Indonesia akhirnya tak membawa pulang gelar juara dari turnamen bulu tangkis akhir tahun, Final BWF World Tour. Anthony Sinisuka Ginting dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kalah dalam laga final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AP/SAKCHAI LALIT
Anthony Sinisuka Ginting berusaha menjangkau kok saat melawan Viktor Axelsen (Denmark) dalam laga final tunggal putra turnamen Final BWF World Tour di Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022). Anthony dikalahkan Axelsen, 13-21, 14-21.
BANGKOK, MINGGU — Para pebulu tangkis dengan performa baik tahun ini mengukuhkan diri menjadi yang terbaik dengan menjuarai turnamen Final BWF World Tour. Namun, tak ada satu pun gelar bagi pemain Indonesia.
Dua wakil tim ”Merah Putih” kalah di final turnamen yang berlangsung pada 7-11 November di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, itu. Perjuangan keras wakil ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tak cukup mengimbangi kecepatan Liu Yuchen/Ou Xuanyi (China). Pada laga final, Minggu (11/12/2022), Hendra/Ahsan kalah dengan skor 17-21, 21-19, 12-21.
Adapun Anthony Sinisuka Ginting tak juga mampu mengalahkan tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen (Denmark). Kekalahan Anthony, 13-21, 14-21, menjadi yang ke-11 dari 15 pertemuan dengan sang juara dunia itu, termasuk kekalahan beruntun dalam sembilan duel terakhir.
Empat gelar Final BWF akhirnya didapat para juara dunia, yaitu Axelsen, Akane Yamaguchi (tunggal putri Jepang), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri China), dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (ganda campuran China). Trofi juara dari ajang ini pun menjadi peneguhan setelah mereka mendominasi persaingan sepanjang 2022 dalam turnamen BWF World Tour.
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Viktor Axelsen (depan) merayakan kemenangannya atas Anthony Sinisuka Ginting seusai laga final tunggal putra turnamen Final BWF World Tour di Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022).
Final BWF adalah turnamen yang diikuti delapan wakil dari setiap nomor atas undangan BWF. Mereka adalah pemain dengan prestasi terbaik sepanjang tahun dari turnamen BWF World Tour Super 300, 500, 750, dan 1000. Termasuk di antara peserta adalah juara dunia yang mendapat tiket lolos otomatis.
Sebelum tampil di Bangkok, Axelsen menunjukkan dominasinya dengan menjuarai tujuh turnamen. Zheng/Huang bahkan lebih fantastis dengan merebut sembilan gelar. Adapun Chen/Jia enam kali juara, dan Akane dengan tiga gelar.
Liu/Ou hanya menjuarai dua turnamen, tetapi penampilan mereka fenomenal. Mereka baru berpasangan tahun ini setelah partner Liu, Li Junhui, pensiun. Namun, Liu/Ou membuat kejutan dengan menjuarai Indonesia Terbuka Super 1000. Mereka membuat setiap lawan kewalahan dengan mengandalkan kecepatan dan kekuatan.
Anthony kesulitan
Pertemuan dengan Axelsen sebenarnya menjadi kesempatan Anthony untuk menunjukkan bahwa dia punya kemampuan untuk menang. Apalagi, dalam perjalanan menuju final, Anthony tak pernah kalah dalam empat pertandingan.
Namun, penampilannya cenderung monoton, seperti saat kalah dua gim dalam lima dari delapan pertemuan terakhir sebelum Final BWF. Tunggal putra Indonesia peringkat ketujuh dunia itu kesulitan mendapat angka dari winner.
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Viktor Axelsen (kanan) bergurau dengan Anthony Sinisuka Ginting di podium juara seusai laga final tunggal putra turnamen Final BWF World Tour di Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022).
Untuk menghadapi Axelsen yang bisa menjangkau kok dengan mudah karena memiliki tinggi badan 194 sentimeter, Anthony berusaha sabar menanti momen untuk menyerang. Namun, ketika kesempatan itu didapat, dia justru membuat kesalahan, termasuk dari smes yang koknya jatuh jauh di luar lapangan.
