Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah pertama kalinya dari Zhang Shu Xian/Zheng Yu (China) pada momen penting, turnamen Final BWF World Tour. Nasib mereka ke semifinal akan ditentukan pada laga ketiga, Jumat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, KAMIS - Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti selalu menang dalam tiga pertemuan dengan pasangan China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu, termasuk dalam dua laga final. Kali ini, ketika bersaing pada turnamen dengan gengsi yang lebih tinggi, yaitu Final BWF World Tour, Apriyani/Fadia kesulitan keluar dari tekanan hingga kalah dalam dua gim.
Pertemuan itu terjadi di Nimibutr Arena, Bangkok, Kamis (8/12/2022), pada penyisihan Grup B ganda putri. Permainan cepat Zhang/Zheng, terutama di area lapangan depan, membuat Apriyani/Fadia kesulitan. Mereka, bahkan, sering kehilangan poin dengan cepat hingga akhirnya kalah dengan skor 14-21, 19-21.
Sejak awal hingga pertandingan selama 35 menit berakhir, Apriyani/Fadia hanya tiga kali unggul, yaitu pada skor 1-0, 2-1, dan 6-5 pada gim kedua. Selebihnya, mereka selalu tertinggal, bahkan, dengan rentang hingga sepuluh angka pada gim pertama.
Ganda putri Indonesia peringkat ke-14 dunia itu sebenarnya memiliki kesempatan besar membuat pertandingan berjalan tiga gim. Mereka mempertipis selisih poin, dari 9-16 menjadi 19-20 pada gim kedua. Akan tetapi, pertandingan berakhir ketika kok dari Zhang, saat mengembalikan smes Apriyani, jatuh di area baseline.
Fadia, yang berada di belakang lapangan, membiarkan kok itu karena menduga jatuh di luar lapangan. Namun, penjaga garis menyatakan masuk dan diprotes pasangan Indonesia.
Dengan tangannya, Fadia menunjukkan kok berjarak sejengkal dari garis belakang. Akan tetapi, keputusan penjaga garis dikonfirmasi wasit dan Apriyani/Fadia tidak bisa meminta challenge (tayangan ulang) karena telah menggunakan dua kesempatan mereka.
Hasil tersebut menjadi kekalahan pertama Apriyani/Fadia dari Zhang/Zheng setelah selalu menang dalam tiga pertemuan. Dua kemenangan terakhir didapat dari laga final, yaitu pada Malaysia dan Singapura Terbuka.
Kekalahan dari Zhang/Zheng dan kemenangan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) dari Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia), dengan skor 21-13 21-15, membuat posisi keempat pasangan dalam klasemen pun berubah. Chen/Jia dan Zhang/Zheng naik satu peringkat, masing-masing, menempati urutan pertama dan kedua. Sedangkan Apriyani/Fadia turun ke posisi ketiga dari puncak klasemen. Adapun Tan/Muralitharan berada di urutan terakhir.
Untuk besok, kami pasti belajar dari pertandingan hari ini. Harus lebih siap sejak awal masuk lapangan.
Untuk membuka peluang menempati dua peringkat teratas, sebagai syarat lolos ke semifinal, Apriyani/Fadia harus menang pada pertandingan terakhir fase penyisihan, yaitu melawan Chen/Jia, pada Jumat. Ini menjadi tantangan terberat ganda Indonesia yang berpasangan sejak Juni itu karena mereka tertinggal 1-2 pada pertemuan sebelumnya.
Final BWF diikuti delapan wakil terbaik, berdasarkan performa sepanjang 2022, dari setiap nomor. Dalam format round robin pada penyisihan grup, mereka harus berebut peringkat pertama dan kedua agar bisa tampil pada semifinal.
“Untuk besok, kami pasti belajar dari pertandingan hari ini. Harus lebih siap sejak awal masuk lapangan karena akan bertemu pasangan China lagi dengan permainan yang mirip,” kata Fadia.
Sementara, Apriyani mengakui penampilan Zhang/Zheng yang sangat baik, terutama pada gim pertama. “Pada gim kedua, kami sudah mulai menemukan ritme permainan, tetapi sayang, pukulan terakhir seharusnya jatuh di luar lapangan. Pasti kecewa, tetapi kami masih punya harapan,” tutur Apriyani.
Sebelum berpasangan dengan Fadia, Apriyani berpengalaman tampil pada turnamen akhir tahun ini pada 2018-2021. Mereka pernah merasakan tersingkir pada fase grup meski menang pada dua pertandingan pertama, yaitu pada Final BWF 2020. Hasil terbaik peraih medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 itu adalah saat mencapai semifinal pada 2021 di Bali.
Tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, juga, harus menentukan nasibnya melalui pertandigan ketiga, yaitu melawan Akane Yamaguchi (Jepang), pada Jumat. Persaingan pada Grup A tunggal putri ini berjalan ketat karena setelah menjalani dua laga, pada Rabu dan Kamis, setiap pemain memiliki satu kemenangan dan satu kekalahan.
Kekalahan Gregoria dari An Se-young (Korea Selatan) 9-21, 21-11, 10-21 dan kemenangan Chen Yu Fei (China) atas Yamaguchi 21-19, 21-18 membuat klasemen sementara grup ini ditempati Chen, Yamaguchi, Gregoria, dan An secara beruntun. Posisi mereka hanya dibedakan oleh selisih gim serta poin menang-kalah.
Kejutan yang dibuat Gregoria pada Rabu, dengan mengalahkan Chen, serta permainan tiga gim melawan An membuat tunggal putri Indonesia peringkat ke-14 dunia itu masih memiliki peluang lolos ke semifinal.
“Kalau kemarin saya tidak mau berpikir kemenangan, tadi saya tidak mau memikirkan kekalahan. Masih ada laga besok semoga bisa menemukan motivasi untuk berjuang lagi,” kata Gregoria.
Finalis Australia Terbuka ini mengevaluasi diri bahwa seringkali kali bermain terburu-buru untuk mendapat poin saat melawan An. “Padahal, beberapa kali saya punya kesempatan, tetapi gagal menjadi poin karena tidak sabar. Itu yang membuat saya kecewa,” katanya.
Selain Gregoria dan Apriyani/Fadia, wakil lain Indonesia juga menjalani laga kedua pada grup masing-masing. Mereka diantaranya Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada tunggal putra.
Pada ganda putra ada Fajar Alfian/Muhammad Rian ARdianto dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, serta ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Enam wakil menang pada hari pertama kecuali Jonatan karena berhadapan dengan Anthony.