”Racun” Perancis Bukan Hanya Mbappe
Mbappe mungkin hanya kameo di perempat final. Namun, Perancis tetap mampu menumbangkan kebesaran skuad berbakat yang dimiliki Inggris.

Kiper Perancis Hugo Lloris menangkap bola saat pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia antara Inggris dan Perancis di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Sabtu (10/12/2022).
AL KHOR, MINGGU — Duel perempat final versus Inggris memperlihatkan betapa istimewanya skuad juara bertahan Perancis. ”Si Biru” masih digdaya saat pemain terbaiknya, Kylian Mbappe, berhasil dimatikan. Inggris seperti dipaksa memilih racun yang sama mematikan dari Pelatih Didier Dechamps.
Mbappe tidak banyak berkontribusi saat Perancis menumbangkan Inggris, 2-1, di Stadion Al Bayt, Kota Al Khor, Minggu (11/12/2022) dini hari WIB. Pencetak lima gol dan dua asis itu kehilangan supremasi yang diperlihatkan pada empat laga sebelumnya.
Bek sayap Inggris, Kyle Walker, sukses memimpin strategi anti-Mbappe yang diprakarsai Pelatih Gareth Southgate. Akibat tumpukan pemain di sisi kanan pertahanan lawan, Mbappe hanya menembak sekali selama 90 menit. Aksi dribel yang menjadi andalannya juga hanya sekali mengelabui Walker dan berujung nihil.
Baca Juga: Tinju Penentu Tawa Perancis dan Tangisan Inggris

Pemain Perancis Antoine Griezmann menyundul bola pada pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia antara Inggris dan Perancis, di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Sabtu (10/12/2022).
Menariknya, Si Biru tetap mampu menang tanpa aksi sensasional sang penyerang 23 tahun yang sudah berkontribusi terhadap lebih dari separuh gol tim. Apalagi, Inggris datang dengan skuad mewah berstatus finalis Piala Eropa 2020 dan semifinalis Piala Dunia 2018.
Deschamps memberikan racun lain lewat dua pemain veteran, Antoine Griezmann dan Olivier Giroud, serta bintang muda Aurelien Tchouameni. Griezmann menjadi pemberi asis untuk gol pembuka Tchouameni lewat tendangan jarak jauh dan gol penutup Giroud lewat sundulan.
Mantan bek Inggris di Piala Dunia 2010, Matthew Upson, berkata, para pemain ”Tiga Singa” terlalu fokus kepada Mbappe. ”Apakah Anda berharap Giroud dan Griezmann tiba-tiba kehilangan keahlian? Anda harus memperlakukan mereka dengan tepat atau akan disakiti,” ucapnya.

Pemain Perancis Aurelien Tchouameni (kiri) melakukan selebrasi setelah mencetak gol pembuka dalam perempat final Piala Dunia melawan Inggris, di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Sabtu (10/12/2022).
Inggris memprioritaskan lini pertahanan di sisi kanan. Empat pemain sekaligus membantu Walker untuk mencegah strategi overload Perancis yang dipimpin Mbappe. Hasilnya efektif. Namun, serangan berpindah ke kiri benteng Tiga Singa. Griezmann yang memimpin serangan di sisi itu.
Untuk pertama kali di Qatar, Perancis lebih banyak menyerang sisi kiri lawan. Sebanyak 39 persen serangan dari sisi itu. Padahal, Deschamps biasanya selalu mengeksploitasi sisi kanan lawan untuk memaksimalkan potensi Mbappe. Malam itu, serangan dari sisi Mbappe menurun dari rata-rata 41 persen ke 35 persen.
Griezmann seolah dilupakan. Padahal, dia adalah kreator terbaik Si Biru sepanjang turnamen. Dia tercatat sebagai penghasil peluang terbanyak di Qatar, 17 kali, lebih dari megabintang Argentina Lionel Messi. Memanfaatkan gravitasi Mbappe, pemain Atletico Madrid itu menghukum Inggris lewat sentuhan magisnya.

