Selama empat hari penyelenggaraan IOAC 2022, sejumlah perenang andalan masih gagal memperbarui catatan waktu terbaik. Evaluasi perlu dilakukan menjelang SEA Games Kamboja pada Mei 2023.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perenang Indonesia tampil dengan ambisi perbaikan catatan waktu pribadi di Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka atau IOAC 2022 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, 12-19 Desember 2022. Hingga hari terakhir cabang olahraga renang, Kamis (15/12/2022), sejumlah perenang andalan masih gagal memperbarui catatan waktu terbaik. Evaluasi disiapkan menjelang SEA Games Kamboja pada Mei 2023.
Perenang pemusatan latihan nasional (pelatnas) Indonesia, Nicholas Karel Subagyo (19), memperbaiki empat capaian waktu terbaik dari sembilan nomor yang diikuti. Nicholas gagal memperbarui catatan waktu pribadi pada empat nomor gaya bebas, yakni 50 meter, 400 meter, 800 meter, dan 1.500 meter, serta satu nomor gaya punggung, yakni 200 meter.
Pada nomor 1.500 meter, Nicholas gagal memperbarui capaian waktu terbaiknya yang dibuat di Kejuaraan Renang Major Games Qualifier Singapura, November 2022, dengan catatan waktu 15 menit 55,97 detik. Pada IOAC 2022, Nicholas hanya mencatatkan waktu 16 menit 10,77 detik.
”Meskipun banyak yang belum diperbarui (capaian waktu terbaik), saya sudah cukup puas, apalagi dengan persiapan yang belum 100 persen,” kata Nicholas.
Perenang andalan Indonesia pada nomor gaya punggung, Masniari Wolf (17), juga belum menunjukkan perbaikan catatan waktu pribadi. Masniari belum berhasil memperbarui catatan waktu pada dua nomor punggung andalannya, yakni nomor 50 meter dan 100 meter. Pada nomor 50 meter, Masniari hanya mampu mencatatkan 29,85 detik, masih belum memecahkan rekor nasional, 29,21 detik, yang dibuatnya pada SEA Games 2021 Vietnam.
Adapun pada nomor 100 meter, Masniari mencatatkan waktu 1 menit 4,52 detik, hanya 0,01 detik lebih lambat dari catatan waktu terbaiknya yang juga merupakan capaian waktu terbaik di Kelompok Umur 1 (16-18 tahun) Nasional.
Pelatih pelatnas renang Indonesia, Michael Piper, mengungkapkan, kegagalan sejumlah atlet memperbarui catatan waktu terbaik pribadi merupakan hal yang wajar. Apalagi dengan program yang belum berjalan 100 persen, timnya hanya menjadikan IOAC 2022 sebagai uji coba awal.
”Evaluasi juga akan dilakukan seperti pada kebugaran dan daya tahan atlet. Kami telah menyiapkan evaluasinya dalam program yang akan dimulai Januari 2023,” kata Piper.
Sementara itu, sejumlah atlet yang berada di luar pelatnas terus berlatih di klub masing-masing. Misalnya, Flairene Candrea Wonomiharjo (17) yang membela klub Millennium Jakarta juga gagal memperbaiki catatan waktu terbaik pribadi. Peraih emas SEA Games 2021 nomor 100 meter gaya punggung ini tampil pada tiga nomor gaya punggung dan satu nomor gaya bebas.
Meskipun saya gagal memperbaiki capaian waktu, hasil ini sudah lebih baik. Apalagi, setelah SEA Games, penampilan saya sangat jauh menurun.
Pada nomor andalannya, 100 meter gaya punggung, Flairene mencatatkan waktu 1 menit 4,14 detik, lebih lambat 0,91 detik dari rekor terbaiknya di SEA Games Vietnam. ”Meskipun saya gagal memperbaiki capaian waktu, hasil ini sudah lebih baik. Apalagi, setelah SEA Games, penampilan saya sangat jauh menurun,” kata Flairene.