Hal ini berbeda dengan Prannoy HS (India) dan Kodai Naraoka (Jepang) yang bisa membuat Axelsen kesulitan selama bermain di Bangkok. Prannoy bahkan mengalahkan Axelsen pada penyisihan Grup A. Dia pun menjadi pemain ketiga yang bisa mengalahkan Axelsen tahun ini setelah Loh Kean Yew (Singapura) di perempat final Denmark Terbuka dan Lakshya Sen (India) pada semifinal Jerman Terbuka.
Dalam pertandingan tadi, memang sulit untuk mendapat poin, sedangkan Axelsen sangat sedikit membuat kesalahan.
Sementara itu, setelah kalah dengan mudah pada penyisihan grup, Naraoka tampil lebih baik ketika berhadapan lagi dengan Axelsen pada semifinal. Meski tetap kalah, yaitu dengan skor 23-21, 19-21, 18-21, Naraoka memberi perlawanan lebih ketat dalam durasi 1 jam 23 menit. Dia bermain dengan tempo cepat, termasuk saat melakukan reli panjang. Meski kelelahan, pemain berusia 21 tahun itu tetap jatuh-bangun mengembalikan setiap pukulan.
Seusai kalah di final, Anthony mengatakan dia berusaha menerapkan permainan reli seperti yang dilakukan Prannoy dan Naraoka. Akan tetapi, rencana itu gagal dilakukan karena sebelum reli panjang berlangsung, dia melakukan kesalahan.
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan (atas) bertarung melawan pasangan China Liu Yuchen/Ou Xuanyi pada laga final ganda putra turnamen Final BWF World Tour di Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022). Liu/Ou mengalahkan Hendra/Ahsan, 21-17, 19-21, 21-12.
”Saya bersyukur bisa lolos ke final turnamen ini karena tahun ini bukan perjalanan yang mudah bagi saya. Namun, dalam pertandingan tadi, memang sulit untuk mendapat poin, sedangkan Axelsen sangat sedikit membuat kesalahan,” tutur Anthony.
Perjalanan Anthony pada 2022 memang tak konsisten. Dia baru bisa juara pada turnamen Singapura Terbuka, Juli. Ini bahkan menjadi gelar pertama setelah menjuarai Indonesia Masters, Januari 2020.
Setelah mencapai perempat final Kejuaraan Dunia, Anthony kesulitan di turnamen Denmark dan Perancis Terbuka hingga tersingkir pada babak pertama. Dia juara lagi pada turnamen berlevel rendah, yaitu Hylo Terbuka di Jerman, hingga lolos ke Final BWF dan mencapai final.
Tak tercapai
Pada ganda putra, keinginan Hendra/Ahsan untuk meraih gelar pertama pada tahun ini akhirnya tak tercapai. Mereka bahkan tak pernah meraih gelar sejak menjuarai Final BWF 2019.
Melawan Liu/Ou, ganda peringkat keenam dunia itu hampir kalah dengan mudah. Setelah kehilangan gim pertama, mereka tertinggal hingga tujuh poin, 8-15, pada gim kedua sebelum bisa memperpanjang permainan menjadi tiga gim.
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Dari kiri ke kanan, Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Ou Xuanyi dan Liu Yuchen saling memberi selamat di podium juara seusai laga final ganda putra turnamen Final BWF World Tour di Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022).
”Kami bersyukur bisa masuk final dan sudah berusaha yang terbaik, termasuk saat tertinggal jauh pada gim kedua. Namun, kami akui bahwa pasangan China lebih baik,” tutur Ahsan.
”Kami juga bersyukur masih bisa beberapa kali ke final walau hasilnya selalu runner-up. Usia kami sudah tidak muda lagi. Jadi, ini merupakan pencapaian bagus,” ujar pemain berusia 35 tahun itu.
Sebelum mencapai final di Bangkok, Hendra/Ahsan tampil pada final ajang besar lainnya, yaitu All England dan Kejuaraan Dunia, serta India Terbuka. Namun, mereka selalu kalah dari pemain yang lebih muda.
Hendra mengatakan, mereka masih akan berkompetisi pada 2023, tetapi tak akan menetapkan target apa pun. ”Kami mau menikmati setiap pertandingan saja,” kata pemain berusia 38 tahun tersebut.