Duel Dua Maestro Berkaki Emas, Lionel Messi-Luka Modric
Semifinal Piala Dunia 2022 mempertemukan Lionel Messi dan Luka Modric. Kaki emas mereka akan menentukan nasib langkah ke final.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Lionel Messi dan Luka Modric akan bertarung pada semifinal Piala Dunia Qatar 2020.
Messi adalah mesin gol dan sekaligus pengumpan yang hebat.
Luka Modric adalah pengatur ritme permainan Kroasia yang memiliki umpan akurat.
Lionel Messi (35) bersama tim nasional Argentina dan Luka Modric (37) bersama tim nasional Kroasia akan menjadi aktor penting dalam duel semifinal Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Ikonik Lusail, Qatar, Rabu (14/12). Kaki emas kedua maestro sepak bola itu akan mempertaruhkan asa negaranya masing-masing dalam perburuan gelar juara dunia kali ini.
Selain produktif dengan koleksi empat gol pada Piala Dunia ini atau gol ke-10 di lima Piala Dunia (2006-2022), Messi adalah inspirator gol Argentina. Salah satunya tampak dari proses gol pertama Argentina ke gawang Belanda saat La Albiceleste menang adu penalti 4-3 (2-2) pada perempat final, Sabtu (10/12).
Sebelum kotak penalti, Messi menghadapi tembok pertahanan Belanda. Namun, dengan jeli, La Pulga bisa melepaskan umpan terobosan yang meluncur di antara celah sempit empat pemain tim Oranye. Bola itu pun sampai ke kaki bek sayap kanan Argentina Nahuel Molina sehingga mampu diubah menjadi gol pada menit ke-35.
Umpan peraih tujuh kali penghargaan Ballon d’Or atau Pemain Terbaik Dunia itu bak ilusi yang membuat para pemain Belanda tidak berdaya, termasuk bek sekaligus kapten tim Kincir Angin Virgil van Dijk. Dalam situasi yang sama, pemain lain mungkin akan memberi umpan dekat ke rekan yang tidak terkawal atau umpan jauh ke rekan di sisi lapangan.
Itu menjadi assist kedua Messi pada Piala Dunia Qatar 2022 setelah umpan yang membantu gelandang Enzo Jeremias Fernandez mencetak gol ke gawang Meksiko pada laga kedua penyisihan grup. Secara keseluruhan, itu asis ketujuh dari pemain klub Perancis Paris Saint-Germain ini dalam lima Piala Dunia atau pemain pertama yang selalu menciptakan asis dalam lima edisi ajang tersebut.
Messi adalah pemain yang tahu betul kapan harus egois untuk melakukan akselerasi melewati pemain, menusuk kotak penalti, dan melepaskan tendangan untuk mencetak gol, atau menjadi pengumpan yang berbuah gol untuk rekan-rekannya. Saat tidak menggiring bola, kapten Argentina itu fokus mengamati pergerakan dan lubang yang ditinggalkan lawan.
Itu membuat Messi selalu menjadi orang yang tepat, di saat yang tepat untuk memecah kebuntuan. "Messi adalah pemain yang sangat besar (terbaik). Tentu, akan sulit untuk menghentikannya. Namun, kami siap dan akan memberikan segalanya," ungkap Modric dilansir Tycsports.com, Minggu (11/12).
Sejak memulai karier profesional pada 2004, Messi menjelma sebagai pencetak gol yang subur dengan 790 gol (695 gol di level klub dan 95 gol untuk timnas). Dia hanya kalah dari bintang Portugal Cristiano Ronaldo yang menjadi pemain paling produktif di dunia. Dia pun seorang pemberi umpan yang ulung dengan 386 assist (332 assist di tingkat klub dan 54 untuk timnas) atau terbanyak di dunia.
Mereka (Kroasia) adalah tim hebat yang setara dengan Brasil dan terkadang jauh lebih baik.
Kroasia menanti
Usai melalui fase grup, 16 besar dan perempat final dengan gemilang, antara lain tiga kali dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan (menghadapi Meksiko, Australia pada 16 besar, dan Belanda pada perempat final), Messi tidak akan bisa menari-nari begitu saja dalam semifinal. Kroasia yang tidak kenal lelah dengan permainan kolektifnya sudah menanti.
"Mereka (Kroasia) adalah tim hebat yang setara dengan Brasil dan terkadang jauh lebih baik. Mereka memiliki pemain bagus di seluruh lini dan mereka telah bekerja dengan pelatih yang sama sejak lama (Zlatko Dalic sejak Oktober 2017). Jadi, mereka semua saling mengenal dengan sangat baik," ujar Messi.
Kolektivitas adalah senjata mematikan Kroasia tatkala menundukkan juara dunia lima kali, Brasil dalam adu penalti dengan skor 4-2 (1-1) pada perempat final, Jumat (9/12). Di balik performa apik tim Lidah Api itu, ada peran besar sang kapten, Modric yang menjadi bandul penyeimbang tim.
Dengan posisi yang berbeda dibanding Messi yang beroperasi di lini depan, gol ataupun assist bukan sesuatu yang bisa diunggulkan dari Modric. Bahkan, pada Piala Dunia ini, peraih penghargaan Ballon d’Or 2018 itu belum menyumbangkan gol maupun assist.
Sebagai gelandang murni, Modric lebih banyak berada di tengah lapangan. Pemain klub Spanyol, Real Madrid itu bertugas mengatur ritme permainan tim. Dia tahu waktu yang pas kapan timnya mesti membangun serangan, melancarkan serangan balik, atau memacing lawan dengan lebih dahulu utak-atik bola di lini tengah. Itu pula kunci Kroasia displin dan solid menjalani transisi menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
Selain itu, Modric bisa memberikan umpan dengan sisi luar kaki yang sama baik dengan umpan dari kaki dalam. Kelebihan itu sangat menyulitkan lawan sebab dia bisa melepaskan umpan matang dengan tempo cepat dari segala posisi. Kekuatan dan akurasi umpan silang dengan sisi luar kaki kanan Modric tidak ubahnya umpan silang kaki dalam pemain kidal.
Magis Modric membuat Kroasia menjadi kuda hitam paling menjanjikan, setidaknya lolos ke semifinal secara beruntun dalam dua Piala Dunia terakhir. Pada Piala Dunia Rusia 2018, Kroasia menembus final sebelum tumbang dengan skor 2-4 dari Perancis yang bertabur bintang.
"Saya pikir Luka (Modric) bersama Marcelo (Brozovic) dan Mateo (Kovacic) adalah komposisi lini tengah terbaik dalam sejarah. Ketika Anda mengoper bola kepada mereka, itu lebih aman daripada menyimpan uang Anda di bank. Kami sangat beruntung memiliki mereka di tim ini," terang bek kanan Kroasia Josip Juranovic.
Dengan usia yang tidak muda lagi, boleh jadi Piala Dunia ini adalah kesempatan terakhir Messi dan Modric untuk merengkuh trofi dunia. Nanti, siapa yang lebih cermat mengolah kaki emasnya untuk menghasilkan gol, itulah yang bakal memperpanjang asa timnas mereka mewujudkan mimpi tersebut. (AFP)