Menjelang Piala Dunia 2022 dimulai, antusiasme publik masih lesu. Tidak terlihat semarak menyambut ajang tertinggi sepak bola itu. Namun, seiring waktu dan banyaknya kejutan di fase grup, antusiasme itu telah terlihat.
Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO/LITBANG KOMPAS
·6 menit baca
Absennya sejumlah pemain bintang dan negara unggulan seperti Italia, sempat membuat publik merasa Piala Dunia 2022 tidak seseru ajang empat tahunan sebelumnya. Dugaan tersebut langsung dijawab lewat sejumlah laga menarik di fase penyisihan grup. Negara-negara yang sebelumnya diunggulkan akan lolos ke fase gugur, nyatanya mendapat kejutan dari tim-tim guram.
Litbang Kompas memantau percakapan di media sosial melalui aplikasi Talkwalker selama sepekan sampai fase grup Piala Dunia 2022 berakhir (26 November-3 Desember 2022). Menggunakan kata kunci ”piala dunia”, ditemukan sebanyak 211,8 ribu percakapan dengan jumlah 2,8 juta interaksi antarpengguna media sosial. Pembicaraan seputar Piala Dunia 2022 cenderung mendapat respons positif dari warganet dan pemberitaan media massa digital.
Puncak tertinggi percakapan terekam pada 3 Desember 2022 (pukul 00.00-01.00 WIB) dengan jumlah 4,6 ribu percakapan di media sosial. Momen ini tercipta setelah dua pertandingan terakhir di Grup H usai, salah satunya kemenangan dramatis Korea Selatan atas Portugal, 2-1. Berbekal hasil itu, Son Heung-min dan kawan-kawan berhasil lolos menemani Portugal ke babak 16 besar.
Selain itu, akun-akun yang membahas sepak bola di Twitter turut mendorong banyaknya interaksi dan percakapan dengan menampilkan informasi lolosnya tiga tim wakil Konfederasi Sepak Bola Asia yakni Australia, Jepang, dan Korea Selatan, ke babak 16 besar. Foto para pemain Jepang dan Korea Selatan yang memegang bendera bertuliskan ” Impossible is nothing” menjadi salah satu konten yang populer dibagikan dan disukai oleh warganet di berbagai media sosial.
Uniknya, kata kunci ”Evan Dimas” sempat trending di Twitter dan dikaitkan dengan Hwang Hee-chan, pahlawan kelolosan Korea Selatan di Piala Dunia 2022. Hal ini terkait laga Kualifikasi Piala Asia U-19 tahun 2013, saat itu Hwang Hee-chan yang membela tim U-19 Korea Selatan, ditundukkan 2-3 oleh tim U-19 Indonesia. Ketiga gol yang meloloskan Garuda Muda ke Piala Asia U-19 2014 itu dicetak oleh Evan Dimas.
Dari sinilah banyak percakapan yang membahas perkembangan sepak bola Indonesia jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Buruknya sistem kompetisi dan organisasi sepak bola dalam negeri menjadi sorotan warganet. Imbasnya, para pemain lokal kurang berani atau minim peluang bermain di luar negeri untuk mendapatkan pengalaman dan meningkatkan kemampuan individu.
Di samping itu, laga antara Jerman dan Jepang pada 23 November 2022 masih menjadi bahan hangat perbincangan warganet. Kemenangan Jepang dianggap sebagai bentuk perlawanan tim kecil terhadap keangkuhan tim Jerman yang memperlihatkan gimik sebelum pertandingan. Warganet menganggap pertandingan tersebut menjadi salah satu yang paling seru dan mengejutkan di Piala Dunia 2022.
Puncak percakapan kedua terjadi di hari yang sama pada waktu lainnya, antara pukul 09.00-10.00 WIB. Kali ini warganet terlihat sudah tidak sabar menunggu gelaran laga di fase gugur yang diawali oleh Belanda vs Amerika Serikat dan Argentina vs Australia. Selain itu, jumlah 120 gol di fase grup Piala Dunia 2022 menjadi informasi yang cukup diminati karena menyiratkan persaingan yang ketat.
Nonton bareng
Tidak seperti gelaran piala dunia sebelumnya, pemberitaan dan informasi seputar acara nonton bareng di kafe, restoran, atau tempat umum lainnya kini terlihat sepi. Adanya aturan soal hak siar memang menjadikan acara nonton bareng tidak dapat lagi diselenggarakan sesuka hati. Makan pada Piala Dunia Qatar 2022, digunakan cara lain untuk nonton bareng.
Ketika suatu pertandingan disiarkan, warganet menonton bersama meski terpisah tempat. Sembari menonton, mereka berbincang dengan sesama penonton melalui aplikasi pesan seperti Whatsapp dan Telegram. Di media massa, Twitter menjadi aplikasi yang paling populer digunakan.
