Badai cedera seakan tak mau lepas dari Brasil. Meski dirundung nasib buruk, ”Selecao” tetap optimistis menatap laga melawan Korea Selatan, Selasa dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·4 menit baca
Pemain cedera menjadi ujian Brasil di Piala Dunia Qatar. Brasil kini kehilangan Gabriel Jesus dan Alex Telles menjelang laga 16 besar menghadapi Korea Selatan.
Neymar sudah ikut latihan tim pada Minggu (4/12/2022), tetapi belum bisa dipastikan kondisinya apakah dapat dimainkan pada menit awal.
Brasil dan Korea Selatan dominan mencetak gol di babak penyisihan Piala Dunia 2022 setelah babak kedua.
DOHA, KOMPAS — Petualangan Brasil di Piala Dunia 2022 tak sepenuhnya berjalan mulus. Badai silih berganti harus dihadapi Pelatih Brasil Tite. Ketika Neymar Jr sudah pulih cedera, jelang laga menghadapi Korea Selatan pada babak 16 besar, Selasa (6/12/2022) pukul 02.00 WIB, di Stadion 974, Doha, tim ”Selecao” kehilangan dua pemain, Gabriel Jesus dan Alex Telles, yang dipastikan tidak bisa lagi tampil di Qatar.
Cedera yang menimpa Jesus menjadi kehilangan yang besar bagi Brasil. Sebab, pemain Arsenal itu adalah pelapis utama bagi Richarlison yang menghuni posisi penyerang tengah.
Adapun kehilangan Telles kian menambah krisis Brasil di posisi bek sayap. Setelah Danilo dan Alex Sandro mengalami cedera di babak penyisihan, bek sayap yang benar-benar fit hanya Daniel Alves serta Eder Militao, bek tengah yang bisa tampil sebagai bek sayap.
Apesnya lagi cedera yang dihadapi Jesus dan Telles tercipta dalam laga perdana mereka menjadi pemain inti kala Brasil takluk 0-1 dari Kamerun, Sabtu (3/12/2022). Dengan kedalaman skuad yang berkurang, Tite harus jeli dalam menentukan susunan 11 pemain utama dan melakukan rotasi.
.
Di lini depan, kehilangan Jesus belum akan memberikan pengaruh signifikan. Kehadiran kembali Neymar di laga kontra Korsel akan menyuntikkan kepercayaan diri dan kenyamanan bagi juniornya di barisan penyerang Brasil, seperti Richarlison, Vinicius Jr, dan Raphinha.
Tite mengungkapkan, Neymar telah ikut dalam sesi latihan terakhir, Minggu (4/12/2022) petang waktu Doha, tetapi ia belum bisa memastikan Neymar dapat tampil dari menit pertama atau tidak. Kondisi serupa pun berlaku pula bagi duo bek sayap Juventus, Danilo dan Alex Sandro.
Kami sangat mencermati situasi pemain. Saya tidak ingin mengambil risiko sehingga pemain yang nanti saya mainkan adalah mereka yang benar-benar siap secara fisik.
”Kami sangat mencermati situasi pemain. Saya tidak ingin mengambil risiko sehingga pemain yang nanti saya mainkan adalah mereka yang benar-benar siap secara fisik,” kata Tite dalam konferensi pers jelang laga, Minggu, di Doha.
Lebih lanjut, Tite menegaskan, badai cedera yang menimpa timnya tidak memengaruhi ambisi atau mengubah rencana permainan yang telah disiapkannya. Menurut dia, skuad Brasil dihuni banyak pemain serba bisa yang mampu bermain di banyak posisi, sehingga ia tidak kehabisan alternatif pemain.
”Sejak awal saya memilih pemain yang bisa menempati banyak posisi, seperti Fabinho yang bisa main di bek sayap kanan, Casemiro sebagai bek, dan Danilo juga di bek tengah. Masalah (cedera) ini sudah saya antisipasi jauh hari dengan menentukan skuad yang saya bawa, terutama untuk susunan pemain bertahan,” ujar Tite yang berusia 61 tahun.
Selecao menatap laga perdana melawan Korsel di ajang Piala Dunia dengan rekor positif. Mereka selalu menang dalam tujuh penampilan terakhir di babak 16 besar sejak edisi Amerika Serikat 1994.
Dalam rentetan hasil positif itu, Brasil hanya sekali gagal menyabet tiket ke babak perempat final melalui waktu normal selama 90 menit. Itu terjadi ketika mereka membutuhkan adu penalti untuk mengalahkan Chile pada 2014.
Bek tengah dan kapten Brasil, Thiago Silva, mengatakan, kekalahan dari Kamerun datang di waktu yang tepat. Pengalaman hasil negatif itu, katanya, menjadi pelajaran yang berharga untuk menghadapi babak 16 besar.
”Saya telah mengalami pada 2010, 2014, dan 2018 ketika kami menderita satu-satunya kekalahan yang membuat kami langsung gugur. Kekalahan kemarin adalah modal kami untuk mengetahui kelemahan yang perlu diperbaiki karena Korsel adalah lawan yang kuat,” ujar Silva.
Sengit di babak kedua
Duel dua negara yang memiliki budaya sepak bola berbeda itu berpotensi baru menghadirkan gol di babak kedua. Brasil dan Korsel dominan mencetak gol di babak penyisihan Piala Dunia 2022 setelah turun minum.
Brasil menunjukkan itu ketika menumbangkan Serbia dan Swiss. Lalu, ”Pasukan Taegeuk” mencetak tiga dari empat gol pada tiga laga di Grup H di babak kedua.
Menurut Opta, Brasil telah gagal mencetak gol di babak pertama pada lima laga terakhir di Piala Dunia. Catatan itu terakhir ditorehkan Selecao ketika menjadi juara pada 1994.
Korsel pun menciptakan 11 dari 12 gol terakhir mereka di Piala Dunia pada babak kedua laga. Pasukan asuhan Paulo Bento juga menunjukkan semangat juang mereka ketika sempat mengejar ketertinggalan dua gol dari Ghana, kemudian mengalahkan Portugal melalui gol di masa tambahan waktu babak kedua.
Pada laga melawan Brasil, Bento kembali bisa mendampingi anak asuhannya dari sisi lapangan. Juru taktik berkebangsaan Portugal itu hanya menyaksikan Pasukan Taegeuk berjuang di partai kontra Portugal dari kursi tribune naratama karena menerima kartu merah di akhir laga melawan Ghana.
Tak bisa dimungkiri, Bento mengakui semangat juang menjadi modal utama skuad Korsel bisa kembali menembus fase gugur Piala Dunia sejak Afrika Selatan 2010. Ia pun meminta pemainnya tidak gentar menghadapi nama besar Brasil, serta bertekad untuk mengakhiri rekor buruk ketika menghadapi duta Amerika Selatan.
Korsel hanya bisa meraih dua imbang dan menderita empat kekalahan ketika menghadapi tim Amerika Latin di pesta sepak bola terakbar.
”Kami tidak merasa terintimidasi dan tertekan jelang menghadapi Brasil. Kami tahu Brasil adalah tim dengan pemain kelas dunia, tetapi kami juga memiliki banyak pemain bagus yang bisa bersaing dengan mereka,” kata Bento.