Ujian Benteng Kokoh Maroko
Ketajaman barisan penyerang Perancis akan diuji pertahanan kokoh Maroko pada semifinal. Di sisi lain, efektivitas Maroko berpotensi kembali mengejutkan Perancis
AL KHOR, SELASA – Laga semi final antara Perancis dan Maroko adalah pertemuan dua negara dengan keunggulan yang bertolak belakang. Maroko bagaikan benteng kokoh yang sulit ditembus tim kuat sekalipun. Sedangkan, Perancis termasuk salah satu tim terproduktif dalam mencetak gol pada Piala Dunia Qatar. Kedua negara akan terlibat pertempuran sengit di Stadion Al Bayt, Kamis (15/12/2022) pukul 02.00 WIB, demi memperebutkan satu tiket ke final.
Ketangguhan Maroko dalam bertahan terbukti dari jumlah kebobolan yang mereka alami hingga lima laga sejauh ini. Maroko adalah tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit di Qatar. Tim “Singa Atlas” baru kebobolan satu gol. Itu pun berasal dari gol bunuh diri Nayef Aguerd.
Maroko juga punya benteng kokoh terakhir bernama Yassine Bounou. Kiper klub Spanyol, Sevilla, itu memiliki reflek dan jangkauan yang sangat bagus. Bounou telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai kiper Afrika pertama yang tidak kebobolan dalam tiga laga dalam satu edisi Piala Dunia.
Ketangguhan Bounou turut ditopang kinerja para pemain belakang Maroko. Menurut catatan Opta yang diterima Kompas, Maroko mencatat 137 sapuan dan 104 tekel sepanjang Piala Dunia Qatar. Jumlah itu menjadi yang terbanyak dibandingkan negara lainnya. Oleh karena kedisiplinan para bek dalam bertahan itu, tidak heran Maroko hanya mengalami sembilan tembakan tepat sasaran dari 45 tembakan sepanjang turnamen.
“Mereka akan menjadi lawan yang sangat tangguh. Mereka adalah tim berkualitas di dalam dan luar lapangan. Selain itu saya rasa akan ada atmosfer permusuhan di stadion,” kata kiper sekaligus kapten Perancis, Hugo Lloris, dalam konferensi pers sebelum pertandingan, Selasa (13/12/2022).
Atmosfer permusuhan yang dimaksud Lloris adalah intimidasi dari para pendukung Maroko di stadion. Maroko hampir pasti akan mendapatkan suntikan semangat dari puluhan ribu pendukung yang datang langsung ke Qatar. Ada sekitar 30 penerbangan langsung dari Maroko ke Qatar untuk mengangkut para pemain ke-12 itu.
Bagi Lloris, suasana di stadion nanti akan mengingatkan dia pada suasana saat melawan Tunisia di pertandingan terakhir grup. Perancis saat itu kalah 0-1 lewat gol dari Wahbi Khazri.
Akan tetapi, Lloris meyakini hasil akhir nanti akan berbeda karena Perancis akan turun dengan kekuatan terbaik sejak menit-menit awal. Adapun saat melawan Tunisia, Pelatih Perancis, Didier Deschamps, memilih menurunkan pemain pelapis untuk memberi waktu istirahat kepada skuad inti.
Mereka akan menjadi lawan yang sangat tangguh. Mereka adalah tim berkualitas di dalam dan luar lapangan.
Setelah hanya kebobolan satu gol, pertahanan Tunisia pada akhirnya akan mendapat ujian sesungguhnya. Itu karena Perancis adalah tim terproduktif ketiga di Piala Dunia setelah Inggris (13 gol) dan Portugal (12 gol). Tim “Ayam Jantan” kini telah melesakkan 11 gol dari lima laga.
Alasan di balik tingginya produktivitas gol Perancis adalah mereka memiliki striker kelas dunia semacam Olivier Giroud dan Kylian Mbappe. Mereka berdua ditopang sayap lincah Ousmane Dembele dan pengatur serangan Antoine Griezmann.
Mbappe dan Giroud menjelma duet striker yang menakutkan di Piala Dunia. Mbappe saat ini mengoleksi lima gol dan memimpin daftar pencetak gol terbanyak di Qatar. Sementara itu Giroud telah melesakkan empat gol.
Kendati menjadi predator menakutkan di kotak penalti lawan, Pelatih Maroko, Walid Regragui, mengatakan tidak menginstruksikan para pemainnya untuk memberi perhatian khusus kepada Mbappe.
Baca juga : Ibrahimovic Jagokan Messi dan Argentina, Ronaldo Pilih Perancis
Menurut Regragui, Perancis memiliki banyak pemain bagus selain Mbappe. Oleh sebab itu, ia menilai akan sangat berbahaya bagi Maroko bila hanya memfokuskan penjagaan kepada Mbappe seorang.
