Kesunyian Ronaldo dalam Semarak Pesta Gol Portugal
Ronaldo masih menjadi ikon terbesar tim Portugal. Namun, Portugal justru bermain lebih baik tanpa presensi sang megabintang.

Penyerang Portugal Goncalo Ramos (kanan) merayakan gol yang dicetak dalam babak 16 Besar Piala Dunia Qatar 2022, di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Rabu (7/12/2022) dini hari WIB. Ramos mencetak hattrick dalam pertandingan itu.
- Goncalo Ramos menjadi pencetak hattrick termuda di Piala Dunia setelah Florian Albert untuk Hongaria pada 1962.
- Goncalo Ramos melampaui catatan gol Cristiano Ronaldo hanya dalam 75 menit bermain di fase gugur.
- Portugal lolos ke perempat final Piala Dunia untuk ketiga kali setelah 2006 dan 1996. Swiss gagal memenangi laga 16 besar dalam 5 kesempatan beruntun.
LUSAIL, RABU – Kapten Portugal Cristiano Ronaldo dicadangkan untuk pertama kali di Piala Dunia Qatar 2022 pada babak 16 besar. Namun, saat dia tidak berlaga, Portugal justru menampilkan permainan tim berkualitas juara untuk pertama kalinya saat menaklukkan Swiss 6-1 di Stadion Lusail, Rabu (7/12/2022) dini hari WIB.
Goncalo Ramos (21), pengganti Ronaldo, malah menjadi pahlawan kemenangan Portugal lewat sumbangan tiga gol atau hattrick. Hanya dari satu penampilan, dia sudah jauh melampaui catatan Ronaldo yang tidak pernah mencetak gol di fase gugur dalam keikutsertaan lima edisi terakhir.
Ramos sukses menjadi pencetak hattrick termuda di Piala Dunia (21 tahun, 169 hari) setelah Florian Albert (20 tahun, 261 hari) untuk Hongaria pada 1962. “Bahkan tidak ada di mimpi terliar saya sekali pun untuk bisa menjadi 11 pemain mula di fase gugur,” kata penyerang Benfica yang baru menjalani debut di tim nasional pada uji coba sebulan lalu itu.
Kejayaan Portugal di 16 besar berawal dari keputusan berani pelatih Fernando Santos. Dia mencadangkan Ronaldo yang selalu tampil sebagai pemain inti dalam 31 laga terakhir Portugal di turnamen besar sejak 2008, termasuk tiga laga pada fase grup di Qatar.
Santos memastikan, pergantian semata demi kebutuhan strategi. Tidak ada hal personal, meskipun sang pelatih sempat mengutarakan rasa kecewa akibat reaksi kurang baik Ronaldo saat ditukar di laga terakhir grup versus Korea Selatan.
“Kami harus memikirkan tim ini secara kolektif saat ini. Saya masih memikirkan dia (Ronaldo) sangat penting untuk tim ini. Kami sudah berbicara sebelum pertandingan. Dia meyakini tidak ada masalah dengan keputusan saya,” ucap Santos setelah mengantar timnya ke perempat final.
Baca juga : Entakan ”Kuda Hitam” Menggetarkan Portugal
Ramos bersinar

Penyerang Portugal Goncalo Ramos mencetak tiga gol dalam laga melawan Swiss di babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Lusail di Qatar, Rabu (7/12/2022). Perannya menenggelamkan pamor Cristiano Ronaldo sebagai legenda hidup tim.
Tanpa Ronaldo sejak awal, penampilan Portugal lebih dinamis dan agresif. Ramos yang berperan sebagai ujung tombak dalam formasi 4-3-3, selalu bergerak lincah mencari bola ke berbagai arah. Dua pemain kreatif di antara Ramos, Bruno Fernandes dan Joao Felix, bisa menemukannya dengan mudah.
Dua gol Ramos berasal dari asis Felix. Keduanya juga berawal dari pergerakan Ramos yang menyelinap di ruang sempit pertahanan Swiss. Insting dan umpan Felix menyempurnakan pergerakan itu. Adapun trio lini serang Portugal bergerak sangat kompak, sebagai kesatuan unit.
Ramos dengan daya juang tinggi juga sangat berguna dalam strategi bertahan Portugal. Penyerang yang sempat diincar Paris Saint-Germain pada musim lalu itu, turut bertahan sampai ke lini tengah. Dia membantu pertahanan blok medium yang berfungsi menjebak Swiss.
Swiss semula percaya diri bermain dengan terbuka. Mereka menerapkan garis pertahanan tinggi sekaligus membangun serangan dari bawah. Swiss adalah salah satu tim terbaik ketika membangun serangan dari lini pertahanan. Mereka memiliki bek Manuel Akanji yang terbiasa bermain dengan gaya serupa di Manchester City.
Akan tetapi, akibat jebakan lawan di tengah lapangan, Swiss begitu kesulitan mencari celah. Alih-alih membangun serangan, mereka justru sering kehilangan bola. Akibatnya, mereka dihukum akibat transisi serangan balik kilat Ramos dan rekan-rekan.
Santos paham betul kelemahan dan kelebihan lawan. Swiss hebat dalam membangun serangan, tetapi lemah dalam transisi. Ujungnya, nyaris seluruh gol Portugal bermula dari transisi serangan balik cepat yang dipimpin trio Ramos-Fernandes-Felix.
Ramos yang ikut bertahan, menjadi sangat sulit diprediksi pergerakannya. Dia berlari dari belakang bersama para pemain lain saat transisi. Selain gol, dia juga menyumbang 1 asis untuk gol Raphael Guerreiro yang berasal dari skema serangan balik. Ramos total mencatat 6 tembakan, 2 kali umpan kunci, dan 4 kali menang duel.
Adapun gol pertama Ramos pada menit ke-17 mengubah peruntungan di laga ini. Dia membuka keunggulan lewat tendangan sekencang 106 kilometer per jam dari sudut sempit. Kiper lawan Yann Sommer hanya bisa menatap bola menggetarkan jaring gawangnya. Akibat gol itu, Swiss bermain lebih terbuka.
Pelatih Swiss Murat Yakin mengatakan, terkejut dengan penampilan Portugal kali ini. Mereka sudah mempersiapkan diri untuk menghentikan Ronaldo, tetapi sang megabintang tidak tampil. “Lawan kami lebih baik, lebih cepat, dan lebih tajam. Rencana kami tidak bekerja,” ucapnya.
Ketajaman lini serang Portugal tercermin dalam statistik. Tim asuhan Santos mencatat total 14 tembakan, sembilan di antaranya mengarah ke gawang. Swiss lebih unggul penguasaan, 52 persen, tetapi hanya mencatat tiga tembakan tepat sasaran dari 10 percobaan.
Menariknya, Swiss adalah tim yang mampu menahan gempuran talenta lini serang Brasil di fase grup. Mereka hanya kalah 0-1 dari Brasil. Itu pun karena kecolongan dari serangan balik pada menit ke-83. Sebelum gol itu, Brasil begitu kesulitan menembus pertahanan kokoh mereka.
Magnet Ronaldo

