Mantra Juara Deschamps Mengubah Wajah Perancis
Tidak ada pria Perancis yang punya mantra kemenangan lebih sakti daripada Deschamps. Kesaktian itu berhasil merusak kisah dongeng Maroko.

Pelatih Kepala Tim Nasional Perancis Didier Deschamps
AL KHOR, KAMIS — Bagi pelatih tim juara bertahan Perancis Didier Deschamps, tidak ada yang lebih tinggi daripada kemenangan. Mantra itu selalu dijaganya. Tidak heran jika Perancis rela mengorbankan wajah elok mereka pada dua laga terakhir, termasuk saat mengandaskan Maroko di semifinal.
”Si Biru” tidak tampil hebat, tetapi juga tidak membuat kesalahan fatal. Mereka bermain efektif dengan memanfaatkan kesalahan kecil lawan, lalu menang atas Maroko 2-0 di Stadion Al Bayt, Kota Al Khor, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
Permainan sederhana dari skuad mewah itu cukup untuk mengantar Perancis kembali ke partai puncak dua kali beruntun. ”Laga tadi sama sekali tidak mudah, tetapi kami berhasil menunjukkan kualitas, pengalaman, dan spirit tim,” kata Deschamps.
Wajah Perancis berubah mendadak di perempat final, melawan Inggris, dan di semifinal. Tidak terlihat lagi pemainan dominan dan sangat ofensif dari formasi 4-2-3-1 untuk memaksimalkan bakat penyerang megabintang Kylian Mbappe, seperti yang ditampilkan sejak fase grup hingga awal fase gugur.
Perancis sangat berhati-hati. Setelah unggul pada menit ke-5 atas Maroko lewat gol bek sayap Theo Hernadez, mereka pasif menunggu serangan dengan blok medium. Pemain berbakat di lini serang, Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele, bahkan harus ikut bertahan dengan blok rendah seusai turun minum.
Baca juga : Ketenangan Perancis Menjinakkan Keganasan ”Singa Atlas” Maroko

Gelandang Maroko Sofyan Amrabat berebut bola dengan penyerang Perancis Kylian Mbappe dalam pertandingan semifinal Piala Dunia Qatar antara Perancis dan Maroko, di Stadion Al Bayt, Al Khor, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
”Si Biru” kalah telak dalam penguasaan bola, 39 persen. Mereka bagai kapal yang berlayar di kepungan badai nyaris sepanjang laga. Maroko terus mendominasi lini tengah dan mengeksploitasi sisi kiri mereka. Sebagai tim juara bertahan yang unggul jauh kualitas pemain, pengalaman itu seharusnya tidak perlu dirasakan.
Namun, seperti kata Deschamps, semuanya adalah tentang kemenangan. Tim besar tidak harus selalu bermain indah, memegang bola lebih banyak. Percuma tampil elok jika menangis di akhir laga. Dia pun menyesuaikan strategi tergantung kelebihan tim lawan.
Deschamps belajar banyak dari kejatuhan Spanyol dan Portugal. Kedua tim raksasa itu terjebak dalam perangkap Maroko. Mereka ingin menguasai bola sebanyak mungkin sehingga menekan agresif lawan dengan blok tinggi. Hasilnya, mereka dihukum serangan balik Hakim Ziyech dan rekan-rekan yang amat terorganisasi.
Maroko terkejut karena strategi pasif Perancis. Mereka untuk pertama kali menang penguasaan bola di Qatar, setelah hanya menguasai bola di bawah 30 persen ketika bertemu Spanyol dan Portugal. Namun, gawang kiper Yassine Bounou yang tidak pernah dibobol pemain lawan dalam lima laga justru kemasukan dua gol sekaligus.

Warga menonton siaran langsung pertandingan semifinal Piala Dunia 2022 antara Perancis dan Maroko yang diselenggarakan di FIFA Fan Festival di Corniche, Qatar, Rabu (14/12/2022).
Menurut mantan kapten timnas Inggris Rio Ferdinand, Perancis punya keistimewaan dalam kualitas pemain. Mereka punya lini serang tajam yang bisa membuat unggul dalam sekejap dan lini belakang kokoh untuk menjaga keunggulan. ”Mereka tidak butuh bermain bagus untuk menang,” ujarnya.
Wajah pragmatis sebenarnya sudah menjadi ciri khas Perancis sejak di Piala Dunia Rusia 2018. Mereka mengandalkan serangan balik dengan formasi 4-4-2. Ketika itu, para pemain diajarkan untuk menderita bersama sampai mendapat kesempatan dalam transisi serangan balik.
Di skuad ”Si Biru” saat ini dengan banyaknya pemain cedera, hanya ada 9 pemain sama yang juga tampil di Rusia. Meskipun begitu, nama-nama itu merupakan sosok vital di lini serang dan bertahan. Mbappe, Griezmann, dan Olivier Giroud di depan serta Raphael Varane dan Hugo Lloris di belakang.

