Qatar membangun kota masa depan di Lusail. Mulai dari pusat bisnis, perkantoran, hingga fasilitas olahraga termutakhir tersedia di kota kedua terbesar di negera kaya minyak dan gas itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Kota Lusail tentu akan selalu diingat sebagai tempat bersejarah bagi Lionel Messi. Di kota yang berjarak sekitar 25 kilometer arah utara dari pusat ibu kota Qatar, Doha, Piala Dunia 2022 menutup buku dengan menjadi saksi Messi dan Argentina mengangkat trofi kampiun.
Selain kesan bersejarah yang dihasilkan selama perhelatan Piala Dunia 2022, Qatar membangun Lusail sebagai etalase mereka menatap masa depan. Tak heran jika Lusail disebut kota masa depan ( city of future).
Dalam dua dekade terakhir, Lusail berubah wujud dari kota penunjang kebutuhan perumahan bagi warga Qatar menjadi kota dengan pertumbuhan terbesar kedua di Qatar setelah Doha. Perubahan Lusail dimulai dengan terbitnya resolusi oleh Pemerintah Qatar pada 2002. Isi resolusi itu menjadikan Lusail kota pertama di Qatar yang mengizinkan kepemilikan properti oleh warga negara asing.
Tiga tahun berselang, proyek infrastruktur besar-besaran Lusail mendapat restu dari Pemerintah Qatar. Sejak saat itu, Lusail mulai ditata untuk menjadi kota masa depan bagi Qatar.
Hingga kini, setidaknya ada 19 distrik di Lusail yang telah terbentuk sesuai dengan rencana master pembangunan kota. Sejumlah distrik itu di antaranya, Distrik Marina, Komersial Boulevard, Distrik Stadion, Energy City 1, Energy City 2, dan Fox Hills.
Distrik Marina, misalnya, menghadirkan panorama gedung-gedung tinggi yang khas dengan berlatar Teluk Persia. Ketika berjalan-jalan di kawasan Lusail Marina Walk, Sabtu (17/11/2022) lalu, Kompas seperti merasakan suasana di kawasan Marina Bay, Singapura.
Lusail Marina Walk merupakan kawasan khusus pejalan kaki yang dilengkapi sejumlah pohon palem tinggi "berbaris" di sisi tengah kawasan itu. Jika di Marina Bay, Singapura, ada menara Marina Bay Sands, di Lusail, Qatar, memiliki Menara Katara yang berbentuk tanduk melengkung.
Serupa dengan Menara Marina Bay Sands yang juga hotel mewah, Menara Katara adalah hotel bintang enam pertama yang dibuka di Qatar.
Saya suka di sini karena panorama gedung dengan lampu-lampu sorot serta suasana di sisi laut sangat indah di malam hari. Anak-anak juga bebas berlarian dan bermain di sini karena fasilitas jalan kaki yang luas.
Kemudian, di kawasan Distrik Marina Lusail juga terdapat bangunan bernama Esplanade seperti di Singapura. Kedua bangunan itu berbentuk kubah yang ikonik. Apabila Esplanade Singapura merupakan tempat pameran seni dan acara ekshibisi lainnya, Esplanade Qatar adalah stasiun Trem Lusail.
Salah satu gedung unik lain yang berada di Marina Lusail adalah Menara Kembar Marina yang merupakan pusat perkantoran. Menara itu berbentuk seperti gedung melengkung yang tidak presisi. Gedung itu seperti bangun dari tumpukan tujuh kotak yang berwarna-warni.
"Saya suka di sini karena panorama gedung dengan lampu-lampu sorot serta suasana di sisi laut sangat indah di malam hari. Anak-anak juga bebas berlarian dan bermain di sini karena fasilitas jalan kaki yang luas," ucap Mohammed yang menikmati malam bersama dua anaknya, November lalu.
Pusat olahraga
Selain dikenal sebagai kawasan perkantoran, bisnis, dan hotel, Lusail juga dikenal berkat berbagai fasilitas olahraga kelas dunia. Stadion Lusail menjadi tempat partai puncak sekaligus penutupan Piala Dunia 2022.
Kemudian, Lusail juga menjadi tempat Qatar menyelenggarakan dua balapan bergengsi di dunia, yaitu Formula 1 dan Moto GP. Lokasi balapan itu berada di Sirkuit Internasional Losail.
Lusail memiliki pula gedung olahraga dalam ruangan bernama Lusa Sports Arena. Gedung ini berbentuk seperti ular yang tengah melingkar.
Untuk pusat tempat nongkrong, Lusail memiliki kawasan Boulevard. Gedung-gedung berbentuk kotak dengan diterangi lampu berwarna kuning keemasan menambah khidmat untuk menikmati makan malam di sejumlah restoran yang berada di lantai dasar gedung itu.
Gerai makanan siap saji hingga restoran mewah dengan menu makanan Timur Tengah bisa menjadi pilihan pengunjung. Seusai laga final Piala Dunia, Minggu (18/12) malam, kawasan itu dipenuhi orang.
Mereka menunggu bus parade yang membawa skuad Argentina setelah memastikan diri merengkuh status juara dunia. Selama Piala Dunia berlangsung, kawasan Boulevard itu menjadi wilayah bebas kendaraan.
Pendiri Qatar
Wilayah Lusail memiliki andil dalam sejarah panjang Qatar. Lusail mulai dikenal sejak bapak pendiri Qatar, Jassim bin Mohammed al-Thani, membangun kediaman pada 1903.
Ia menamai wilayah itu Lusail yang didasari nama tanaman semak asli daerah itu, yakni al-wassail. Menurut laman resmi kota Lusail, Jassim membentuk pusat pemerintahan awal Qatar di dekade awal abad ke-20 atau pada 1900-an di wilayah itu.
Di Lusail, Jassim membuka kawasan itu untuk menjadi rumah bersama suku-suku asli Qatar dan suku nomaden yang menjadi perintis terbentuknya komunitas masyarakat Qatar. Jassim sendiri berasal dari Bahrain.
Setelah Jassim wafat di Lusail, 1913, wilayah itu mulai ditinggalkan oleh penerusnya yang memegang estafet pemimpin ( emir) Qatar. Pusat pemerintahan berpindah ke Doha. Kini, jejak pemerintahan kuno itu sudah tidak ada di Lusail.
Meski punya jejak sejarah panjang, Lusail ibarat memiliki magnet yang membawa pengunjungnya bisa membayangkan wajah Qatar yang modern di masa depan.