Kebangkitan "Jogo Bonito" Brasil Ditumbangkan Mental Kuat Kroasia
Kroasia menang atas Brasil dalam adu penalti dengan skor 4-2 (1-1) pada perempat final Piala Dunia 2022. Kroasia bisa menjaga rekor 100 persen menang adu penalti di Piala Dunia dan memupus mimpi juara Brasil.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
PESTA BOLA QATAR
AL RAYYAN, JUMAT – Kebangkitan “Jogo Bonito” Brasil ditumbangkan mental baja milik Kroasia di Stadion Education City di Al Rayyan, Qatar, Jumat (9/12/2022). Ketangguhan penjaga gawang Kroasia Dominik Livakovic saat adu penalti melengkapi kegagalan usaha Brasil meraih trofi keenam Piala Dunia.
Setelah bermain imbang 1-1 hingga babak perpanjangan waktu berakhir, permainan harus diakhiri lewat adu penalti. Empat pemain Kroasia berhasil menunaikan tugasnya. Sementara hanya dua pemain Brasil yang bisa menjebol gawang Kroasia. Kroasia unggul 4-2 dan berhak maju ke babak semifinal.
”Pertandingan yang hebat sejak dari menit pertama hingga terakhir. Kami menyingkirkan favorit juara terbesar. Keberhasilan ini untuk rakyat Kroasia. Ini bukan akhir bagi kami, mari lanjutkan (melangkah lebih jauh),” ujar pelatih Kroasia Zaltko Dalic sehabis laga tersebut.
Sejak babak pertama, Kroasia tampil meyakinkan meski tidak diunggulkan. Para pemain tim berjuluk Vatreni atau lidah api bermain rapi dalam transisi bertahan dan menyerang. Kondisi itu membuat Brasil tidak bisa leluasa mengembangkan permainan.
Saat usaha menampilkan permainan individu selalu gagal, pemain Brasil mengubah permainan. Tim ”Samba” mencari cara mencuri gol dengan memainkan bola dari kaki ke kaki. Namun, usaha itu tetap tidak membuahkan hasil.
Memasuki babak kedua, Brasil mulai mengandalkan kecepatan dari sisi sayap atau tengah lapangan. Perlahan "Jogo Bonito", permainan menyerang, yang tertahan di babak pertama mulai kelihatan. Serangan mereka mulai merepotkan pertahanan Kroasia.
Tercatat enam enam peluang emas diciptakan ujung tombak Neymar dan Richarlison, hingga gelandang Lucas Paqueta. Beruntung, bek Kroasia Josko Gvardiol dan Dominik Livakovic mampu mementahkan peluang itu.
Kondisi itu membuat Kroasia benar-benar terkurung. Punggawa Kockasti atau si kotak-kotak, sebutan Kroasia, terkurung. Berusaha beberapa kali menyerang tapi terlalu mudah dipatahkan Brasil. Babak kedua berakhir masih tanpa gol.
Babak tambahan
Brasil yang bernafsu meraih trofi keenam Piala Dunia belum kehabisan tenaga saat babak tambahan digelar. Serangan terus dilancarkan hingga akhirnya Neymar memecah kebuntuan di menit ke 105+1. Umpan Paqueta dituntaskan Neymar dan tidak bisa ditahan Livakovic.
Itu menjadi gol kedua Neymar di Piala Dunia ini sekaligus gol ke-77 bersama Brasil. Dia menyamai rekor Pele yang menjadi top skor sepanjang masa Brasil sejak 1971.
Sekilas bakal tumbang, Kroasia tidak ingin menyerah. Berawal dari serangan balik, pemain sayap Mislav Orsic berlari membawa bola menyisir sayap kiri lapangan.
Saat mendekati kotak penalti, dia memberikan umpan datar ke dalam kotak penalti yang disambut penyerang Bruno Petkovic dengan sontekan keras di menit ke-117. Bola sempat menyentuh kaki bek Brasil Marquinhos sehingga berubah arah dan gagal diselamatkan kiper Alisson Becker.
”Ini adalah Kroasia yang tampil penuh kebanggaan, keberanian, keyakinan, dan patriotisme. Kroasia akan melakukan yang terbaik saat dibutuhkan dan selalu berhasil. Tidak ada yang boleh meremehkan kami,” terang Dalic menggambarkan mentalitas timnya.
Adu penalti
Kebobolan di menit akhir perpanjangan waktu, berpengaruh saat Brasil menghadapi adu penalti. Hanya dua pemain, Casemiro dan Pedro Guilherme yang bisa menunaikan tugas. Sementara tendangan Rodrygo ditahan Livakovic dan sepakan Marquinhos membentur gawang.
Sebaliknya, Kroasia mempertahankan mental bajanya. Empat penendang tim asal Balkan, Nikola Vlasic, Lovro Majer, Luka Modric, dan Mislav Orsic mampu menceploskan gol dengan meyakinkan.
”Kami dibesarkan sebagai petarung, untuk memberikan yang terbaik. Itulah resep untuk sukses,” ucap Livakovic yang menjadi bintang dalam pertandingan tersebut.
Kemenangan adu penalti itu membuat Kroasia menjaga kesempurnaannya dalam babak adu penalti Piala Dunia. Mereka tidak pernah gagal dalam tiga adu penalti sebelumnya.
Sebelumnya, Kroasia menang 3-1 (1-1) atas Jepang di 16 besar Piala Dunia 2022 dan 4-3 (2-2) atas Rusia di perempat final Piala Dunia Rusia 2018. Mereka juga menang 3-2 (1-1) atas Denmark di 16 besar Piala Dunia 2018.
Dengan kemenangan kali ini, Kroasia melaju ke semifinal keduanya dalam dua Piala Dunia terakhir. Secara keseluruhan, ini semifinal ketiga dari enam Piala Dunia yang diikutinya. Pada debut Piala Dunia di Perancis 1998, mereka lolos ke semifinal dan merebut peringkat ketiga.
”Kami sangat bangga. Ini kedua kalinya (berturut-turut) Kroasia berada di semifinal dan para pemain menjadi liar,” kata Dalic.
Sebaliknya, Brasil terhenti di perempat final dalam dua Piala Dunia terakhir atau perempat final keempat usai meraih trofi juara dunia kelima di Korsel-Jepang 2002. Prestasi terbaik mereka dalam dua dekade terakhir adalah berada di urutan keempat saat Piala Dunia 2014 dihelat di negaranya sendiri.
”Itu sulit, tetapi saat kami sedih, hidup terus berjalan. Jadi, kami perlu mengangkat kepala. Saya sangat bangga dengan para pemain, atas apa yang kami lakukan. Tetapi, sayangnya, itulah sepak bola,” ungkap kapten Brasil Thiago Silva.(AFP/REUTERS)