Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 menciptakan kesan positif yang memberikan dampak besar sepak bola bagi kehidupan sosial. Selanjutnya, FIFA mematok target ambisius untuk Piala Dunia 2026.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Presiden FIFA Gianni Infantino memberikan keterangan saat bertemu dengan para jurnalis, sehari menjelang pelaksaan Piala Dunia 2022 di Qatar, Sabtu (19/11/2022). Infantino mengatakan Qatar telah siap menggelar Piala Dunia yang akan berlangsung 20 November-18 Desember 2022.
DOHA, KOMPAS – Presiden FIFA Gianni Infantino menganggap Qatar telah berhasil mengubah citra dunia, terutama dari sudut pandang fans sepak bola, terhadap Jazirah Arab. Pelaksanaan Piala Dunia 2022 menjadi contoh, sepak bola bisa memberikan pengaruh signifikan bagi aspek kehidupan sosial di luar olahraga.
Dalam agenda pidato penutupan Piala Dunia 2022, Jumat (16/12/2022) di Doha, Qatar, Infantino menuturkan, pesta sepak bola terakbar edisi ke-22 itu telah menghadirkan banyak drama yang belum pernah tersaji sebelumnya. Untuk pertama kalinya, semua perwakilan benua, yaitu Asia, Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia, hadir di babak 16 besar.
Selain itu, ia juga menyebut prestasi mengagumkan Maroko yang menjadi duta Afrika pertama menembus semifinal. Perjalanan Maroko, katanya, bukan kebetulan. Itu buah proses nyata berinvestasi besar dalam pengembangan sepak bola, mulai dari pembangunan fasilitas, perbaikan sistem kompetisi, dan pembinaan usia dini.
Di luar aspek sepak bola, Infantino menuturkan, jutaan suporter sepak bola dari berbagai belahan dunia menjadi saksi kesan negatif tentang Qatar sebelum Piala Dunia berlangsung adalah fiktif. Kesan itu tercipta, lanjut Infantino, berkat persiapan Qatar menyambut semua pecinta sepak bola dengan tangan terbuka.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Presiden FIFA Gianni Infantino (depan/tengah) menonton pertandingan antara Ekuador dan Senegal di fase Grup A Piala Dunia 2022 di Stadion Khalifa, Qatar, Selasa (29/11/2022).
“Piala Dunia ini menghadirkan sikap saling memahami (mutual understanding) dari fans internasional tentang Qatar yang menjadi representasi dunia Arab dan Timur Tengah. Mereka mengalami segala hal yang mereka dengar tentang sisi negatif Qatar tidak benar, sehingga ini memberikan pengalaman berharga bagi mereka ketika pulang ke negaranya. Bagi saya, itu adalah legasi Qatar dari sisi di luar sepak bola,” ucap Infantino.
Selain itu, keberhasilan Qatar menyelenggarakan Piala Dunia juga menebalkan niat FIFA memberikan negara-negara baru menjadi tuan rumah turnamen FIFA. Ia menyebut, Indonesia dan Peru akan menjadi tuan rumah turnamen junior putra pada 2023. Sedangkan India dan Kosta Rika mendapat kesempatan melaksanakan turnamen junior putri di tahun ini.
“Kami ingin menyelenggarakan turnamen di negara-negara baru. Asia Tenggara, misalnya, terdiri dari 10 negara yang diisi lebih dari 200 juta penduduk punya semangat besar dengan sepak bola. Sayangnya, mereka tidak memiliki kesempatan menyaksikan nama-nama dan tim-tim besar lebih dekat. Itu peluang untuk membuat sepak bola lebih global guna menghadirkan kebahagiaan dan kesan positif,” katanya.
Piala Dunia ini menghadirkan sikap saling memahami ( mutual understanding) dari fans internasional tentang Qatar yang menjadi representasi dunia Arab dan Timur Tengah.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Kemeriahan acara penutupan Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Stadion Lusail, Qatar, menjelang partai final Piala Dunia 2022 antara Argentina melawan Perancis, Minggu (18/12/2022).
Ambisi Amerika Utara
Selain itu, Infantino juga menargetkan sejumlah ambisi besar untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di tiga negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Piala Dunia itu bakal menjadi edisi perdana dengan 48 peserta atau meningkat 16 tim dibandingkan periode 1998-2022.
Dengan peningkatan jumlah kontestan itu, FIFA mematok target Piala Dunia edisi ke-23 itu bisa menghadirkan rekor baru dalam jumlah penonton yang menyaksikan laga di stadion. Menurut Infantino, hal itu berpeluang besar karena tiga negara itu memiliki stadion-stadion besar yang bisa menampung setidaknya 60.000 penonton.
“Kami berharap bisa mencapai lima juta penonton di 2026. Kami juga ingin membuat sepak bola sebagai olahraga nomor satu di Amerika Utara,” ujar Infantino.
Kemeriahan acara penutupan Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Stadion Lusail, Qatar, menjelang partai final Piala Dunia 2022 antara Argentina melawan Perancis, Minggu (18/12/2022).
Ambisi itu cukup beralasan. Piala Dunia AS 1994 masih bertahan sebagai edisi yang paling banyak menyedot penonton. Jumlah sekitar 3,5 juta fans yang hadir di stadion dan belum bisa dipecahkan hingga Qatar 2022. Hingga laga ke-62 atau semifinal di Qatar, jumlah akumulasi penonton mencapai 3,27 juta orang.
Akan tetapi, format turnamen Piala Dunia dengan 48 peserta masih dikaji. Alternatif pertama terdiri dari 12 grup yang berisi masing-masing empat tim. Sedangkan pilihan kedua dengan 16 grup yang hanya melibatkan tiga tim di setiap grup.