Kemenangan 2-0 atas Ghana tak cukup untuk meloloskan Uruguay ke fase gugur Piala Dunia Qatar 2022. Kegagalan ini mengulang capaian di Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
MM
Kapten dan penyerang Uruguay, Luis Suarez (kedua dari kiri), meratapi kegagalan tim lolos ke fase gugur meski menang 2-0 atas Ghana di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Qatar, Jumat (2/12/2022).
AL WAKRAH, JUMAT — Dua gol gelandang serang Giorgian De Arrascaeta untuk kemenangan 2-0 atas Ghana gagal meloloskan Uruguay ke 16 besar Piala Dunia Qatar di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Jumat (2/12/2022) malam. Uruguay harus menerima Korea Selatan yang lolos ke fase gugur sebagai urutan kedua Grup H setelah menang 2-1 (1-1) atas Portugal.
Di klasemen Grup H, pemuncak ditempati oleh Portugal dengan poin 6 dari kemenangan 3-2 atas Ghana dan 2-0 atas Uruguay, tetapi kalah oleh Korea Selatan di laga terakhir penyisihan. Korea Selatan di urutan kedua dengan poin 4 hasil dari imbang 0-0 dengan Uruguay, kalah 2-3 dari Ghana, dan menang atas Portugal. Uruguay di urutan ketiga juga dengan pon 4 karena seri dengan Korea Selatan, kalah dari Portugal, dan menang atas Ghana.
Namun, Uruguay mengoleksi 8 kartu kuning, sedangkan Korea Selatan cuma 5 kartu kuning. Menurut ketentuan FIFA, tim yang lebih fair atau sedikit terkena hukuman yang lolos.
Dalam selisih gol, Korea Selatan dan Uruguay setara yakni nol. Korea Selatan membuat 4 gol dan kemasukan 4 gol. Uruguay mencetak 2 gol dan kebobolan 2 gol. Namun, Uruguay mengoleksi 8 kartu kuning, sedangkan Korea Selatan cuma 5 kartu kuning. Menurut ketentuan FIFA, tim yang lebih fair atau sedikit terkena hukuman yang lolos.
Kesedihan pendukung Uruguay saat menonton tim nasional kebanggaan melawan Ghana dari siaran di Montevideo, ibu kota Uruguay, Jumat (2/12/2022). Meski menang 2-0 atas Ghana, Uruguay gagal lolos ke 16 besar Piala Dunia Qatar 2022.
Tak lolos ke fase gugur menjadi capaian yang menurun bagi ”La Celeste” atau ”Biru Langit”, julukan Uruguay, yang juara di Piala Dunia Uruguay 1930 dan Brasil 1950. Terakhir kali Uruguay tak lolos ke fase gugur terjadi di Korea Selatan-Jepang 2002. Di Afrika Selatan 2010, mereka urutan ketiga karena dihentikan Jerman. Di Brasil 2014, Uruguay terhenti di 16 besar oleh Kolombia. Di Rusia 2018, Uruguay dikalahkan Perancis di perempat final.
Kegagalan melangkah lebih jauh di Qatar 2022 menjadi pengalaman perdana kurang menyenangkan bagi Pelatih Diego Martin Alonso Lopez, 47 tahun. Diego Alonso menangani Uruguay sejak 2021 menggantikan 15 tahun kepelatihan Oscar Tabarez sejak 2006.
Di sisi lain, kekalahan itu menyakitkan bagi ”Bintang Hitam”, julukan Ghana yang gagal membalas perempat final di Afrika Selatan 2010. Saat itu, Ghana tersingkir menyakitkan karena kalah 2-4 dalam adu penalti. Mereka masih belum bisa melupakan perilaku tak sportif penyerang senior Luis Suarez yang mengeblok bola ke gawang dengan tangan sehingga dihukum kartu merah. Penalti yang diberikan kepada Ghana tak bisa dikonversi menjadi gol karena kepiawaian kiper saat itu Fernando Muslera.