Menurut dia, hasil di IOAC 2022 merupakan kemajuan positif dalam beberapa waktu terakhir. Dia sempat tampil buruk dalam sejumlah ajang, termasuk di Kejuaraan Renang Daerah (Krapda) DKI Jakarta awal November 2022. Saat itu dia mencatatkan waktu 1 menit 7,50 detik. Dalam waktu satu bulan, dia berhasil memperbaiki catatan waktu tersebut di IOAC 2022. Bahkan, jika tidak melakukan kesalahan strategi, dia bisa melampaui rekor yang dibuatnya di Vietnam.
”Ini kemajuan, padahal saya sempat nge-drop setelah Krapda, tapi berhasil bangkit di IOAC. Bahkan, jika kemarin saya tidak salah perhitungan dan melakukan sekali stroke lagi, pasti hasilnya lebih baik,” kata Flairene.
Dengan berbagai kemajuan yang dialaminya, dia meyakini bisa memperbarui catatan waktunya di Kejuaraan Renang Kelompok Umur Asia Tenggara di Malaysia (17-19 Desember 2022).
Perenang di luar pelatnas lainnya, Joe Aditya Wijaya Kurniawan (21), yang turun pada beberapa nomor, juga bernasib serupa dengan Flairene. Perenang yang juga memperkuat Millennium Jakarta ini belum berhasil memperbaiki catatan waktu pribadi meskipun selalu mengungguli atlet-atlet pelatnas dan senior.
Pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu, Joe mencatatkan waktu 56,26 detik, mengungguli dua atlet senior lainnya, Glenn Vicktor Susanto (33) dan Aflah Fadlan Prawira (25). Akan tetapi, catatan waktunya itu belum melampaui waktu terbaiknya, yakni 54,09 detik.
Begitu pun pada dua nomor gaya bebas 100 meter dan 200, Joe mengungguli Nicholas Karel, tetapi gagal memperbarui capaian waktu terbaik. Pada dua nomor tersebut, masing-masing mencatatkan waktu finis 50,79 detik dan 1 menit 51,14 detik, sedikit lebih lambat dari waktu terbaiknya, yakni 50,76 detik dan 1 menit 50,80 detik.
Joe mengatakan, hasil di IOAC 2022 sudah lebih baik dibandingkan kejuaraan terakhir yang diikuti saat masih berada di pelatnas. Dia mengungkapkan, penampilannya sempat menurun drastis karena kurang cocok dengan program latihan di pelatnas.
Selain itu, menurut peraih perak SEA Games 2021 Vietnam ini, capaian waktunya menjadi wajar karena pada saat bersamaan dia berhasil meraih juara dengan melampaui catatan waktu para perenang pelatnas.
Pelatih Kepala Millennium Jakarta, Albert Susanto, merasa puas dengan penampilan atletnya. Dia mengapresiasi progres mantan atlet pelatnas setelah kembali ke klub.
”Beberapa bulan lalu, perenang bekas pelatnas tampil di bawah performa terbaik. Mungkin tidak cocok dengan program pelatnas. Namun, dengan program yang kami berikan, capaian waktu mereka kembali membaik di IOAC, bahkan lebih baik dari perkiraan awal,” kata Albert.
Di sisi lain, Albert memaklumi capaian waktu atletnya, apalagi dengan sistem turnamen yang menggabungkan perenang senior dan kelompok umur pada heat yang sama. Menurut dia, dengan format tersebut, para atlet tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. ”Kurang kompetitif. Ketika mereka sedang memimpin, tidak ada pelecut untuk menjadi lebih cepat,” katanya.
Akan tetapi, Albert juga terus mengingatkan pentingnya memperhatikan hal-hal kecil saat perlombaan, seperti yang dialami Flairene yang kurang lihai membuat keputusan saat finis. ”Cuma hal kecil saja yang perlu dievaluasi, selebihnya on the track. Ketika semuanya matang 100 persen, anak-anak siap membuat penampilan terbaik saat seleknas Februari 2023,” ujar Albert.