En-Nesyri Cetak Sejarah untuk Maroko, Ronaldo Menangis Tinggalkan Tim di Lapangan
Maroko mencetak sejarah sebagai negara Afrika pertama yang mampu melaju hingga semi final Piala Dunia. Di sisi lain, tangis Cristiano Ronaldo pecah di Piala Dunia terakhir yang mungkin dia ikuti
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
DOHA, SABTU – Penyerang Maroko Youssef En-Nesyri menulis sejarah sepakbola dengan kepalanya. Gol semata wayangnya ke gawang Portugal di laga perempat final Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Sabtu (10/12/2022) malam WIB, membuat Maroko menjadi negara Afrika pertama yang mencapai babak semi final.
Hasil berbanding terbalik dicatatkan Cristiano Ronaldo. Sesuai laga, kapten Portugal itu menangis sendirian meninggalkan kawan-kawannya di lapangan. Dia kemungkinan besar menutup karirnya di Piala Dunia tanpa sekalipun menjadi yang terbaik.
Maroko kembali membuat kejutan di Piala Dunia 2022. Setelah mengakhiri perlawanan Spanyol di babak 16 besar, tim “Singa Atlas” menyingkirkan Portugal, 1-0. Kesalahan kiper Portugal, Diogo Costa, mengantisipasi umpan silang Yahia Attiyat Allah berakibat fatal.
“Saya pikir tidak adil bagi kami untuk kalah. Tapi itulah sepak bola. Kami kesal karena kami pikir bisa terus melaju dan memenangkan final juga,” kata pelatih Portugal Fernando Santos seusai pertandingan.
Mendapat serangan bertubi-tubi sejak awal laga, Maroko kembali menunjukkan ketangguhannya dalam bertahan. Dalam lima laga Piala Dunia ini, Maroko baru kebobolan satu gol. Itu pun hasil dari gol bunuh diri Nayef Aguerd saat melawan Kanada di fase grup.
Masalah semakin pelik bagi Maroko setelah kehilangan dua pemain belakang andalan, Aguerd dan Noussair Mazraoui, akibat cedera saat menghadapi Spanyol di babak 16 besar. Sebagai pengganti Mazraoui, Pelatih Maroko, Walid Regragui, menurunkan bek kiri Attiat-Allah.
Akan tetapi, tanpa pemain penting di lini belakang, Maroko tetap bisa membuat Portugal kehabisan cara untuk mencetak gol. Padahal, Portugal termasuk salah satu tim terproduktif di Qatar. Selecao das Quinas mampu mencatat rata-rata tiga gol dalam satu laga.
“Kami melawan tim Portugal yang sangat hebat. Kami memanfaatkan semua yang kami miliki. Kami masih memiliki pemain yang cedera. Saya memberi tahu para pemain sebelum pertandingan bahwa kami harus menulis sejarah untuk Afrika. Saya sangat, sangat senang,” kata Regragui.
Kunci pertahanan solid Maroko ada pada kedisiplinan para pemainnya untuk mematikan kelincahan pemain sayap Portugal yang dimotori Diogo Dalot dan Joao Felix. Pemain belakang Maroko juga sangat kuat memenangkan pertarungan bola-bola udara. Ketangguhan pemain Maroko semakin lengkap dalam transisi menyerang dan bertahan.
Jangan lupakan juga ketangguhan kiper Maroko, Yassine Bounou. Aksinya membuat para pemain Portugal gagal mencetak gol. Portugal mencatatkan 12 upaya tembakan dengan tiga di antaranya mengarah tepat ke gawang. Namun, semua itu selalu menemui jalan buntu.
Hingga akhir laga, Maroko sukses mempertahankan keunggulan tipis 1-0. Di semi final, Maroko akan bertemu pemenang laga antara Inggris dan Perancis.
Tangis Ronaldo
Kegagalan itu membuat bintang Portugal Cristiano Ronaldo tidak kuasa menahan air mata setelah pertandingan berakhir. Dia pulang dari Qatar dengan tanpa hampa dan belum menemukan klub baru usai mengakhiri kontraknya di Manchester United.
Nasibnya kian tidak pasti karena penampilannya kali ini jauh dari sempurna. Di dua laga terakhir, dia harus memulai pertandingan dari bangku cadangan. Saat melawan Swiss, Ronaldo untuk pertama kalinya tidak masuk susunan pemain mula Portugal sejak Piala Eropa 2008.
Pelatih Portugal Fernando Santos sengaja memarkir Ronaldo karena kebutuhan strategi. Ia hendak menerapkan formasi 4-3-3 untuk menyerang Maroko sejak menit-menit awal.
Di lini depan, Santos memainkan Bruno Fernandes, Joao Felix, dan Goncalo Ramos. Mereka bergerak sangat dinamis dengan juga turut rajin menjemput bola dari lini tengah.
Kondisi itu tidak mungkin diperoleh Santos ketika memainkan Ronaldo. Kendati memulai karier sebagai penyerang sayap, Ronaldo perlahan mulai bertransformasi sebagai penyerang murni klasik. Ia mulai jarang menjemput bola dan lebih sering menunggu umpan-umpan dari lini kedua.
Oleh karena itu, saat Portugal tertinggal karena gol En-Nesyri, Santos lantas membuat perubahan dengan memasukkan Ronaldo di menit ke-51 menggantikan Ruben Neves. Formasi Portugal kemudian berubah dari 4-3-3 ke 4-2-3-1.
Trio Fernandes, Felix, dan Ramos ditarik agak mundur untuk beroperasi di belakang Ronaldo. Formasi ini selalu diterapkan Santos di fase grup ketika Ronaldo bermain sejak awal.
Akan tetapi, tiada perubahan berarti yang diberikan Ronaldo. Ia sempat menebar ancaman saat menerima umpan terobosan. Tetapi sepakannya masih dapat dimentahkan kiper Maroko, Yassine Bounou. Itu adalah satu-satunya tembakan Ronaldo di pertandingan ini.
Ronaldo terisolasi penjagaan ketat bek Maroko. Pergerakannya senantiasa mendapat pengawalan khusus. Maka, Ronaldo tidak banyak menyentuh bola. Bermain selama 39 menit, Ronaldo hanya mampu mencatatkan 10 sentuhan.
Menurut catatan Opta, Ronaldo selalu gagal mencetak gol dalam delapan penampilannya di fase gugur Piala Dunia. Dia telah menjalani 570 menit pertandingan dan 27 kali percobaan tembakan dalam rentang waktu tersebut.
Merasa tidak berdaya, Ronaldo, kapten dalam laga itu, meninggalkan kawan-kawannya yang masih berada di lapangan sembari menangis. Bukannya menenangkan, justru dia yang dihibur lawan dan kawannya. (AFP)