Dalam laga di Al Janoub, Ghana mendapat kesempatan emas terlebih dahulu karena menerima hadiah penalti pada menit ke-18. Wasit Daniel Siebert, setelah pemeriksaan VAR atau asisten wasit peninjau video, menunjuk titik putih karena penyerang Mohammed Kudus dilanggar oleh kiper Sergio Rochet. Eksekusi penalti oleh gelandang serang Andre Ayew dapat dimentahkan oleh Rochet. Tendangan Ayew, satu-satunya pemain 2010 yang tersisa di Qatar 2022, ke sudut kanan gawang dapat dibaca oleh Rochet. Kegagalan eksekusi penalti itu mengulang kesialan 12 tahun silam oleh Asamoah Gyan.
Pemain Ghana seusai laga penyisihan Grup H yang berakhir dengan kekalahan 0-2 dari Uruguay di Piala Dunia Qatar di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Jumat (2/12/2022). Ghana tak lolos ke fase gugur tetapi juga menahan Uruguay melaju ke babak selanjutnya.
Ghana lebih dominan dalam penguasaan bola, yakni 44 persen berbanding 38 persen milik Uruguay. Namun, permainan tim asuhan Otto Addo ini tak efektif. Ghana melesatkan 9 tembakan percobaan yang 4 di antaranya mengarah gawang, sedangkan Uruguay 12 tembakan yang separuhnya tepat sasaran dan berbuah 2 gol.
Ghana sedikit unggul dalam jumlah umpan (453 berbanding 436) tetapi kalah telak dalam duel udara (12 berbanding 21) dan umpan silang (6 berbanding 8). Pergerakan pemain depan yang dimotori trio Darwin Nunez, Suarez, dan bintang laga itu Arrascaeta lebih membahayakan daripada Kudus ditunjang duet Andre Ayew-Jordan Ayew dan Inaki Williams.
Yang terang, laga di Al Janoub gagal membawa salah satu tim melaju lebih jauh. Suarez, 35 tahun, tak mampu menahan tangis meratapi kegagalan timnya lolos ke fase gugur. Suarez, top scorer dengan 68 gol dari 136 laga bagi Uruguay itu digantikan oleh penyerang yang juga senior Edinson Cavani pada menit ke-66. Pergantian itu untuk menjaga ritme serangan Uruguay tetap intens.
Di sisi lain, posisi Uruguay saat Suarez diganti Cavani masih aman untuk lolos ke fase gugur karena Korea Selatan dan Portugal masih imbang. Namun, saat Hwang Heechan mencetak gol kemenangan pada menit ke-90 dan layar di Al Janoub memperlihatkan situasi laga di Stadion Education City, Doha, itu, Suarez yang telah duduk di bangku pemain menjadi lemas dan cemas. Uruguay gagal mencetak gol tambahan dan laga berakhir dengan cucuran air mata Suarez yang mungkin menjadikan Qatar 2022 sebagai Piala Dunia terakhir baginya.
Bek Ghana, Daniel Amartey dan Mohammed Salisu, berduel dengan pemain Uruguay, Mathias Olivera, dalam penyisihan Grup H Piala Dunia Qatar di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Jumat (2/12/2022). Ghana kalah 0-2 dari Uruguay, tetapi kedua tim gagal lolos ke fase gugur.
Bek tengah Ghana, Daniel Amartey, seusai laga mengatakan, pembalasan 12 tahun lalu memang belum terwujud. Namun, Ghana telah berhasil menahan dan turut menyingkirkan Uruguay di fase grup. ”Kami tidak mampu ke fase gugur, tetapi setidaknya kami mencegah Uruguay berbuat serupa,” katanya.
”Saya merasa menahan Uruguay tidak lolos itu penting,” kata Daniel. Ia meminta tim untuk mencoba mencetak gol dan berusaha keras. Namun, jika tidak mampu melaju ke fase gugur, tim harus bertahan kuat agar Uruguay juga gagal melangkah.
Soal kegagalan penalti oleh sang kapten, Daniel mengakui teman-temannya kecewa. Mereka kian tertekan karena kemudian Uruguay mencetak dua gol. ”Dalam sepak bola itu kegagalan itu bisa terjadi. Jika tadi kami mencetak gol dari penalti, kami mungkin sudah mampu membunuh mereka tetapi ternyata penalti meleset dan terlihat permainan berubah,” katanya. (AFP/REUTERS)