Deru Semangat Sang Penyintas Serangan Jantung, Daley Blind
Usai mengalami serangan jantung dua kali dalam tiga tahun terakhir, pemain Belanda Daley Blind terus berjuang melanjutkan karier. Perjuangan itu berhasil, dia jadi salah satu pemain penting Belanda di Piala Dunia 2022.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Pemain Belanda, Daley Blind (32), seperti bermimpi jelang laga Belanda dan Argentina pada perempat final Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Lusail, Sabtu (10/12/2022). Bukan karena dia akan memainkan laga internasional ke-99 dan kembali berjumpa "La Albiceleste" setelah semifinal Piala Dunia Brasil 2014, melainkan karena dirinya mampu terus bermain meskipun dua kali mengalami serangan jantung dalam tiga tahun terakhir.
Usai menerima umpan datar pemain sayap kanan Denzel Dumfries di menit ke-45+1, Blind menyontek bola dengan keras dan seketika bola meluncur ke gawang Amerika Serikat. Blind berhasil mengantarkan timnya unggul 2-0 atas AS pada 16 besar di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Sabtu (3/12/2022).
Blind langsung merayakan golnya dengan berlari menghampiri bangku tim Oranye. Seusai berpelukan dengan sejumlah pemain, Blind mendekati pria paruh baya yang memakai jas. Dia memegang wajah pria itu dengan senyum berseri-seri. Pria itu adalah ayah Blind, Danny Blind yang juga bertugas sebagai salah satu asisten pelatih Belanda.
Saya tidak ingat apa yang ayah katakan kepada saya. Itu hanya momen antara ayah dan anak. Tetapi, sungguh gila memiliki pengalaman ini bersama.
”Saya tidak ingat apa yang ayah katakan kepada saya. Itu hanya momen antara ayah dan anak. Tetapi, sungguh gila memiliki pengalaman ini bersama,” ujar Blind sehabis laga yang dimenangi Belanda 3-1 itu seperti dikutip The Guardian, Minggu (4/12/2022).
Blind dan Danny memang memiliki ikatan batin yang kuat. Danny adalah sosok di balik berlanjutnya karir Blind usai diterpa serangan jantung tiga tahun lalu. Semuanya bermula pada 11 Desember 2019, saat klubnya, Ajax Amsterdam menjamu Valencia pada laga terakhir penyisihan Grup H Liga Champions.
Dalam laga yang berakhir kekalahan 0-1 untuk Ajax itu, Blind sempat mengeluh pusing tetapi tetap lanjut bermain hingga laga tuntas. Namun, dari hasil pemeriksaan lebih lanjut beberapa hari berselang, dokter mendiagnosis dia mengalami radang otot jantung atau miokarditis. Awalnya, dokter menyarankan Blind mengakhiri karier profesionalnya.
”Anda bisa melihat semua orang menatap saya dengan ketakutan,” kenang Blind dalam film dokumenter emosional tentang penanganan insiden itu berjudul ”Never Again Standing Still” yang dirilis jelang Piala Dunia 2022 seperti dilansir The Indian Express, Rabu (7/12).
Dalam film itu, Blind menceritakan, Danny yang memberikannya motivasi untuk melanjutkan karier. ”Sesuatu yang selalu melekat untuk saya adalah reaksi ayah. Dia begitu tabah. Dia tidak menyerah, dia terus bertanya kepada dokter apakah ada pilihan lain. Dengan pandangan yang tenang, dia memberi saya harapan,” ungkap Blind.
Hidup berubah
Akan tetapi, sejak itu, hidup Blind berubah. Dia harus menggunakan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD), yakni alat pendeteksi irama jantung yang bisa memberikan reaksi untuk menyelamatkan jiwa jika terjadi serangan jantung mendadak. Alat itu belakangan digunakan pula oleh mantan rekan Blind di Ajax, Christian Eriksen yang mengalami drama serangan jantung mengerikan ketika membela Denmark melawan Finlandia pada penyisihan Grup B Piala Eropa 2020.
”Itu adalah sesuatu yang harus Anda gunakan setiap saat. Anda bangun dengan itu, Anda pergi bekerja, Anda minum obat, Anda memikirkannya selama berlari, Anda selalu membawanya. Hanya setelah setahun, saya bisa pergi tanpa memikirnya (sudah terbiasa). Kemudian, saya menelepon ayah untuk memberitahukannya,” terang Blind.
Blind harus menunggu dua bulan pasca operasi pemasangan ICD untuk bisa berlatih dan bermain kembali bersama rekan setimnya. Namun, tidak lama kemudian, dia mengalami episode serupa. Sepuluh menit jelang akhir laga Ajax dan Hertha Berlin pada laga uji coba, 26 Agustus 2020, kamera menangkap bagaimana Blind terjatuh saat berjalan di antara bulan sabit kotak penalti timnya.
Blind tidak pingsan tetapi terbaring di lapangan dengan tangan berada di dada dan pindah ke belakang leher. Setelah tenang, dia berdiri dan bisa keluar lapangan tanpa bantuan. ”ICD Daley Blind bereaksi. Maka itu, dia langsung diganti dan dia merasa baik-baik saja,” kata pelatih Ajax waktu itu, Erik ten Hag menjelaskan situasi tersebut dikutip ESPN.
Kendati menjalani hari-hari penuh risiko, Blind terus bertahan demi mengejar mimpi mengantarkan Belanda menuntaskan rasa penasaran menjadi juara dunia. Dia pun membuktikan mampu memberikan kontribusi besar untuk timnya pada Piala Dunia kali ini.
Sejauh ini, Blind terus dipercaya pelatih Belanda Louis van Gaal, selalu bermain penuh tanpa absen dari penyisihan grup hingga 16 besar dengan sumbangan satu gol dan satu asis. ”Saya merasa sangat bugar dan bisa melakukan semua yang bisa dilakukan orang normal. Sesekali, saya pergi untuk mengecek (jantung). Tetapi, selama saya masih memiliki alat itu (ICD), saya akan mencoba melakukan yang terbaik yang saya bisa,” tutur Blind.
Legenda Belanda Patrick Kluivert pernah menggambarkan Blind sebagai pemain yang serba bisa. Mungkin itu pula yang membuat kariernya bisa awet. ”Daley Blind bisa memberikan perlindungan luar biasa untuk pertahanan (sebagai bek kiri). Tetapi, dia juga bisa sangat kuat sebagai gelandang. Dia bisa membagi permainan dengan sangat baik. Dia tenang, pandai memenangi penguasaan bola, dan visinya luar biasa,” pungkas Kluivert dilansir Sports Mole. (REUTERS)