Dua sisi sayap akan menjadi kunci ”Tiga Singa” untuk menjinakkan ”Singa Teranga”. Namun, Southgate harus menentukan sayap yang tepat terlebih dulu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AFP/PAUL ELLIS
Penyerang sayap tim nasional Inggris Bukayo Saka (kiri), bek John Stones (tengah), dan gelandang Declan Rice mengikuti sesi latihan tim di Stadion Al Wakrah di Al Wakrah, Doha, Sabtu (3/12/2022). Inggris akan menjalani laga 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 melawan Senegal di Stadion Al Bayt, Al Khor, Senin (5/12/2022) dini hari WIB.
Total 8 dari 9 gol Inggris di fase grup dicetak oleh 5 penyerang sayap. Rashford menjadi penyumbang terbanyak lewat 3 gol.
Southgate dikenal sebagai pelatih yang loyal terhadap rencana awalnya. Bukan tidak mungkin Rashford dan Foden yang tampil apik di laga terakhir kembali dicadangkan.
Senegal mencatat tembakan per laga terbanyak di Grup A (14 kali), melebihi Belanda, padahal hanya menguasai bola rerata 48,5 persen.
AL-KHOR, SABTU — Pelatih Gareth Southgate menghadapi dilema terindah sepanjang kariernya sebagai pelatih tim nasional Inggris. Lima penyerang sayap ”Tiga Singa” sedang dalam tren performa terbaik. Namun, Southgate hanya bisa memilih dua pemain untuk tampil sejak awal laga.
Bagi Southgate, para pemain sayap sudah seperti jantung Inggris di Piala Dunia Qatar 2022. Bukayo Saka, Jack Grealish, Marcus Rashford, Phil Foden, dan Raheem Sterling menyumbang 8 gol dari total 9 gol tim yang membawa ”Tiga Singa” sebagai juara Grup B.
”Ada banyak (persaingan). Saka bermain dengan sangat baik dan mencetak gol di laga pertama. Rashford juga bermain bagus melawan Wales. Semuanya mencetak gol dan ingin membuktikan diri masing-masing. Gareth akan sakit kepala untuk menentukan tim di laga nanti,” kata Foden.
Dilema semakin nyata menjelang laga 16 besar antara Inggris dan Senegal di Stadion Al Bayt, Senin (5/12/2022) dini hari WIB. Southgate harus memilih antara loyalitas terhadap rencana awal atau percaya dengan tren penampilan di laga terakhir babak grup saat melawan Wales.
Rashford dan Foden menjawab kepercayaan pelatih di laga lawan Wales. Menggantikan pemain mula di dua laga awal, Saka dan Sterling, mereka menyumbang tiga gol dalam kemenangan 3-0 atas Wales. Keduanya berhasil menghidupkan sisi sayap yang ”hilang” ketika melawan Amerika Serikat. Mereka juga bisa bertukar posisi, bergantung pada kebutuhan tim.
Rashford adalah pemain paling tajam di Piala Dunia sejauh ini. Dia menjadi pencetak gol terbanyak sementara (3 gol) setelah menciptakan satu gol setiap 36 menit. Penyerang Manchester United itu juga menjadi sayap paling ofensif di tim, satu-satunya yang bisa mengancam dari duel udara.
Foden kurang ideal untuk ditinggal di bangku cadangan. Dia adalah pemain paling diberkahi dalam hal bakat di skuad Tiga Singa. Saking potensialnya Foden, pendukung Inggris mengkritik keras Southgate ketika mencadangkan sang pemain. ”Kami beruntung memilikinya,” kata bek Inggris John Stones.
Namun, Southgate selalu dikenal sebagai pelatih yang loyal dengan rencana awal. Inggris dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 hanya bisa memainkan dua penyerang sayap pada saat bersamaan. Sangat mungkin dia kembali memercayai Saka dan Sterling yang tampil di dua laga awal.
Saka merupakan salah satu pemain favorit Southgate di sisi kanan. Dia sangat lincah menembus pertahanan rapat lawan. Selain sudah mencetak 2 gol, pemain Arsenal itu juga menjadi sayap dengan rerata umpan kunci terbanyak. Kelebihan terbesarnya adalah bisa membantu bertahan.
Sterling yang beroperasi di sisi kiri sudah mencetak 1 gol dan 1 asis, tetapi paling kurang menonjol di antara sayap lain. Namun, Southgate menyukainya karena bisa bergerak dinamis menjadi penyerang tengah ketika posisi itu ditinggalkan kapten Harry Kane.
AP/ABBIE PARR
Pelatih tim nasional Inggris Gareth Southgate (kiri) memimpin sesi latihan tim di Stadion Al Wakrah di Al Wakrah, Doha, Sabtu (3/12/2022).
Kane bukan lagi sosok peraih Sepatu Emas Piala Dunia Rusia 2018, yang sukses mengoleksi 6 gol ketika itu. Peran Kane, yang sudah menciptakan 3 asis, berubah menjadi penyuplai bola dan penarik gravitasi lawan. Ketajaman dari kedua sayap pun dibutuhkan untuk memanfaatkan peran baru Kane.