Pemain Inggris Harry Kane bereaksi di samping Adrien Rabiot dari Perancis setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti dalam pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia antara Inggris dan Perancis, di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Sabtu (10 /12/2022).
Griezmann menikmati peran barunya. Dia dipercaya sebagai gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1. Griezmann tidak lagi menjadi pencetak gol terbanyak seperti di Rusia 2018 ketika mendampingi Giroud dalam formasi 4-4-2. Namun, Perancis justru lebih berbahaya karena tidak pernah kekeringan kreativitas.
”Peran saya lebih dibebaskan. Dengan tiga pemain hebat di depan, saya punya lebih banyak pilihan. Saya tidak akan menembak banyak setiap laga, tetapi saya tidak khawatir. Saya lebih dibutuhkan untuk menjadi jantung permainan dan penjaga keseimbangan,” tutur Griezmann.
Perancis juga memiliki Giroud. Salah besar melupakan penyerang 36 tahun itu. Penyerang tersubur dalam sejarah timnas Perancis itu sudah mencetak empat gol di Qatar. Ketika Giroud diberikan ruang kecil dalam skema umpan silang, tim lawan akan menyesal.

Pelatih Inggris Gareth Southgate memberi isyarat selama pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia Qatar 2022 antara Inggris dan Perancis di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha, Qatar (10/12/2022).
Tim asuhan Southgate melakukan kesalahan itu. Mereka membiarkan Giroud mendapat dua peluang dari umpan silang dalam rentang 2 menit. Hasilnya, peluang kedua itu berubah menjadi gol kemenangan Perancis. Momentum Inggris pun hancur karena tertinggal lagi, 1-2.
Si Biru hanya menghasilkan delapan tembakan, separuh lebih sedikit dari Inggris, tetapi lebih efektif. Mereka memanfaatkan kartu as tersembunyi yang tidak diantisipasi lawan. Inggris salah jika berpikir mematikan Mbappe sudah cukup untuk memenangi laga.
Di sisi lain, Tchouameni menjadi kejutan terbesar. Tanpa disangka, dia bisa berkontribusi dalam serangan lewat tembakan jarak jauh. Kemampuan itu bisa menambah amunisi Si Biru. Adapun Perancis akan menghadapi Maroko di semifinal.
Mbappe akan mendapat tantangan besar lagi. Dia akan berhadapan dengan rekan setimnya di Paris Saint-Germain, Achraf Hakimi, salah satu bek sayap kanan paling tangguh saat ini. Karena itu, peran pemain lain akan sangat penting bagi tim asuhan Dechamps untuk mempertahankan gelar juara.
Menurut Giroud, kemenangan itu mengingatkannya dengan laga versus Belgia di semifinal empat tahun lalu. Mereka menang susah payah karena permainan agresif lawan. ”Kami mendapat kepercayaan untuk juara waktu itu. Sama seperti saat ini. Kami mempercayai betapa berbahayanya tim ini,” tuturnya.
Tangis Inggris

Penyerang Inggris Harry Kane tertunduk lesu setelah kekalahan timnya dalam pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia Qatar 2022 melawan Perancis di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022). Perancis menang dengan skor 2-1 dalam laga yang diwarnai kegagalan penalti Harry Kane.
Di sisi lain, Inggris kembali memperpanjang paceklik trofi di turnamen besar setelah terakhir kali juara dunia pada 1966. Harry Kane dan rekan-rekan masih menghadapi musuh yang sama di turnamen ini, yaitu tendangan penalti.
Kane membuang kesempatan emas dari hadiah penalti untuk menyamakan kedudukan jelang akhir laga. Eksekusi Kane melambung di atas mistar kiper Hugo Lloris, rekan setimnya di Tottenham Hotspur. Padahal, dia sukses mengeksekusi penalti pertama dalam gol penyeimbang, 1-1, menit ke-54.
”Itulah sepak bola. Tidak ada pemain lain yang akan saya pilih selain dia jika kejadian itu harus diulang. Sangat sulit ketika anda harus mengeksekusi penalti kedua. Apalagi kiper mereka sangat mengenalnya. Saya memilih Kane karena dia yang terbaik (dalam penalti),” ucap Southgate.
Si Tiga Singa mengembalikan memori buruk setahun lalu. Ketika itu, mereka gagal menjuarai Piala Eropa setelah kalah adu penalti dari Italia di laga final. Inggris seperti ditakdirkan bermusuhan dengan tendangan 11 meter itu.
Southgate hanya bisa menenangkan Kane setelah peluit panjang berbunyi. Sang pelatih paling paham rasanya gagal mengeksekusi penalti. Ketika masih bermain, dia menjadi kambing hitam tumbangnya Inggris di semifinal Piala Eropa 1996 setelah gagal dalam adu penalti. (AP/REUTERS)
Baca Juga: Kamuflase Harry Kane, Senjata Inggris Jinakkan ”Singa dari Teranga”, Senegal