Beragam Drama di “Pertempuran Lusail”
Duel Belanda kontra Argentina, Sabtu dini hari WIB, menghadirkan rententan drama paket lengkap. Terdapat sejumlah insiden di dalam dan luar lapangan, termasuk wafatnya wartawan, Grant Wahl.
Laga perempat final Piala Dunia Qatar 2022 antara Belanda dan Argentina, Jumat (9/12/2022) malam waktu Qatar atau Sabtu (10/12) dini hari WIB, di Stadion Lusail, Lusail, memang telah berakhir. “La Albiceleste”, julukan Argentina, menjadi tim yang tersenyum di akhir pertandingan setelah menjalani 120 menit laga dan memenangi adu penalti.
Namun, duel dua musuh klasik yang telah enam kali berjumpa di Piala Dunia itu merupakan laga yang paling sempurna menyajikan drama di Qatar 2022. Di atas lapangan hijau, Belanda menjadi tim pertama di fase gugur Piala Dunia 2022 yang bisa mengejar ketertinggalan dua gol untuk menyamakan kedudukan, dan memaksa perpanjangan waktu.
Selain soal berbalas gol, drama juga hadir karena perseteruan kedua tim di sisi lapangan yang membuat laga itu pantas disebut "Pertempuran Lusail". Suasana panas dimulai ketika gelandang Argentina, Leandro Paredes, menendang bola ke arah bangku cadangan Belanda di menit ke-89 setelah mengganjal bek Belanda, Nathan Ake.
Hal itu memicu kemarahan pemain dan ofisial “Si Oranye”, yang tengah ngebet mengejar satu gol untuk menyamakan kedudukan saat itu. Kondisi itu membuat wasit asal Spanyol, Antonio Mateu Lahoz, memberikan kartu kuning kepada Paredes.
Baca juga: Kegagalan Taktik Keras Kepala Van Gaal dan Panasnya Laga
Di akhir waktu normal, pemain juga tidak berhenti saling menabrakan diri dan menyerang satu sama lain. Bahkan, pada adu penalti, bek sayap Belanda, Denzel Dumries, menambah suasana panas. Ia mengintimidasi pemain Argentina yang hendak mengeksekusi penalti.
Aksi itu dilakukan bek sayap Inter Milan tersebut sejak penendang keempat Argentina, Enzo Fernandez, berjalan dari tengah lapangan menuju kotak penalti. Dumfries mengikuti Fernandez sambil menyerukan kata-kata provokasi. Entah berpengaruh atau tidak, Fernandez gagal menunaikan tugasnya.
Dumfries kembali melanjutkan siasatnya itu untuk Lautaro Martinez, yang menjadi penendang kelima Argentina. Tetapi, Martinez seperti telah terbiasa mendapat provokasi dari Dumfries, rekan setimnya di Inter Milan. Dia tetap bisa menaklukan kiper Belanda, Andries Noppert, dan memastikan tiket ke semifinal untuk La Albiceleste.
Setelah menyaksikan Martinez memastikan kemenangan, mayoritas pemain Argentina yang menanti di tengah lapangan bersorak di hadapan Dumfries, salah satunya Nicolas Otamendi. Dumfries pun tidak terima dan sempat mengejar Otamendi. Alhasil, Dumfries mendapat kartu kuning kedua dan membuat Lahoz mengeluarkan kartu merah dari kantongnya.
Baca juga: Watak Kekal Argentina
“Ia selalu memprovokasi pemain kami pada adu penalti. Meluapkan kegembiraan itu adalah cara saya membalas sikapnya,” kata Otamendi di arena mixed zone seusai laga.
Secara total Lahoz mengeluarkan 18 kartu kuning dan satu kartu merah di laga tersebut. Jumlah itu adalah yang terbanyak dalam satu pertandingan Piala Dunia di Qatar 2022. Jumlah kartu itu terdiri dari sepuluh kartu kuning untuk Argentina termasuk pelatih Lionel Scaloni dan asisten pelatih Walter Samuel, lalu delapan kartu kuning dan satu kartu merah buat tim Oranye, termasuk dua kartu kuning yang berarti kartu merah untuk Dumfries.
