Indonesia bisa berharap mendapat dua gelar juara dari turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour. Harapan itu ada pada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Anthony Sinisuka Ginting yang akan tampil pada laga final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
HUMAS PP PBSI
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan lolos ke final turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour setelah mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yii (Malaysia), 17-21, 21-13, 21-19, di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12/2022). Di final, mereka akan berhadapan dengan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China).
BANGKOK, SABTU - Satu kemenangan lagi dibutuhkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Anthony Sinisuka Ginting untuk menutup musim kompetisi 2022 dengan gelar juara. Mereka berhak menyandang status pemain terbaik dari yang terbaik jika menjuarai turnamen Final BWF World Tour.
Laga terakhir tahun ini bagi para pebulu tangkis elite dunia, termasuk dua wakil Indonesia itu, akan dijalani di Nimibutr Arena, Bangkok, Minggu (11/12/2022). Sejak bersaing pada Rabu, akhirnya tersisa dua wakil dari setiap nomor untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
Final BWF adalah turnamen dengan peserta terbatas. Mereka yang berhak tampil adalah delapan wakil terbaik dari setiap nomor berdasarkan prestasi terbaik dari turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) sepanjang tahun berjalan.
Termasuk di antara peserta adalah juara dunia atau peraih medali emas Olimpiade pada tahun penyelenggaraan Olimpiade. Dengan tambahan hadiah terbesar dibandingkan turnamen lain—total Rp 23,412 miliar pada tahun ini—menjadi juara Final BWF menjadi impian pebulu tangkis.
HUMAS PP PBSI
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan meluapkan kegembiraan setelah lolos ke final turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour. Jika menang atas Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022), Hendra/Ahsan akan menjuarai turnamen itu untuk keempat kalinya.
Hendra/Ahsan pernah merasakan itu ketika menjadi juara 2013, 2015, dan 2019. Mereka memiliki peluang untuk menambahnya jika bisa mengalahkan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) pada final. Seandainya itu terjadi, Hendra/Ahsan akan menyamai mantan pemain Malaysia, Lee Chong Wei, sebagai pemain dengan gelar Final BWF terbanyak, yaitu empat gelar. Pemain lain yang memiliki tiga gelar adalah tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying, dan tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen.
Ganda Indonesia, yang masing-masing berusia 35 dan 38 tahun itu, membuktikan masih bisa bersaing dengan pemain-pemain yang lebih muda dari mereka, termasuk ketika bersaing ketat dengan Ong Yew Sin/Teo Ee Yii (Malaysia) pada semifinal. Mereka menang dengan skor 17-21, 21-13, 21-19.
Hendra/Ahsan memenangi gim penentuan setelah tertinggal pada pertengahan gim. Mereka memenangi adu mental saat skor 19-19, setelah lawan mendekat dari posis tertinggal 17-19.
Ahsan yang bermain dengan kondisi kurang fit, karena flu, melepas kelegaan dengan telentang di lapangan setelah mendapat poin terakhir. “Senang pastinya bisa menang. Ini pertandingan tidak mudah, lawan juga bermain bagus sejak awal sampai akhir. Sementara, kami hanya berusaha maksimal pada setiap pertandingan. Masuk turnamen ini saja di luar dugaan kami, apalagi bisa masuk final,” tutur Ahsan.
Kami hanya berusaha maksimal pada setiap pertandingan. Masuk turnamen ini saja di luar dugaan kami, apalagi bisa masuk final.
HUMAS PP PBSI
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan memeluk Ong Yew Sin/Teo Ee Yii (Malaysia) setelah mengalahkan mereka 17-21, 21-13, 21-19 dalam semifinal turnamen Final BWF World Tour di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12/2022). Di final, mereka akan melawan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China).
Dengan tinggal sisa satu pertandingan lagi, Hendra akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meraih gelar pertama pada tahun ini. Pasangan berjulukan The Daddies itu empat kali ke final pada turnamen lain, termasuk pada dua ajang besar, yaitu All England dan Kejuaraan Dunia, tetapi selalu kalah.
“Tahun ini kami belum juara. Jadi, pastinya kami ingin juara pada turnamen penutup ini,” kata Hendra yang juga tampil pada final India Terbuka dan Malaysia Masters.