Saka dan Sterling bermain cemerlang ketika Inggris menang telak atas Iran 6-2 di laga pembuka. Namun, mereka tidak terlalu terlihat saat Inggris ditahan imbang AS, 0-0. Pada laga kedua itu lini tengah Inggris memang tidak berkembang akibat tekanan intens AS.
Semuanya mencetak gol dan ingin membuktikan diri masing-masing. Gareth akan sakit kepala untuk menentukan tim di laga nanti.
Southgate berkata, ia tidak khawatir dengan banyaknya pilihan itu meskipun ada risiko pemain yang dicadangkan kecewa. Dia akan memberikan kesempatan kepada setiap pemain karena punya batas 5 kali pergantian.
Adapun pilihan sayap nanti disesuaikan dengan karakter Senegal. ”Saya pikir kami akan menghadapi pemain yang atletis. Para pemain Senegal punya kecepatan tinggi dalam transisi. Ujian nanti tidak terlalu berbeda dibandingkan saat lawan AS, tetapi harus diingat mereka adalah juara Afrika,” ujar Southgate.
AP/ABBIE PARR
Dari kiri ke kanan, Marcus Rashford, Kieran Trippier, Luke Shaw, dan Kalvin Phillips, mengikuti sesi latihan tim nasional Inggris di Stadion Al Wakrah di Al Wakrah, Doha, Sabtu (3/12/2022).
Dengan pendekatan itu, sangat mungkin Rashford dan Saka yang punya keunggulan fisik akan bermain sejak awal. Mereka bisa menjadi kombinasi sayap baru ala Southgate, Rashford di kiri dan Saka di kanan. Di sisi lain, Grealish hampir pasti memulai laga dari cadangan, menjalani tugas sebagai supersub seperti sejak Piala Eropa 2020.
Sergapan Senegal
Inggris patut waspada. Duet bek tengah Stones dan Harry Maguire belum pernah menghadapi tipe serangan lawan seperti Senegal. Meskipun tanpa bintang Sadio Mane, Senegal masih punya banyak penyerang yang bisa merepotkan dalam transisi dan duel fisik.
Pencetak lima gol ”Singa Teranga”, julukan Senegal, selama babak grup selalu berbeda-beda. Empat gol dicetak penyerang, antara lain Ismailla Sarr dan Boulaye Dia, sedangkan satu gol disumbang bek Kalidou Koulibaly. Mereka bisa mengancam dari sisi mana saja, termasuk bola mati seperti gol Koulibaly.
Menariknya, tim asuhan pelatih Aliou Cisse itu menjadi tim dengan tendangan terbanyak per laga di Grup A (14 kali), melampaui juara grup Belanda (8,3 kali). Padahal, mereka hanya mencatat penguasaan bola sebanyak 48, 5 persen atau terendah kedua. Statistik memperlihatkan ancaman mereka dalam serangan balik kilat.
”Fase gugur telah dimulai. Jika menang, Anda bisa tetap di sini. Jika kalah, Anda akan pulang. Tidak perlu memikirkan banyak hal, setiap tim berada di level yang sana. Skuad kami berpengalaman dan telah melalui banyak hal. Mereka tahu cara mempersiapkan diri di kompetisi seperti ini,” kata Cisse, yang mengantar Senegal juara Piala Afrika 2022.
AFP/JOHN WESSELS
Seorang penggemar tim nasional Senegal mengenakan pakaian tradisional boubou bertema bendera Senegal di Dakar, Senegal, 1 Desember 2022. Senegal akan menghadapi Inggris pada laga 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Al Bayt, Al Khor, Senin (5/12/2022) dini hari WIB.
Seperti kata Cisse, mereka berada dalam puncak motivasi karena punya satu tujuan. Mereka ingin mempersembahkan kemenangan kepada Mane, yang absen di Qatar hanya beberapa hari sebelum turnamen. Senegal baru bisa merasakan babak gugur lagi setelah terakhir pada 2002.
Sosok kepemimpinan Cisse bisa menjadi pembeda di laga nanti. Cisse sudah seperti jimat keberuntungan Senegal di Piala Dunia. Singa Teranga hanya pernah dua kali lolos dari fase grup, yaitu 2002 dan 2022. Dua dekade lalu, mereka lolos dengan dipimpin Cisse sebagai kapten tim.
Inggris dan Senegal belum pernah bertemu dalam laga internasional di level senior. Namun, Inggris punya rekor cemerlang ketika menghadapi wakil Afrika di Piala Dunia. Tiga Singa tidak terkalahkan dalam 7 laga (4 menang, 3 seri).
Inggris akan menghadapi ketakutan terbesar mereka, yaitu adu penalti. Mereka memang mampu menang adu penalti atas Kolombia di babak 16 besar Rusia 2018. Namun, terakhir kali adu tos-tosan, tim asuhan Southgate takluk dari Italia di final Piala Eropa 2020.
”Kami ingin memastikan tim ini seimbang agar tidak perlu sampai berakhir ke drama yang lebih besar dari seharusnya (adu penalti). Pada saat yang sama, kami pastikan siap untuk menghadapi drama itu,” kata Southgate. (AP/REUTERS)