Akun Twitter dari Extra Time Indonesia (@idextratime) yang selama ini membahas isu seputar sepak bola, menjadi akun terpopuler dari semua media sosial. Para pengikutnya, berbincang hingga berdebat di kolom komentar cuitan yang diunggah akun Extra Time Indonesia. Selama sepekan, akun tersebut mendapat lebih dari seribu kali mention di Twitter.
Puncak tertinggi percakapan terekam pada 3 Desember 2022 (pukul 00.00-01.00 WIB) dengan jumlah 4,6 ribu percakapan di media sosial. Momen ini tercipta setelah dua pertandingan terakhir di Grup H usai, salah satunya kemenangan dramatis Korea Selatan atas Portugal, 2-1.
Para penggemar sepak bola tampak memiliki bubble tersendiri untuk membicarakan pertandingan Piala Dunia 2022 di media sosial. Misalnya, bagi mereka yang selama ini mengikuti analisis dari salah satu pandit sepak bola Indonesia Justinus Lhaksana (@CoachJustinL) di berbagai kanal media sosial, selama Piala Dunia akan ”berkumpul” di komentar akun miliknya. Begitu juga dengan Mohamad Fuad yang aktif di akun Poros Halang ID ( @PorosHalangID), yang mayoritas diikuti oleh fans Manchester United dan tim nasional Inggris.
Budaya nonton bareng memang tidak dapat dihilangkan dari pertandingan sepak bola dan masyarakat Indonesia. Hal serupa sebenarnya sudah terjadi pada Piala Eropa 2020 yang dilaksanakan pada 2021, saat pembatasan mobilitas masyarakat masih cukup ketat karena pandemi. Berkat kemajuan teknologi, nonton bareng telah menemukan format barunya.
Sementara itu, tagar #FIFAWorldCup menjadi yang terpopuler karena digunakan di berbagai unggahan akun portal berita dari media digital. Salah satunya tentu saja dari akun Tiktok SCTV (@sctv_) yang memiliki hak siar di Indonesia untuk semua pertandingan Piala Dunia 2022. Tagar #FIFAWorldCup menjadi kampanye digital resmi untuk Piala Dunia kali ini.
Nyatanya, tidak semua konten Piala Dunia 2022 juga dimanfaatkan oleh sejumlah akun media sosial yang bukan khusus membahas sepak bola. Situs berita digital dari kompas.com menjadi akun pemengaruh (influencers) yang paling banyak memberikan interaksi antarpengguna media sosial. Interaksi ini didapat dari jumlah klik pada laman berita serta tautan konten berita yang disebarkan oleh para pembacanya.
Ada juga akun dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Melalui unggahan di akun Tiktok miliknya, unggahan video singkat Sandiaga Uno sedang lari pagi di sekitar Stadium 974 Qatar mendapatkan lebih dari 99 ribu likes dan 1,2 ribu komentar. Kedatangan dan aktivitas mantan pemain nasional Jerman, Mesut Oezil, ke Indonesia pun menjadi salah satu konten laris yang diunggah oleh akun Tiktok Sandiaga Uno.
Hal senada juga ditemukan di deretan percakapan terpopuler. Konten ”Liputan Khusus Piala Dunia 2022 Qatar Halaman 1” di laman Kompas.com menjadi yang terpopuler dalam sepekan. Dari analisis Alexa, laman tersebut telah mendapat kunjungan sebanyak 12,5 juta kali dalam sebulan ke belakang.
Berlanjut
Layaknya mesin tua, antusiasme publik di Piala Dunia Qatar 2022 memang perlu dipanaskan terlebih dulu. Pertandingan-pertandingan di fase grup menjadi awal untuk memanaskan gairah dan semarak menyaksikan Piala Dunia. Antusiasme ini masih akan berlanjut dan diperkirakan memuncak pada laga final, 18 Desember 2022.
Soal antusiasme, di media sosial tidak hanya akun laki-laki saja yang mengisi percakapan soal ajang ini. Talkwalker mencatat, terdapat 36,2 persen akun milik perempuan yang turut mengisi konten dan percakapan seputar Piala Dunia. Dari segi usia, generasi Z dan milenial tentunya menjadi yang paling banyak terlibat.
Terlepas dari isu yang dilontarkan warganet di media sosial, Piala Dunia kali ini memang penuh kejutan dan berlangsung menarik karena ketatnya persaingan. Tim unggulan tidak selalu pada performa baik, sedangkan tim yang tidak diunggulkan justru kerap memberikan terapi kejutan lawan di lapangan.
Inilah yang menjadikan persaingan antartim semakin ketat dan kelolosan sejumlah tim di fase grup perlu dipastikan sampai seluruh laga berakhir. Akankah ada lagi kejutan besar di fase gugur Piala Dunia 2022? Semakin banyak kejutan yang hadir di lapangan, semakin ramai gairah percakapan di media sosial. (LITBANG KOMPAS)