Menantang Axelsen
Final pada turnamen penutup tahun menjadi final ideal bagi Anthony, apalagi jika bisa memenanginya. Dia akan berhadapan tunggal putra nomor satu dunia, Axelsen, yang menang atas Kodai Naraoka (Jepang) dalam laga ketat 21-23, 21-19, 21-18. Axelsen memenangi laga selama satu jam 23 menit itu setelah kehilangan gim pertama dan tertinggal 6-11 pada gim kedua. Adapun Anthony mengalahkan rekan latihannya di pelatnas Cipayung, Jakarta, Jonatan Christie, 21-15, 11-21, 21-18.
Setelah pernah menjadi musuh bebuyutan dengan Kento Momota (Jepang) pada periode 2018-2019, Anthony menciptakan rivalitas dengan Axelsen meski tertinggal jauh 4-10 dalam statistik menang-kalah. Persaingan itu terjadi setelah mereka lima kali bertemu pada tahun ini sebelum Final BWF. Axelsen, yang berada dalam performa terbaik pada tahun ini dengan tujuh gelar juara, memenangi semua laga.
Anthony Sinisuka Ginting akan tampil pada final turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour melawan Viktor Axelsen. Dalam semifinal di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (10/12/2022), Anthony mengalahkan Jonatan Chrsitie 21-15, 11-21, 21-18.
Namun, dua gelar juara Anthony serta beberapa momen yang terjadi di Bangkok bisa saja melahirkan skenario berbeda. Sebelum tiba di Bangkok, Anthony menjuarai turnamen terakhir yang diikutinya, Hylo Terbuka di Jerman, 1-6 November. Empat bulan sebelumya, dia menjuarai Singapura Terbuka yang menumbuhkan kembali kepercayaan diri setelah mengalami kebuntuan dalam 1,5 tahun terakhir.
Dalam perjalanan menuju final di Bangkok, tunggal putra peringkat ketujuh dunia itu tak terkalahkan. Selain mengalahkan Jonatan, yang juga bersaing dengannya pada Grup B, Anthony unggul atas dua lawan yang selalu memberi perlawanan alot, Chou Tien Chen (Taiwan) dan Loh Kean Yew (Singapura).
Sementara, di tengah dominasinya yang hanya dua kali kalah sebelum tampil di Final BWF, Axelsen ternyata yang masih bisa dikalahkan. Pemain India, Prannoy H.S. menunjukkan itu ketika menang 14-21, 21-17, 21-18 pada penyisihan Grup A, Jumat. Naraoka, juga, hampir melakukannya pada semifinal meski akhirnya kalah.
Gillian Clark, mantan pebulu tangkis Inggris yang menjadi komentator turnamen untuk BWF, mengatakan, selama ini banyak pemain yang takut pada Axelsen. “Apa yang dilakukan Prannoy dan Naraoka menunjukkan bahwa Axelsen sebenarnya bisa dikalahkan,” ujar Clark.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto disingkirkan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (China) pada semifinal turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour. Di Nimibutr Arena, Bangkok, Thailand, mereka kalah 20-22, 21-11, 19-21.
Dengan catatan itu, Anthony pun memiliki kesempatan untuk mengalahkan Axelsen, guna membayar kekalahan dari Momota pada laga puncak Final BWF 2019. “Pastinya, saya mau lebih dari tiga tahun lalu. Masih ada tugas yang harus diselesaikan di sini,” kata Anthony.
Kemenangan Anthony dan Hendra/Ahsan tidak bisa disamai Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Fajar/Rian gagal menciptakan final ganda putra sesama Indonesia setelah dikalahkan Liu/Ou 22-20, 11-21, 19-21.
Sementara, meski kalah, perjuangan Rinov/Pitha saat menghadapi juara Final BWF 2020 dan 2021, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), patut dihargai. Mereka memberi perlawanan ketat selama satu jam 13 menit walau akhirnya kalah 22-24, 21-16, 14-21. Sehari sebelumnya, Rinov/Pitha menggagalkan lima match point pasangan Perancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, untuk mendapat tiket semifinal.