Sejumlah pelatih dan direktur tim mundur dari jabatannya setelah gagal memenuhi target di Piala Dunia 2022. Mereka adalah teladan yang mau berjiwa besar mempertanggungjawabkan kinerja yang kurang optimal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
DOHA, SELASA — Seusai gagal memenuhi ekspektasi tim dalam Piala Dunia Qatar 2022, sejumlah pelatih dan direktur tim menanggalkan jabatannya. Mereka bukanlah pesakitan. Mereka justru menunjukkan keteladanan dalam bidang olahraga, mau berjiwa besar mempertanggungjawabkan kinerja yang kurang optimal.
Korea Selatan boleh jadi kalah telak 1-4 dari Brasil pada 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion 974-Ras Abu Aboud, Doha, Selasa (6/12/2022). Sejatinya, Ksatria Taegeuk mengakhiri turnamen dengan terhormat. Mereka kalah dari Brasil yang notabene memiliki level permainan dan komposisi skuad jauh di atas, serta kandidat kuat juara. Capaian Korsel kali ini pun lebih baik dibandingkan dua Piala Dunia sebelumnya yang sama-sama tersingkir di penyisihan grup.
Sekarang, saya harus harus memikirkan masa depan dan itu tidak akan bersama tim Korsel. Saya akan beristirahat dan melihat apa yang bakal terjadi selanjutnya.
Namun, sehabis laga, Pelatih Korsel Paulo Bento justru mengucapkan kata perpisahan. Pelatih asal Portugal itu mengumumkan mundur dari jabatannya. ”Sekarang, saya harus memikirkan masa depan dan itu tidak akan bersama tim Korsel. Saya akan beristirahat dan melihat apa yang bakal terjadi selanjutnya,” ujar mantan pelatih Portugal 2010-2014 tersebut.
Keputusan itu agak bertolak belakang dengan kiprah Bento untuk Korsel. Sejak mulai bertugas per 17 Agustus 2018, gelandang Portugal pada Piala Dunia Korea-Jepang 2002 itu memiliki rekor 35 menang, 13 imbang, dan sembilan kalah dari 57 laga atau persentase kemenangan 61,40 persen. Dia mengantarkan Korsel juara Piala Asia Timur 2019 sebelum bermain apik di Piala Dunia ini, antara lain menang 2-1 atas Portugal dalam laga terakhir Grup H yang memastikan Uruguay pulang lebih dini.
Boleh jadi, mundurnya Bento karena Korsel belum mampu mengulangi sejarah mencapai semifinal Piala Dunia 2002. Kendati demikian, Bento berkilah bahwa keputusannya telah diambil sejak September kemarin. Pelatih berusia 53 tahun itu sudah cukup bangga mengubah wajah Korsel menjadi sebaik saat ini.
”Saya percaya kami bisa sangat bangga dengan apa yang telah kami lakukan di Piala Dunia ini dan apa yang telah kami lakukan selama empat tahun terakhir untuk sampai ke sini. Tidak diragukan lagi, ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah saya latih,” katanya.
Bento bukan orang pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya di Piala Dunia ini. Sebelumnya, tiga pelatih lain sudah melakukannya lebih dahulu, yakni pelatih Ghana Otto Addo meletakkan jabatan setelah Ghana kalah 0-2 dari Uruguay pada laga terakhir Grup H, Jumat (2/12/2022).
Pelatih Belgia Roberto Martinez mundur sehabis Belgia imbang 0-0 dengan Kroasia dalam laga pamungkas Grup F, Kamis (1/12/2022). Pelatih Meksiko Gerardo ”Tata” Martino mengundurkan diri seusai Meksiko menang 2-1 atas Arab Saudi dalam laga terakhir Grup C, Kamis.
Di Piala Dunia ini, Ghana terhenti pada fase grup karena hanya menjadi juru kunci Grup H dengan 3 poin dari tiga laga, hasil satu menang dan dua kalah. Si ”Bintang Hitam” gagal menyamai prestasi melaju ke 16 besar Piala Dunia Jerman 2006 dan perempat final Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Belgia tersisih di penyisihan grup karena cuma berada di urutan ketiga Grup F dengan 4 poin dari tiga laga, hasil satu menang, satu imbang, dan satu kalah. Si ”Setan Merah” tidak mampu menjaga marwahnya sebagai tim elite berperingkat dua dunia dan berisi pemain-pemain bintang dengan predikat generasi emas serta gagal mempertahankan prestasi tempat ketiga Piala Dunia Rusia 2018.
Meksiko terhenti pada fase grup karena hanya berada di urutan ketiga Grup C dengan 4 poin dari tiga laga, hasil satu menang, satu imbang, dan satu kalah. ”El Tri” tidak mampu menjaga tradisi lolos ke 16 besar secara beruntun tanpa pernah absen sejak Piala Dunia Amerika Serikat 1994.
Martino yang mulai menukangi Meksiko per 7 Januari 2019 yang paling berjiwa besar. Pelatih asal Argentina itu tidak menafikan kegagalan itu menjadi tanggung jawabnya, terlepas dari kontraknya berakhir tepat setelah Piala Dunia kali ini.
”Saya yang pertama bertanggung jawab atas kekecewaan dan frustrasi yang kami (Meksiko) alami. Hasil ini menyebabkan begitu banyak kesedihan, saya sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan besar ini. Kontrak saya berakhir segera setelah wasit meniupkan pluit akhir (laga Meksiko dan Arab) dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan,” ungkap pelatih berusia 60 tahun tersebut.
Bukan cuma pelatih yang terdampak. Direktur Tim Jerman Oliver Bierhoff meletakkan jabatan dua tahun sebelum kontraknya berakhir pada Senin (5/12/2022). Bierhoff yang sudah menjabat selama 18 tahun terakhir mendapatkan kritik luas seusai Jerman tersingkir dari penyisihan grup dalam dua Piala Dunia terakhir.
Pada Piala Dunia ini, Jerman berada di peringkat ketiga Grup E dengan 4 poin dari tiga laga, hasil satu menang, satu imbang, dan satu kalah. ”Terlepas dari kegagalan akhir-akhir ini, Bierhoff akan tetap dikenang dengan momen-momen hebatnya, seperti juara Piala Dunia Brasil 2014. Bahkan, di masa-masa sulit, dia selalu berusaha mengejar tujuan dan visinya, serta meninggalkan jejak abadi di sini,” terang Presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) Bernd Neuendorf. (AFP/REUTERS)