Qatar membangun pulau reklamasi untuk memanjakan para ekspatriat dengan nama The Pearl. Nuansa perkotaan Eropa yang ikonik disajikan di kawasan itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Pemandangan kanal yang diapit oleh bangunan apartemen dan pertokoan di Qanat Quartier di The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). The Pearl mengadopsi konsep kota Venezia di Italia.
Kawasan The Pearl di Doha, Qatar, menawarkan sensasi berbeda tinggal di Jazirah Arab. Permukiman dan bangunannya bergaya Eropa. Di sana, ekspatriat dan orang-orang kaya Qatar tinggal dengan segala pesonanya.
Gugusan pulau reklamasi seluas 14 kilometer persegi ini dibangun menyerupai untaian mutiara (pearl). Dulu, Qatar pernah menjadi pemain utama perdagangan mutiara. Dibentuk sejak 2004 dan rampung dua tahun kemudian, sejak tahun 2015, apartemen dan toko-toko mulai dibuka di sana.
The Pearl dibangun dan dikembangkan United Develompment Company (UDC), yang merupakan perusahaan terbuka bentukan Pemerintah Qatar bersama sejumlah perusahaan Qatar dan internasional. UDC mengeluarkan biaya sebesar 55 miliar riyal Qatar atau sekitar Rp 235,9 triliun untuk membangun pulau reklamasi itu.
“Kami terus mencari peluang baru untuk pengembangan kawasan (Pearl) ini, seperti perhotelan, ritel, real estate, dan fasilitas properti lainnya,” kata Abdullatif Ali al-Yafei, Kepala Pengembangan UDC, kepada Reuters beberapa waktu lalu.
Wujud pertokoan yang disertai fasilitas pemukiman di bagian atasnya di kawasan The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). Mayoritas pemukiman di The Pearl ialah berbentuk apartemen.
Kawasan anyar ini sejak awal didesain berbeda dengan daerah lainnya di Qatar. Tidak ada rumah-rumah batu berbentuk kotak berwarna krem. Tidak terlihat pula sarang burung merpati besar yang biasanya dibangun di sekitar kawasan perumahan di Qatar.
Sebagai gantinya, Pearl menyajikan wajah Eropa. Arsitektur dan gaya bangunan hingga lanskap kawasan itu lebih menyerupai kota Venezia di Italia. Gedung-gedung pertokoan yang rapat di sisi aliran kanal yang bermuara ke Teluk Persia, menjadi pemandangan wilayah Qanat Quartier.
Kompas menyambangiQanat Quartier, The Pearl, pada Minggu (11/12/2022) petang. Jembatan batu di atas kanal menjadi penghubung toko dan beragam restoran di kawasan itu. Di atas toko dan restoran itu berdiri sejumlah apartemen.
Saat itu, hawa panas khas Timur Tengah tidak terasa. Musim dingin sudah datang. Meski sudah mengenakan pakaian dua lapis, suhu hingga 21 derajat celcius tetap menusuk tulang. Berdiri dekat kanal, sepintas memang seperti sedang berada di Venezia.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Warga Qatar melintas di salah satu stasiun gondola yang menyajikan layanan melintasi kanal di Qanat Quartier di The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). Nuansa khas Venezia, Italia, amat terasa selama berada di kawasan itu.
Angin kencang yang menerjang tubuh di sisi kanal menjadi penyebab udara terasa lebih dingin. Bahkan, dorongan angin itu bisa membantu orang-orang di sana berjalan lebih cepat.
Beberapa restoran pun harus menyalakan kembali lilin di meja makan karena mati akibat tiupan angin. Pohon-pohon yang berada di kawasan itu juga bergoyang. Akibat angin, sejumlah daun berjatuhan.