Pemain timnas Perancis mengikuti sesi latihan di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022). Perancis akan menghadapi Australia pada pertandingan Grup D Piala Dunia Qatar 2022.
Bek Perancis Jules Kounde berkata, para pemain harus melupakan gaya di klub masing-masing. Mayoritas pemain berasal dari klub besar yang bergaya main dominan. Mereka ditanamkan untuk unggul jumlah gol, bukan penguasaan bola atau hanya jumlah tendangan.
”Kuncinya kami harus siap untuk menderita. Mereka (para veteran) menurunkan resep itu,” ujarnya kepada BBC.
Insting juara dan kekuatan mental itu yang membawa Perancis terhindar dari badai serangan Maroko. Hingga akhirnya, mereka disambut langit cerah pada menit ke-79 setelah gol kedua dari pemain pengganti Randal Kolo Muani. Gol dari skema serangan balik tersebut menyudahi perlawanan ”Singa Atlas”.
Deschamps, sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik pada zamannya, paham betul cara untuk menang. Tidak ada pria Perancis lain yang lebih akrab dengan kemenangan dibandingkan dirinya. Terbukti, Perancis sudah empat kali lolos ke final Piala Dunia. Deschamps tiga kali berada di dalamnya, sekali sebagai kapten tim (1998) dan dua kali sebagai pelatih (2018 dan 2022).
Perjudian Regragui

Pelatih Qatar Walid Regragui memberikan arahan kepada para pemainnya saat laga melawan Portugal di Stadion Al Thumama di Doha, 10 Desember 2022.
Pelatih Maroko Walid Regragui datang dengan segudang rencana untuk menghadang Mbappe dan rekan-rekan. Namun, seperti kata petinju legendaris Mike Tyson, ”Semua orang punya rencana, sampai terkena tinju di wajahnya.”
Regragui menampilkan formasi lima bek, 5-4-1, untuk pertama kali sepanjang turnamen. Dia mengkhianati formasi 4-3-3 atau 4-5-1 yang menjadikan mereka sebagai semifinalis Piala Dunia pertama asal benua Afrika. Perubahan dilakukan demi mengantisipasi sayap Perancis, terutama Mbappe.
Namun, malapetaka justru datang sebelum pertandingan genap lima menit. Pertahanan ”Singa Atlas” tampak belum biasa bermain dengan formasi itu sehingga membuat kesalahan antisipasi terhadap pergerakan Griezmann. Hingga akhirnya berujung gol pertama Perancis.
Ciri khas Maroko tidak keluar. Dengan formasi empat bek, pertahanan mereka biasanya sangat intens dan padat dalam skema blok medium. Ketika memainkan formasi lima bek, ada lubang di lini tengah akibat salah satu posisi gelandang diubah menjadi bek.

Lubang tersebut menjadi penyebab terciptanya gol pertama. Varane bisa dengan tenang memegang bola hingga lewat garis tengah lapangan Maroko. Lalu, dia memberi umpan kepada Griezmann. Varane hampir tidak mungkin bisa bebas seperti itu jika Maroko memainkan formasi aslinya.
Maroko kembali ke formasi empat bek pada menit ke-21 setelah kapten Roman Saiss tidak bisa melanjutkan laga akibat cedera paha. Saiss digantikan gelandang Selim Amallah. Maroko bertahan dan menyerang lebih baik setelah itu.
Namun, perubahan sudah terlambat. Maroko seperti harus mendaki gunung karena ketinggalan dari tim lawan yang tidak pernah kalah di Piala Dunia setelah unggul pada turun minum (25 menang, 1 seri). Adapun mereka baru pertama kali merasakan tertinggal gol lebih dulu sepanjang turnamen ini.
”Awalnya saya pikir bermain dengan lima bek adalah cara terbaik untuk tidak memberikan ruang ke Perancis. Kami juga punya bek sayap yang bagus untuk memaksa Mbappe dan Dembele bertahan. Namun, kami ternyata bermain lebih baik setelah kembali ke formasi empat bek. Meskipun begitu, saya sama sekali tidak menyesal,” ucap Regragui.

Pelatih Maroko Walid Regragui memimpin latihan pemain di Stadion Al Duhail SC, Doha, Senin (5/12/2022). Maroko akan melawan Spanyol dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia Qatar, Selasa (6/12/2022).
Regragui selalu berkata, butuh keberanian lebih untuk mendapatkan sesuatu yang besar. Dia hanya mempraktikkan prinsip itu. Hasilnya tidak ada yang pernah tahu, bisa gagal atau sukses. Jika sukses, perubahan strategi tersebut pasti sudah dijuluki sebagai ide brilian.
Regragui tidak terlalu kecewa karena para pemain sudah memberikan segalanya. Mereka sudah melampaui ekspektasi sekaligus menciptakan sejarah untuk tim Afrika. Apalagi, ”Singa Atlas” tampil tidak dalam kondisi fisik terbaik malam itu.
Sang pelatih memutuskan tampil dengan tiga bek yang kurang bugar, yaitu Nayef Aguerd, Roman Saiss, dan Noussair Mazraoui. Namun, mereka tumbang satu per satu. Aguerd diganti sebelum sepak mula, Saiss ditukar sebelum turun minum, sementara Mazraoui tidak bisa melanjutkan bermain di babak kedua.
”Secara fisik kami terlalu banyak memiliki pemain yang hanya berada dalam kondisi 60 persen atau 70 persen. Ditambah lagi Aguerd terkena flu, sementara cedera Saiss dan Mazraoui kambuh. Tetapi kami bisa memberikan perlawanan kepada Perancis. Itu adalah sebuah pencapaian tersendiri,” ujar Regragui.
Di sisi lain, perubahan strategi Maroko memperlihatkan betapa besarnya ketakutan tim lawan terhadap Mbappe. Regragui yang bisa menaklukkan Belgia, Portugal, dan Spanyol saja sampai bereaksi lebih untuk mengubah strategi terbaik mereka.
Perancis akan ditantang Argentina di final. Laga ulangan babak 16 besar Rusia 2018 tersebut juga akan mempertemukan dua pemain terbaik dari beda generasi, yaitu Mbappe dan Lionel Messi. Mbappe sudah mengoleksi 5 gol dan 2 asis, sementara Messi mencatat 5 gol dan 3 asis. (AP/REUTERS)
Baca juga : Data dan Fakta Pertandingan Perancis Versus Maroko