Taring Tajam ”Singa Atlas” Maroko di Balik Topeng Kuda Hitam
Datang sebagai tim yang tidak diunggulkan, Maroko membuktikan mampu menjadi kuda hitam yang menyakitkan. Sang ”Singa Atlas” justru melaju mantap ke 16 besar dengan status sebagai juara Grup F.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
DOHA, KAMIS — Maroko mantap melaju ke 16 besar Piala Dunia Qatar dengan status juara Grup F usai menundukkan Kanada 2-1 pada laga terakhir fase grup di Stadion Al Thumama, Doha, Kamis (1/12/2022) malam. Bukan hanya bernostalgia dengan capaian terbaik mereka di Piala Dunia Meksiko 1986, Maroko pun tampak paham betul menyembunyikan taring tajam nan ganas sang ”Singa Atlas” di balik topeng kuda hitam yang lugu.
”Kami menetapkan tujuan untuk kami sendiri. Kami mengatakan ingin memberikan semua yang kami miliki dan keluar dari babak grup. Kini, kami dapat mencentang kotak itu. Selanjutnya, kami perlu mengubah mentalitas untuk babak gugur. Kami tidak akan berhenti di sini. Kami akan menghormati setiap lawan. Namun, kami akan menjadi lawan yang sangat sulit. Jadi, kenapa tidak bermimpi mengangkat trofi?” ujar Pelatih Maroko Walid Regragui sehabis laga tersebut.
Bermain di stadion yang mayoritas berisi pendukungnya, Maroko memulai laga dengan penuh semangat dan percaya diri. Para pemain tim Afrika Utara itu bergerak lincah. Kaki mereka begitu ringan mengolah bola dan melancarkan umpan-umpan cepat yang membuat penggawa Kanada tidak sempat bernapas.
Kepanikan pun melanda Kanada yang menyebabkan lini belakang melakukan kesalahan fatal ganda dan berujung gol indah penyerang sayap Hakim Ziyech pada menit ke-4. Dua kesalahan itu berasal dari bek tengah Steven Vitoria yang coba mengatur tempo, tetapi bola yang ingin dikirim kepada kiper Milan Borjan bergerak terlalu lambat.
Penyerang Maroko, Youssef En-Nesyri, berusaha mengejar bola sehingga memaksa Borjan keluar dari kotak penalti. Namun, En-Nesyri begitu cepat dan nyaris bisa mencuri bola. Teror itu membuat Borjan tidak banyak waktu untuk mengarahkan umpan.
Akibatnya, bola sapuan itu bergulir liar ke arah Ziyech yang tidak terkawal. Dengan sekejap, pemain klub Inggris, Chelsea, itu melepaskan tendangan lambung pelan. Bola itu meluncur mulus melewati atas kepala Borjan yang belum sempat kembali ke areanya dan bek tengah Kamal Miller hingga mendarat masuk ke gawang yang kosong.
Usai gol itu, Maroko terus mendominasi permainan. Selang 19 menit kemudian, mereka bisa menggandakan kedudukan melalui gol meyakinkan En-Nesyri. Gol itu bermula dari umpan lambung jauh bek sayap kanan Achraf Hakimi yang bisa dikejar En-Nesyri. Dengan dibayangi Vitoria dan Miller, En-Nesyri mampu melindungi bola dan menggiringnya ke dalam kotak penalti sebelum melepaskan tendangan geledek ke tiang dekat yang tidak bisa dihentikan Borjan.
Kanada tanpa beban
Sebagai tim yang sudah tersingkir sejak kalah telak 1-4 dari Kroasia pada laga kedua grup, Minggu (27/11/2022), Kanada tanpa beban selain untuk menjaga harga dirinya. Makanya, dengan kualitas pemain yang di bawah rata-rata, salah satu dari tiga negara tuan rumah Piala Dunia 2026 itu berupaya keras memperkecil ketertinggalan.
Kanada mendapatkan golnya oleh bunuh diri bek Maroko, Nayef Aguerd, pada menit ke-40. Gol itu berasal dari pergerakan berani bek sayap kiri Sam Adekugbe yang melakukan penetrasi ke arah kotak penalti sebelum melepaskan umpan datar menuju penyerang Cyle Larin.
Namun, bola itu menyentuh ujung sepatu Aguerd sehingga mengubah arah menuju gawang. Kiper Maroko, Yassine Bounou, jadi mati langkah untuk menjinakkan bola yang akhirnya masuk ke gawang. Terlepas dari itu, gol ini tercatat sebagai gol kedua Kanada dalam sejarah partisipasi mereka di Piala Dunia setelah gol ke gawang Kroasia.
Setelah rentetan tiga gol itu, babak kedua diwarnai perjuangan keras Kanada yang ingin menyamakan kedudukan. Kendati demikian, nasib baik masih menaungi Maroko sehingga terhindar dari kebobolan lebih banyak.