Untuk meredam dingin, kami berpindah ke kawasan Medina Centrale. Sesuai namanya, kawasan itu adalah pusat dari The Pearl. Di Medina Centrale terdapat plaza yang menjadi lokasi acara luar ruangan, salah satunya acara nonton bareng pertandingan Piala Dunia 2022.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Restoran luar ruangan yang bersinggungan dengan kanal di Qanat Quartier di The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). The Pearl mengadopsi konsep kota Venezia di Italia.
Lalu, ada pula air mancur tepat di pusat Plaza Medina Centrale. Itu adalah kawasan bebas kendaraan dengan lebar jalan mencapai empat meter. Di sana, anak-anak bebas berlarian. Sebagian anak bahkan bisa bermain sepak bola di jalanan berbahan bebatuan itu.
Sejumlah restoran mewah hingga gerai makanan siap saji hadir di sana. Ada pula beragam gerai mobil mewah, perlengkapan olahraga, hingga wewangian khas Timur Tengah yang mengisi beberapa bangunan toko di kawasan itu.
"Pearl salah satu tempat favorit menghabiskan waktu bersama teman-teman. Di sini, saya hanya bisa nongkrong. Kalau tinggal, tidak sanggup. Harganya jauh lebih mahal dibandingkan kawasan lain di Doha," kata Qureshi, asal Pakistan tetapi telah 23 tahun menetap di Doha.
Pengunjung berjalan melintasi air mancur yang berada di Medina Centrale di The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). The Pearl menjadi salah satu tempat warga Qatar menghabiskan waktu senggang karena menghadirkan nuansa kawasan Eropa.
The Pearl memang dibangun untuk memenuhi kebutuhan papan bagi ekspatriat yang bekerja di Qatar, terutama dari Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Meski berada dalam satu jalur jalanan kota Doha, The Pearl seperti kawasan eksklusif yang sepi dan damai.
Tidak ada jalur Metro Doha menuju The Pearl. Bila menggunakan kendaraan umum, kita perlu turun di Stasiun Metro Legtaifiya. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan bus nomor M110.
Penduduk di The Pearl sepertinya tidak terlalu membutuhkan kendaraan umum. Mereka memiliki kendaraan mewah yang harganya menyentuh miliaran rupiah per unitnya.
Sejauh ini, terdapat lebih dari 60 menara tempat tinggal di The Pearl. Mayoritas mengadopsi bangunan khas di Italia atau bergaya Romanesque.
Jendela-jendela besar menjadi pemandangan utama dengan dinding berwarna cokelat menjadi warna dominan dari setiap bangunan apartemen itu. Namun, sebagian menara masih terlihat gelap di malam hari, alias belum berpenghuni. The Pearl juga memiliki dermaga kapal motor khusus, seperti Marina di Ancol, Jakarta Utara. Dermaga itu diperuntukkan bagi kapal penghuni The Pearl.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Pengunjung berjalan di jalanan utama kawasan Medina Centrale yang berada di The Pearl, Doha, Qatar, Minggu (11/12/2022). The Pearl adalah kawasan pulau reklamasi di Qatar yang menyajikan kawasan pemukiman elite dan pertokoan ritel jenama terkenal.
Alhasil, pemandangan mobil mewah berada di parkiran apartemen. Sedangkan kapal motor yang digunakan untuk menikmati masa rehat di Teluk Persia, terparkir di sisi marina.
Tidak hanya menara apartemen, The Pearl juga menyajikan rumah-rumah yang bisa dihuni. Rumah itu lebih menyerupai villa di Eropa dengan bangunan tinggi dan kaca besar yang menempel di dinding.
Selain permukiman, The Pearl juga menyediakan hotel-hotel dari jenama waralaba bintang lima. Semua disediakan untuk warga Qatar, ekspatriat, dan para pelancong.
Di Pearl, nuansa lama khas Timur Tengah dilupakan sejenak. Minum cokelat hangat dengan pemandangan kanal membuat candu dan menghasilkan sensasi yang tidak ditemukan di kawasan lain di Qatar.