Dalam sesi latihan, aura Lionel Messi sebagai "dewa sepak bola" luruh. Ia lebih menjadi manusia karena datang telat dan kebanyakan "ngobrol" dibandingkan berlari.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·4 menit baca
Lionel Messi, bintang dan kapten Argentina, kerap dianggap sebagai sosok yang melebihi manusia. Kemampuan pemain berjuluk "La Pulga" itu untuk menyajikan momen-momen magis pada pertandingan memang tidak ada duanya.
Ia bisa menggiring bola melewati banyak pemain lawan. Ia mencetak gol melalui sudut kecil di zona pertahanan lawan. Dia juga mampu mengangkat tekanan timnya di masa-masa krusial laga.
Meski seakan penuh kesempurnaan ketika tampil di pertandingan, Messi sejatinya adalah manusia normal. Sifat kenormalan Messi itu amat terlihat jika menyaksikan Messi mengikuti sesi latihan bersama timnya.
Kompas mengalami itu saat menyaksikan langsung Argentina berlatih jelang menghadapi Australia, Jumat (2/12/2022) lalu, di Lapangan Latihan Universitas Qatar, Doha. Tidak seperti megabintang sepak bola lain, seperti Cristiano Ronaldo dan Robert Lewandowski, yang bersemangat dan terlihat unggul dibandingkan rekan setimnya saat berlatih, Messi justru menunjukkan sifat membumi.
Berbeda dengan Ronaldo dan Lewandowski yang datang lebih dulu di sesi latihan selama Piala Dunia 2022 ini, Messi justru amat santai. Di sesi latihan itu, Messi tidak terlihat dalam gelombang pertama sebanyak 13 pemain Argentina yang tiba di lapangan latihan.
Ketika 13 pemain itu memainkan gim operan bola di udara, Messi belum juga hadir. Sekitar tiga menit gim seru-seruan itu berjalan, Messi baru masuk ke lapangan latihan.
Ia tiba bersama empat pemain lain, yaitu Rodrigo De Paul, Alejandro "Papu" Gomez, Nicolas Otamendi, dan Angel Correa. Messi bersama rombongannya itu masuk lapangan telat lima menit dari jadwal latihan Argentina yang seharusnya dimulai pukul 18.00.
Bukannya langsung bergabung dengan 13 rekannya yang tengah bermain gim operan, Messi justru berdiri saja di sisi lapangan sambil berbincang dengan empat rekannya itu. Sekitar dua menit mereka bercengkerama, Messi baru bergerak ketika salah satu staf pelatih "La Albiceleste" meniupkan peluit tanda dimulainya sesi latihan.
Menu latihan pertama adalah operan segitiga. Tiga pemain membentuk segitiga untuk saling mengoper satu sama lain.
Messi membentuk kelompok bersama De Paul dan Otamendi. Seperti kelompok lain, mereka saling mengoper bola sembari sesekali melakukan peregangan otot kaki.
Jalan santai
Lima menit berselang, menu latihan lain diterapkan. Kali ini, sebanyak 22 pemain Argentina, tak termasuk tiga kiper, dibagi ke dalam dua kelompok besar.
Tugas setiap individu adalah melewati halang rintang yang memaksa mereka harus berlari zig-zag dan melompat sebelum menerima operan untuk mengarahkan bola ke dalam gawang mini. Setelah menendang, setiap pemain akan menunggu satu rekannya untuk bergantian memegang gymball untuk melakukan kontak badan dengan gymball itu.
Selanjutnya, mereka akan kembali ke barisan awal demi mengulang kembali program latihan itu. Menu latihan itu berlangsung hampir 10 menit.
Pada sesi itu, Messi lebih memilih berjalan santai ketimbang lari cepat untuk melewati halang rintang atau demi kembali ke barisannya setelah menyelesaikan seluruh bagian latihan itu.
Ketika berada di dalam barisan, Messi sempat pula berbincang dengan rekan setimnya. Ia terlihat sangat santai di sesi awal latihan itu.
Namun, sifat santai Messi itu akan berubah 180 derajat ketika tim telah memulai sesi latihan taktikal melalui simulasi gim. Penampilan Messi kembali ke dalam mode pertandingan yang mana ia tampil serius dan tak ada senyum. Alhasil, ia sering kali merepotkan tim lawannya karena dikelabui dengan kontrol bola nan ciamik menggunakan kaki kirinya.
"Ketika di sesi latihan, semua pemain selalu berusaha fokus dan bersungguh-sungguh. Kami memupuk kolektivitas dan persatuan tim melalui latihan bersama," ucap bek Argentina, Lisandro Martinez.
Pelatih Argentina Lionel Scaloni pun mengapresiasi sikap pemainnya yang santai, tetapi tetap serius dalam menjalankan menu latihan. Ia menegaskan, semua keputusannya untuk pertandingan amat dipengaruhi dengan menyaksikan performa anak asuhannya di sesi latihan.
Pesan penyemangat
Di sisi lapangan tertulis pesan di tembok bangunan ruang ganti pemain. Itu adalah pesan penyemangat untuk pemain La Albiceleste. Pesan itu tertulis, "Soy asi, soy Argentina" dan "Nuestro pais, nuestra tierra".
Arti dari pesan itu ialah "Saya seperti ini, saya Argentina" serta "Negara kita, tanah air kita". Pesan itu diharapkan menjadi pemacu skuad Argentina untuk mengejar trofi Piala Dunia ketiga di Qatar.
Adapun tempat tinggal pemain Argentina selama di Qatar berbeda dengan tim besar lain yang menggunakan hotel atau sanggraloka mewah. La Albiceleste justru bermukim di tempat yang relatif sederhana, yaitu kompleks asrama bagi mahasiswa Universitas Qatar.
Meskipun menetap di lingkungan satu-satunya kampus negeri di Qatar itu, Messi dan kawan-kawan dibekali fasilitas penunjang mumpuni, seperti kolam renang, sauna, dan pusat kebugaran. Satu hal yang dirasakan di kompleks Universitas Qatar ialah ketenangan meski berada di antara kota Doha dan kota Lusail.
Dengan berada di lokasi itu, maka skuad Argentina hanya perlu menempuh perjalanan maksimal 30 menit untuk mencapai stadion pertandingan.
Dari Messi yang menjadi "manusia" di sesi latihan hingga berada di lingkungan kampus yang bersahabat, Argentina mengejar senyum merekah di tanggal 18 Desember nanti atau di hari partai puncak Piala Dunia 2022.