Regragui menyebut Griezmann dan Dembele juga berpotensi merepotkan Maroko karena kedua pemain itu sedang dalam puncak performanya.
“Jika kita hanya fokus pada Mbappe itu akan menjadi kesalahan besar. Mereka adalah juara dunia, dengan pemain kelas dunia dan mereka akan melakukannya dengan semua yang mereka miliki. Kita perlu fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk menimbulkan masalah bagi Perancis,” kata Regragui.
Konsisten mengejutkan
Sementara itu, bek Perancis, Raphael Varane, mewaspadai Maroko kendati timnya lebih difavoritkan untuk melaju ke final. Varane berkaca dari sejumlah kejutan yang terjadi selama Piala Dunia Qatar, di mana negara-negara yang tidak diunggulkan ternyata mampu membungkam negara besar.
Baca juga : Maroko, Sepak Bola Ala “Moneyball” di Piala Dunia
Kemenangan Jepang atas Jerman dan keberhasilan Arab Saudi menundukkan Argentina akan dikenang sejarah sebagai kisah dongeng di Qatar dalam beberapa dekade mendatang. Namun, keajaiban mereka hanya berlangsung sekejap. Jepang terhenti di babak 16 besar. Bahkan, Arab Saudi gagal lolos dari fase grup.
Maroko sedikit berbeda dari negara-negara pembuat kejutan tersebut. Mereka terbukti konsisten membuat kejutan bahkan hingga mencetak sejarah sebagai negara Afrika pertama yang bisa melaju hingga semi final Piala Dunia.
Perancis sejauh ini telah menelan satu kekalahan dan lima kemenangan di Qatar. Tim “Ayam Jantan” tersungkur di laga pamungkas Grup D saat dikalahkan Tunisia 0-1. Selebihnya, Perancis mampu menaklukkan lawan-lawan mereka di waktu normal.
Itu sedikit berbeda dengan Maroko yang belum tersentuh kekalahan di Piala Dunia hingga sejauh ini. Tim “Singa Atlas” meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang. Hasil imbang diraih saat meladeni Kroasia di laga pembuka. Setelah itu, grafik permainan Maroko meningkat. Tim besutan pelatih Walid Regragui bahkan mampu menyingkirkan favorit juara Spanyol dan Portugal di fase gugur.
Baca juga : ”Racun” Perancis Bukan Hanya Mbappe
Kekuatan Maroko terletak pada soliditas lini pertahanan mereka. Saat kehilangan bola, para pemain Maroko sangat cepat bertransisi dari menyerang ke bertahan. Sebagaimana saat melawan Portugal, para pemain Maroko selalu menang jumlah dibandingkan pemain Portugal. Kondisi itu membuat para pemain Portugal kebingungan untuk mengarahkan serangan karena opsi mengoper bola menjadi sangat terbatas.
“Mereka telah mencapai tahap itu (semifinal) karena suatu alasan. Mereka bertahan dengan sangat baik, itu akan sangat sulit. Kami, para pemimpin tim, harus mempersiapkan semua pemain untuk pertempuran ini,” kata Varane.
Di perempat final, Perancis sukses menaklukkan negeri asal sepak bola, Inggris, dengan skor tipis 2-1. Melalui laga yang alot, gol dari Aurelien Tchouameni dan Olivier Giroud memastikan Perancis melaju ke semi final Piala Dunia ketujuh sepanjang sejarah keikutsertaan mereka. Inggris nyaris membuyarkan kemenangan Perancis saat striker Harry Kane maju sebagai eksekutor penalti. Namun, Kane gagal memanfaatkan peluang itu untuk menyelamatkan Inggris.
Kemenangan dramatis atas Inggris diakui Varane berpengaruh sangat positif kepada moral para pemain Perancis. Hanya saja, bek Manchester United itu tidak ingin kemenangan atas Inggris membuat para pemain Perancis terlena dan lengah.
Baca juga : Tinju Penentu Tawa Perancis dan Tangisan Inggris
Apalagi catatan pertemuan selalu memihak Perancis. Dalam lima pertemuan terakhir, Perancis tidak pernah kalah dari Maroko. Perancis mengemas empat kemenangan dari satu hasil imbang atas Maroko. Bagi Varane, Maroko kini merupakan lawan yang cerdik sehingga Perancis sama sekali tidak boleh kehilangan fokus.
“Ini adalah semi final Piala Dunia. Anda harus memberikan segalanya sampai akhir jika Anda ingin mendapatkan tempat di final. Mereka menulis sejarah sepak bola Maroko, mereka memiliki kekuatan kolektif dengan penampilan yang memberi mereka banyak kepercayaan diri,” ujar Varane. (AFP/REUTERS)