”Saya tidak pernah memikirkan momen ini, tetapi sekarang saya sadar bahwa kami baru saja membuat sejarah (untuk kedua kali lolos ke 16 besar dari total enam Piala Dunia yang diikuti). Kami bekerja sangat keras dan kami pantas mendapatkan ini,” kata Hakimi yang menangis penuh emosi sehabis laga tersebut.
Karena agresivitas di babak kedua, statistik keseluruhan laga menunjukkan, Kanada lebih mendominasi dengan 59 persen penguasaan bola. Namun, ”Les Rouges” alias ”Si Merah” hanya melepaskan lima tendangan tanpa ada yang tepat sasaran ke gawang.
”Pemain kami datang ke sini untuk bersaing. Kami tak kenal takut di setiap laga dan selalu ada yang bisa dirayakan dari setiap laga tersebut. Ini bukan Kanada yang pulang dengan kepala tertunduk, melainkan kami pulang dengan kepala tegak,” tutur Pelatih Kanada John Herdman.
Menyalip Kroasia
Berkat kemenangan itu, Maroko menyalip Kroasia dari puncak klasemen dengan 7 poin dari tiga laga. Adapun Kroasia melorot ke urutan kedua dengan 5 poin karena bermain imbang 0-0 dengan Belgia di laga pamungkas. Belgia tersingkir karena tertahan di peringkat ketiga dengan 4 poin. Adapun Kanada terbenam di dasar klasemen tanpa mengoleksi sebiji poin.
”Sejak awal, saya telah berbicara tentang mengubah pola pikir kami. Kami tidak ingin datang ke sini hanya untuk bermain. Kami juga perlu mendapatkan hasil dan melakukannya seperti yang dilakukan semua tim Eropa atau Amerika Selatan. Kami perlu meniru mereka. Kami tidak ingin menjadi mangsa negatif. Kami coba menduplikasi permainan tim-tim Eropa dengan nilai-nilai kami sendiri,” jelas Regragui.
Tidak berlebihan, itu boleh jadi hasil paling mengejutkan dalam Piala Dunia 2022. Betapa tidak, dengan mengalahkan Belgia, peringkat kedua dunia di bawah Brasil (1) dan Kroasia (ke-12) per Oktober 2022, Maroko yang berada di urutan ke-22 dunia tidak diunggulkan lolos dari penyisihan grup.
Bersama Kanada di urutan ke-41 dunia, status Maroko tak lebih sebagai kuda hitam. Belgia digadang-gadang menjadi penguasa grup karena para pemain bintangnya yang berlabel generasi emas tidak ada waktu lagi untuk mengejar prestasi. Para bintang itu rata-rata telah berusia di ujung karier sehingga nyaris mustahil bermain untuk Piala Dunia empat tahun mendatang.
Sementara itu, Kroasia adalah finalis Piala Dunia Rusia 2018 sebelum kalah 2-4 dari Perancis di final. Para veteran empat tahun lalu masih memperkuat tim saat ini sehingga diyakini ”Vetreni” alias ”Si Blazer” bisa tetap melangkah jauh di Piala Dunia kali ini.
”Tim-tim Afrika seperti kami hanya perlu menetapkan tujuan sendiri. Kami bermain imbang dengan Kroasia (0-0 pada laga pembuka) dan mengalahkan Belgia (2-0 pada laga kedua). Terakhir, kami mengalahkan Kanada. Kami realistis, kami tahu apa yang kami perlu hargai. Namun, jika pemain dalam kondisi 100 persen, kami mampu melakukan hal-hal hebat,” tegas Regragui.
Namun, Maroko membalikkan semua prediksi tersebut. Mereka mengulangi sejarah indah pada Piala Dunia 1986. Ketika itu, di Grup F, mereka dikepung oleh raksasa Eropa, yakni Inggris, Polandia, dan Portugal. Mereka jelas tidak diunggulkan. Apalagi Piala Dunia kali itu adalah partisipasi kedua mereka di ajang empat tahunan tersebut setelah Piala Dunia Meksiko 1970.
Kendati demikian, Maroko kala itu malah lolos ke 16 besar dengan status juara grup usai menahan Polandia 0-0 dan Inggris 0-0, serta menghajar Portugal 3-1. Namun, di 16 besar, Maroko kalah 0-1 dari Jerman Barat yang akhirnya menembus final ajang tersebut.
Dari riwayat itu, Maroko terlihat tahu sekali cara menjadi kuda hitam yang menyakitkan. Pada Piala Dunia ini, Sang Singa Atlas sekali lagi menunjukkan spesialisasi mereka menerkam lawan dari balik buaian topeng kuda hitam. (AP/AFP/REUTERS)