Pemain Portugal Pepe memasang tanda kapten di lengan Cristiano Ronaldo dalam laga 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 melawan Swiss di Stadion Lusail, Rabu (7/12/2022) dini hari WIB. Portugal menang telak 6-1 tapi Ronaldo kembali gagal melesakan gol di laga itu.
Akan tetapi, Ronaldo tetap menjadi magnet terbesar di Stadion Lusail, meskipun tidak bermain sejak awal. Puluhan ribu penonton menyoraki namanya ketika dia akan bermain dari bangku cadangan pada 15 menit terakhir.
Sayangnya, Ronaldo tidak berhasil berkontribusi lebih. Dia hanya menghasilkan satu kali tembakan dan tujuh kali sentuhan. Pemain berusia 37 tahun itu sempat mencetak satu gol, tetapi dianulir asisten wasit akibat offside.
Portugal menjadi tim berbeda saat Ronaldo masuk. Dia menempatkan diri terlalu jauh ke depan, sehingga ada jarak lebar antara gelandang dan penyerang. Alhasil, pergerakannya lebih mudah dibaca oleh pemain bertahan lawan karena dia hanya menunggu bola.
Hal serupa sudah terlihat dalam tiga laga babak grup. Portugal tidak pernah menampilkan potensi serangan terbaik karena tidak kompak sebagai tim di lini depan. Adapun jumlah gol Portugal selama fase grup sama dengan satu laga 16 besar, enam gol. Ronaldo baru mencetak satu gol dari hadiah penalti.
Ian Wright, mantan penyerang timnas Inggris, menilai, Ronaldo masih akan berguna untuk tim. Namun, sang megabintang perlu menahan egonya. Jangan sampai kejadian pembangkangan di Manchester United terhadap pelatih Erik ten Hag terulang.
“Jika dia berpikir dengan benar, dia bisa mencetak gol kemenangan untuk Portugal di final,” katanya.
Menurut Ramos, pengaruh “CR7” tetap sangat besar kepadanya dan rekan-rekan lain walaupun tidak bermain. Ronaldo berbicara dengan saya dan semua orang di tim ini. Dia adalah pemimpin kami. Dia selalu ingin membantu kami,” pungkasnya.
Selain Ramos, tiga gol Portugal dicetak Guerreiro, Pepe, dan Rafael Leao. Pepe menggandakan keunggulan sebelum turun minum dari skema tendangan sudut. Leao menutup kemenangan saat diturunkan pada 5 menit terakhir.
Berkat sumbangan itu, Portugal sukses menciptakan rekor kemenangan terbanyak dalam fase gugur Piala Dunia. Portugal pun sukses mencapai babak perempat final Piala Dunia untuk ketiga kali, setelah edisi 2006 dan 1966. Mereka akan ditantang Maroko di perempat final.
Di sisi lain, Swiss hanya mampu mencetak satu gol hiburan lewat sundulan Akanji. Swiss pun kembali gagal melaju ke perempat final Piala Dunia dalam lima kesempatan beruntun. Status mereka sebagai “kuda hitam” yang sering menyulitkan tim besar, runtuh di hadapan Portugal yang bermain apik tanpa pemain megabintangnya. (AP/REUTERS)
Baca juga : Palagan Persaingan Rekor Antargenerasi Pesepakbola