Ketenangan Perancis Menjinakkan Keganasan ”Singa Atlas” Maroko
Tidak ada dongeng klimaks dari Maroko di Qatar. Perancis terlalu dewasa untuk dikejutkan oleh ”Singa Atlas” yang tampil dengan wajah berbeda.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AL KHOR, KAMIS — Perjudian Pelatih Maroko Walid Regragui tampil dengan formasi lima bek dan pemain kurang bugar harus dibayar mahal. Tim juara bertahan Perancis berhasil mencium titik lemah itu. ”Si Biru” hanya perlu kurang dari 5 menit untuk menjinakkan auman ”Singa Atlas”.
Kisah sensasional Maroko berakhir tragis di semifinal, di depan puluhan ribu pendukung mereka. Setelah menumbangkan tim unggulan Spanyol dan Portugal selama fase gugur, Singa Atlas takluk dari Perancis, 0-2, di Stadion Al Bayt, Kota Al Khor, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
Perancis yang tampil tidak terlalu dominan bisa mengakhiri laga dengan senyum lebar karena bermain sangat efektif. Sepasang gol dari bek sayap Theo Hernadez dan pemain pengganti, Randal Kolo Muani, mengantar mereka kembali ke partai puncak untuk dua kali beruntun.
”Bukan hari yang baik bagi kami karena harus kehilangan beberapa pemain penting. Kami juga harus membayar untuk kesalahan kecil karena tidak bermain seperti biasanya sejak awal. Namun, kami telah memberikan segalanya. Itu adalah yang terpenting,” kata Regragui.
Pelatih Maroko Walid Regragui memimpin latihan pemain di Stadion Al Duhail SC, Doha, Senin (5/12/2022).
Sebelum laga dimulai, Regragui memutuskan tampil dengan pemain bertahan yang masih cedera. Mereka adalah kapten Roman Saiss dan Noussair Mazraoui yang tumbang satu per satu. Saiss ditukar pada menit ke-21, sementara Mazraoui tidak bisa melanjutkan laga setelah turun minum.
Pelatih Maroko tidak hanya berjudi memasang pemain cedera. Dia juga memainkan formasi baru, 5-4-1. Padahal, sejak fase grup hingga perempat final, Maroko selalu tampil dengan formasi 4-3-3. Formasi itu membuat mereka sangat sulit ditembus di lini tengah.
Dengan berbagai pertaruhan itu, Perancis menuai hasilnya. Mereka hanya butuh kurang dari 5 menit untuk unggul lebih dulu lewat Hernandez.
AFP/PAUL ELLIS
Suporter Perancis bersorak saat pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia Qatar 2022 antara Inggris dan Perancis di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha, Qatar (10/12/2022).
Gol bermula dari kesalahan antisipasi pertahanan Singa Atlas terhadap pergerakan gelandang serang Antoine Griezmann. Menurut Opta, gol itu menjadi yang tercepat di laga semifinal sejak Piala Dunia 1958.
Akibatnya, rencana awal Maroko berantakan. Mereka tidak pernah tertinggal lebih dulu sejak laga pertama di Qatar. Biasanya, Hakim Ziyech dan rekan-rekan selalu memanfaatkan agresivitas dan urgensi lawan untuk mendapat kans serangan balik. Mereka bukan tim yang senang memegang bola terlalu lama.
Terbukti Maroko tidak pernah unggul penguasaan bola sebelum semifinal. Mereka bahkan hanya mencatat penguasaan bola di bawah 30 persen ketika bertemu Spanyol di 16 besar dan Portugal di delapan besar. Namun, akibat ketinggalan lebih dulu, mereka terpaksa mengambil alih permainan.
Penyerang Perancis Marcus Thuram (kiri) dan penyerang Kylian Mbappe mengikuti sesi latihan di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022).