Jumlah kartu kuning pada laga ini melampaui rekor 16 kartu kuning pada “Pertempuran Nuremberg” antara Portugal dan Belanda pada laga babak 16 besar Piala Dunia Jerman 2006. Saat itu wasit Valentin Ivanov mengeluarkan sembilan kartu kuning untuk Portugal dan tujuh kartu kuning untuk Belanda, termasuk dua kartu kuning masing-masing untuk gelandang Portugal, Costinha dan Deco, serta dua bek Belanda, Giovanni van Bronckhorst dan Khalid Boulahrouz.
Ia selalu memprovokasi pemain kami pada adu penalti. Meluapkan kegembiraan itu adalah cara saya membalas sikapnya.
"Pertempuran Lusail" ditutup dengan tindakan Lionel Messi yang menghampiri Pelatih Belanda Louis van Gaal setelah ia merayakan kemenangan adu penalti bersama kiper Argentina, Emiliano Martinez. Messi mengungkapkan, dirinya meluapkan kekesalannya terhadap pernyataan Van Gaal yang meremehkan Argentina.
Asisten Pelatih Belanda, Edgar Davids, menghadang Messi agar tidak langsung berhadapan dengan Van Gaal. Selain itu, seorang staf Argentina juga menarik Messi agar tidak lebih lama meluapkan emosinya.
“Ia (Van Gaal) katakan bahwa mereka akan bermain cantik. Nyatanya mereka hanya menurunkan pemain (penyerang) tinggi dan melakukan umpan-umpan panjang,” kata Messi.
Wartawan kolaps
Di awal masa perpanjangan waktu, wartawan yang berada di tribune media tidak sepenuhnya fokus pada pertandingan. Tiba-tiba petugas keamanan membenahi kursi di meja tribune media. Ada seorang sukarelawan dan petugas medis yang membawa tabung oksigen dan alat bantu pernapasan.
Melihat keadaan itu, sejumlah wartawan berdiri untuk melihat situasi yang terjadi. Kompas hendak menyaksikan lebih dekat peristiwa itu, tetapi dihadang petugas keamanan. Lalu, kami sempat bertanya kepada petugas keamanan di baris tribune, yang menjawab seorang wartawan tiba-tiba kolaps dan mengalami kritis beberapa saat setelah Belanda mencetak gol penyama kedudukan.
“Ada insiden, tetapi saya tidak tahu pasti apa yang terjadi,” ujar seorang petugas keamanan. Ia pun meminta wartawan untuk tetap duduk agar tidak menganggu kenyamanan pendukung menyaksikan pertandingan.
Baca juga: Berita Eksklusif Piala Dunia Qatar 2022
Keingintahuan itu menjadi terang setelah pada Sabtu pagi waktu Qatar, surat elektronik dari Media FIFA masuk untuk menyampaikan duka cita atas meninggalnya Grant Wahl, wartawan Amerika Serikat, ketika tengah meliput laga Belanda kontra Argentina.
“Dengan rasa tidak percaya dan kesedihan yang luar biasa, saya dikabari tentang meninggalnya jurnalis olahraga terkemuka, Grant Wahl, saat meliput pertandingan perempat final Piala Dunia di Qatar,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino dalam pembukaan surel itu.
Wahl mendapat apresiasi besar dari FIFA karena telah meliput ajang Piala Dunia sejak Amerika Serikat 1994. Ia adalah salah satu pionir wartawan sepak bola di AS, yang bukan negara “gila” sepak bola.
Tak hanya itu, drama lain di Lusail juga sempat terjadi dengan kehadiran seseorang yang masuk ke dalam lapangan di pertengahan babak kedua. Dengan menggunakan pakaian serupa petugas keamanan, ia tiba-tiba berlari ke tengah lapangan.
Baca juga: Duka di Rio, Sukacita di Buenos Aires
Tetapi, niat dari aksi invasi ke lapangan itu tidak sepenuhnya bisa berjalan karena dua orang petugas langsung menjatuhkannya sebelum ia sampai di tengah lapangan. Kemudian, dua petugas keamanan tambahan membantu untuk menggotong orang itu ke luar lapangan.
Piala Dunia 2022 menyisakan empat laga pamungkas. Patut dinantikan, apakah drama di dalam dan luar lapangan yang hadir pada “Pertempuran Lusail” kembali terjadi? Waktu yang akan menjawab...