Swiss tidak ingin mengulang perayaan gol atas Serbia yang tidak sportif di Piala Dunia Rusia 2018 dalam laga perebutan tempat 16 besar Piala Dunia Qatar 2022.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Para pemain Swiss dan Kamerun berlari mengejar bola dari tendangan bebas saat bertanding di babak fase Grup G Piala Dunia 2022 di Stadion Al Janoub, Qatar, Kamis (24/11/2022). Swiss menang 1-0.
DOHA, KAMIS — Pelatih Swiss Murat Yakin berkeyakinan laga ketiga penyisihan Grup G Piala Dunia Qatar 2022 melawan Serbia untuk perebutan tempat di 16 besar tidak lagi diwarnai pandangan politik seperti pertemuan di Piala Dunia Rusia 2018.
Di hadapan sekitar 33.200 penonton di Stadion Kaliningrad, Jumat (22/6/2018), Swiss membalik keadaan dan menang 2-1 (0-1) atas Serbia pada laga kedua penyisihan Grup E Piala Dunia Rusia. Serbia unggul terlebih dulu lewat gol Aleksandar Mitrovic pada menit ke-5. Namun, gol Granit Xhaka pada menit ke-52 dan Xherdan Shaqiri pada menit ke-90 mengubah keunggulan jadi kekalahan.
Xhaka merayakan gol dengan kedua telapak tangan di dada membentuk elang kepala dua, simbol nasionalis Albania pada bendera. Shaqiri meniru perayaan itu. Xhaka lahir di Swiss dari orangtua etnis Albania di Kosovo. Shaqiri lahir di Kosovo, negeri yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008. Perayaan gol itu membuat marah tim Serbia dan mendorong FIFA menjatuhkan denda kepada Xhaka dan Shaqiri karena perilaku tidak sportif dan provokatif. Padahal, julukan tim Serbia ialah Orlovi atau Elang yang mengacu pada lambang elang kepala dua yang pernah digunakan.
Kami hanya harus fokus pada sepak bola, akan menjadi laga menarik dan menyenangkan. Di luar itu, saya benar-benar tidak peduli.
”Kami hanya harus fokus pada sepak bola, akan menjadi laga menarik dan menyenangkan. Di luar itu, saya benar-benar tidak peduli,” kata Yakin. Swiss dinaungi optimisme lolos ke 16 besar seperti di Rusia 2018, tetapi terhenti karena kalah 0-1 dari Swedia. Capaian terbaik Swiss terjadi sudah amat lama, yakni terhenti di perempat final oleh Cekoslowakia (1934), oleh Hongaria (1938), dan oleh Austria (1954).
Pemain Swiss, Breel Embolo (kiri), berebut bola dengan Jean-Charles Castelletto dari Kamerun saat bertanding di babak fase Grup G Piala Dunia 2022 di Stadion Al Janoub, Qatar, Kamis (24/11/2022). Swiss menang 1-0.
”Kami telah mempersiapkan diri dan perlu mengumpulkan semua kekuatan untuk melawan Serbia,” ujar Yakin. Di klasemen sementara Grup G, Swiss berada di urutan kedua dengan poin 3 dari menang 1-0 atas Kamerun dan kalah 0-1 dari Brasil. Pemuncak ialah Brasil dengan poin 6 dari kemenangan 2-0 atas Serbia dan 1-0 atas Swiss. Urutan ketiga ditempati Kamerun dengan poin 1 dari kekalahan atas Swiss dan seri 3-3 dengan Serbia yang menempati dasar klasemen.
Dari situasi itu, kemenangan atas Serbia akan menjamin tempat ”Nati”, julukan Swiss, di 16 besar. Sebenarnya, hasil imbang juga cukup dengan syarat Kamerun tidak menang atas Brasil. Dari sini, menurut Yakin, tidak ingin tim bermain demi satu poin. ”Saya menyukai hasil positif dan sebagai pelatih tidak bisa mengirim tim hanya untuk imbang. Kami ingin mencoba menang dan semoga punya kualitas untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Kebetulan, tiga pemain pencetak gol empat tahun lalu bisa kembali berhadapan. Namun, kondisi Shaqiri yang agak diragukan karena cedera ringan. Mitrovic mungkin diturunkan sebagai target man oleh Pelatih Dragan Stojkovic dalam skema 3-4-2-1. Yakin mungkin memakai formasi 4-2-3-1, di mana Xhaka diduetkan dengan Remo Freuler sebagai gelandang. Swiss memercayakan ujung tombak kepada Breel Embolo, pemain kelahiran Kamerun.
Shaqiri yang tak diturunkan saat Swiss ditekuk Brasil karena cedera otot mengatakan, tim berada di Qatar untuk bermain sepak bola. Dirinya tak mengacu pada laga di Rusia 2018.
Pemain timnas Brasil, Richarlison (tengah), saat mencetak gol kedua Brasil dengan tendangan akrobatik ke gawang Serbia pada laga penyisihan Grup G Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Lusail Iconic pada Jumat (25/11/2022) dini hari WIB. Richarlison menyumbang sepasang gol untuk mengantar Brasil menang 2-0.
Stojkovic mengatakan, laga kontra Swiss menjadi pembuktian kembali apakah mereka gagal lolos ke 16 besar seperti di Rusia atau bisa membalikkan keadaan. Serbia dalam situasi kurang baik setelah kalah 0-2 dan kemenangan yang hampir di depan mata atas Kamerun ternyata berakhir imbang 3-3. ”Kami tidak boleh lengah dan membuat kesalahan seperti saat melawan Kamerun,” katanya.
Menurut Stojkovic, hasil seri dengan Kamerun memperlihatkan kelemahan permainan Serbia. Kamerun unggul terlebih dulu lewat gol Jean-Charles Castelletto pada menit ke-29. Serbia membalas dengan gol Strahinja Pavlovic dan Sergej Milinkovic-Savic pada masa tambahan waktu babak pertama. Serbia kian unggul dengan gol Mitrovic pada menit ke-53. Namun, keunggulan itu dimentahkan oleh gol Vincent Aboubakar pada menit ke-63 dan Eric Maxim Choupo-Moting tiga menit kemudian.
Kesiapan Serbia juga terganggu oleh penyelidikan FIFA atas klaim Federasi Sepak Bola Kosovo (FFK) tentang tim Serbia menggantung bendera sepak bola yang provokatif di kamar ganti pemain sebelum menjalani laga penyisihan pertama melawan Brasil, Sabtu (24/11/2022). ”Komisi Disiplin FIFA sedang membuka penyelidikan terhadap Asosiasi Sepak Bola Serbia (FSS),” tulis pernyataan FIFA.
Kode Etik FIFA melarang perilaku ofensif dan gangguan terhadap prinsip sportivitas dan menggunakan ajang sepak bola untuk demonstrasi pandangan yang tak terkait dengan olahraga tersebut. (AFP/REUTERS)