bisa lolos ke pelatnas pada nomor kyorugi atau pertarungan. “Pada SEA Games terakhir, ketahanan fisik atlet kyorugi kita menjadi sorotan, maka kini hal itu menjadi syarat penting agar mereka bisa lanjut ke tahap seleksi selanjutnya,” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Fahmy Fachrezzy, Rabu (21/12/2022).
Pada seleknas hari pertama, atlet menjalani latihan fisik dengan metode pengukuran jantung beep test, yakniberlari menempuh jarak 20 meter secara bolak-balik. Setiap satu level dicapai dengan berlari bolak-balik sebanyak 10 kali, dan para atlet harus mencapai standar dari tim pelatih yakni berlari hingga level 14 untuk putra, dan level 12 untuk putri.
“Kebanyakan hasilnya mencapai target, namun ada juga beberapa yang masih di bawah standar kami. Mereka yang tidak mencapai standar tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria pelatnas. Akan tetapi, mereka tetap mengikuti rangkaian seleksi hari kedua,” ujar Fahmy yang merupakan pengajar di Fakultas Ilmu Olahraga UNJ.
PENGURUS BESAR TAEKWONDO INDONESIA
Sesi tes keterampilan nomor kyorugi atau pertarungan pada hari kedua seleksi nasional untuk pemusatan latihan taekwondo SEA Games Kamboja 2023 di Gelanggang Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Adapun pada hari kedua, atlet mengikuti tes keterampilan dengan melakukan uji tanding. Menurut Fahmi, peserta seleksi yang dianggap memiliki ketahanan fisik di bawah standar tetap diikutkan pada sesi kedua sebagai bentuk pembinaan jangka panjang. Apalagi, banyak atlet yang berasal dari daerah, sehingga mereka mendapat kesempatan berlatih dan bertanding dengan pelatih dan atlet nasional.
Menurut Fahmy, kondisi fisik semakin penting karena setelah meloloskan 12 atlet untuk pelatnas tahap akhir pada Januari 2023, maka waktu persiapan semakin sempit. Tim kepelatihan dan PBTI tidak mau ambil resiko memilih atlet dengan kondisi fisik kurang bagus saat pelatnas telah berlangsung.
“Meskipun kami cukup puas dengan kondisi fisik para atlet, tetapi hal-hal seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, dan mental perlu ditingkatkan,” ujar Fahmy.
Kebanyakan hasilnya mencapai target, namun ada juga beberapa yang masih di bawah standar kami. Mereka yang tidak mencapai standar tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria pelatnas.
Fahmy menyebutkan, akan ada 12 tempat sesuai jumlah kelas yang akan diperebutkan, terdiri atas enam atlet putra dan enam putri. Pada kelas putra, berturut-turut kelas di bawah 54 kilogram, -58 kg, -63 kg, -68 kg, -74 kg, dan -87 kg. Adapun kelas kategori putri adalah -46 kg, -53 kg, -57 kg, -62 kg, -67 kg, dan -73 kg.
Setelah dua hari seleksi, dari 83 atlet telah terpilih 24 atlet yang menjalani laga penentu pada hari terakhir seleksi untuk memilih 12 atlet pelatnas SEA Games 2023. Sebelum dikerucutkan menjadi 24 atlet, tim pelatih memilih 50 atlet potensial sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi bagi atlet meningkatkan kemampuan, untuk mengikuti seleksi nasional dalam kesempatan berbeda.
“Pada hari ketiga, atlet yang belum beruntung lolos, bersama dengan tim pelatih daerah akan mengikuti coaching clinic bersama atlet dan tim pelatih Indonesia sebagai bentuk transfer ilmu dan pembinaan menyeluruh,” kata Fahmy.
NASRUN KATINGKA
Dua taekwondoin pelatnas, M Basam Raihan (21) dan Ni Kadek Heni Prikasih (21) saat mengikuti “coaching clinic” di Gedung Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Rabu (21/12/2022). Keduanya telah bergabung sejak 2019, dan kembali mengikuti seleksi nasional 2022.
Dua taekwondoin pelatnas, M Bassam Raihan (21) dan Ni Kadek Heni Prikasih (21) mengungkapkan, daya tahan fisik memang menjadi faktor penting dalam nomor pertarungan. Menurut Bassam, peraih medali emas kelas -63 kg di SEA Games 2021 Vietnam, atlet nasional harus sering bertanding dengan atlet negara lain untuk mengukur daya tahan fisik.
Atlet baru saja meraih perunggu di Kejuaraan Taekwondo Grand Prix di Perancis, November 2022 itu menyebutkan, daya tahan menjadi salah satu senjata terpenting lawan-lawan di level internasional. “Harus diakui, fisik terkadang masih menjadi kendala kita ketika bertarung di kejuaraan internasional,” ujar atlet asal DKI Jakarta ini.
Sementara itu, Heni yang merupakan peraih perunggu kelas -46 kg pada SEA Games Vietnam 2021 optimistis bisa kembali mempertahankan posisinya di pelatnas. Ia juga mengaku akan semakin termotivasi meningkatkan kemampuan, apalagi dengan standar PBTI yang tidak lagi hanya perpatokan pada pengalaman atlet. Menurut dia, berbagai latihan, termasuk uji ketahanan fisik yang telah dijalani selama bergabung di pelatnas, menjadi modal penting.
Atlet hasil audisi juga merasa kondisi fisik perlu menjadi syarat mutlak dalam pemilihan atlet. Aditya Pratama (18), atlet hasil audisi asal Aceh, mengungkapkan, standar fisik tinggi yang ditetapkan dia semakin giat berlatih. "Semuanya bisa teratasi berkat latihan selama dua bulan di pelatnas tahap awal setelah lolos audisi. Saya akan terus meningkatkan fisik sekaligus mengikuti program menaikkan berat bedan pada kondisi ideal,” kata Aditya.
Di sisi lain, Aditya juga berharap, kondisi mental juga perlu menjadi perhatian. Menurut dia, sejumlah atlet yang berasal dari daerah yang melalui penyaringan kejurnas dan audisi masih minim uji tanding dengan lawan internasional.