Singa Atlas tampil lebih berbahaya setelah pergantian Saiss dengan gelandang Selim Amallah. Maroko kembali tampil dengan 4-3-3. Mereka mendapatkan beberapa peluang sebelum turun minum. Salah satunya tendangan salto bek Jawad El Yamiq yang bisa ditepis kiper Hugo Lloris.
Perancis yang tampil tanpa dua pemain utama, bek Dayot Upamecano dan gelandang Adrien Rabiot, tidak mau terpancing. Setelah turun minum, tim asuhan Deschamps justru tampil lebih bertahan. Mereka mengubah sistem pertahanan dari blok medium ke blok rendah.
Maroko menyerang total pada babak kedua dengan mengeksploitasi sisi kiri lawan. Sisi itu diisi Hernandez yang dikenal sebagai sayap bertipe ofensif. Belum lagi, penyerang sayap Kylian Mbappe tidak membantu mundur saat bertahan.
Tiga pemain Maroko sekaligus, yaitu Ziyech, Achraf Hakimi, dan Azzedine Ounahi, menjajah sisi tersebut. Mereka berkali-kali bisa membongkar pertahanan lawan dari sayap. Namun, umpan silang mereka selalu bisa dihentikan duet bek Perancis, Raphael Varane dan Ibrahima Konate.
AFP/FADEL SENNA
Pemain Maroko Achraf Hakimi and Hakim Ziyech merayakan kemenangan atas Kanada di laga penyisihan Piala Dunia 2022 di Stadion Al-Thumama, Doha, Qatar, 1 Desember 2022.
Hingga akhirnya, jam terbang Deschams berbicara. Sosok yang pernah juara dunia bersama Perancis sebagai pemain dan pelatih itu mengubah pendekatan saat bertahan. Penyerang tengah Olivier Giroud digantikan Marcus Thuram. Mbappe mengisi posisi Giroud, lalu Thuram bermain di sayap.
Sejak itu, transisi permainan mereka menjadi sangat cair. Perancis bermain dengan formasi 4-2-3-1. Namun, mereka menampilkan 4-4-2 ketika bertahan dengan Giroud dan Mbappe yang berduet di lini terdepan. Formasi bertahan itu berubah menjadi 4-5-1 sejak Thuram masuk pada menit ke-65.
Lubang di sisi kiri pun bisa ditambal Thuram. Para pemain Maroko pun kehilangan pola andalan mereka. Hingga akhirnya, Muani masuk menggantikan sayap kanan Ousmane Dembele pada menit ke-79. Dia langsung mencetak gol pada sentuhan pertama lewat skema serangan balik.
Hingga akhir laga, Maroko unggul 56,1 persen penguasaan bola atas Perancis yang dihuni gelandang kelas dunia. Namun, hasilnya justru tidak efektif. Sama-sama menghasilkan tiga tendangan akurat, Perancis bisa menyudahi laga dengan dua gol tanpa balas.
Lewat hasil itu, ”Si Biru” hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menjadi tim pertama yang mempertahankan gelar juara dunia setelah Brasil pada 60 tahun lalu. Mereka akan ditantang Argentina di final. ”Ada emosi, ada kebanggaan. Kami telah bersama dengan para pemain selama sebulan, tidak pernah mudah, tetapi sejauh ini hanya ada kebahagiaan,” kata Deschamps.
Sebelum juara kembali di tangan, Perancis telah berhasil menjadi negara pertama yang kembali ke final untuk pertama kali sejak Brasil pada 2002. Negara Eropa terakhir yang bisa mencapai final dalam dua edisi beruntun adalah Jerman pada 1990. Menariknya lagi, Perancis telah empat kali mencapai final dalam 24 tahun terakhir.
Meski kalah, Maroko sudah menciptakan sejarah sebagai negara Afrika pertama yang tampil di semifinal. Mereka bisa menulis sejarah baru jika menang dalam perebutan tempat ketiga versus Kroasia. Seperti kata Regragui, pencapaian mereka di Qatar akan tetap menjadi kisah terindah publik Maroko. (AP/REUTERS)