Ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti lolos ke Final BWF World Tour 7-11 Desember 2022 dan persiapannya terus digenjot. Selain mereka, enam wakil Indonesia lolos ke ajang yang sama.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti terus mempersiapkan diri menghadapi turnamen bulu tangkis elite, Final BWF World Tour yang akan digelar di Bangkok, Thailand, 7-11 Desember 2022. Mereka akan bermain maksimal walaupun lolos ke Final BWF World Tour menggantikan wakil Jepang yang mundur akibat cedera.
Apriyani mengatakan, meski baru pertama kali bermain di Final BWF World Tour bersama Fadia, pasangan barunya setelah Greysia Polii, dirinya tidak kesulitan menjalani persiapan. Mereka sudah bermain cukup lama dan terakhir kali tampil pada Perancis Terbuka pada 25-30 Oktober lalu.
"Aku sih tidak banyak memberitahu ke Fadia, tetapi hanya mengingatkan bahwa di sini kita sistem grup. Jadi, main dua kali menang belum tentu bisa lolos. Jadi itu yang kami harus ingat untuk tetap semangat jangan mau kalah di lapangan," kata Apriyani di Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI, Cipayung, Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 ini mengaku tidak menyangka dirinya akan lolos ke Final BWF World Tour. Apriyani/Fadia lolos ke Bangkok setelah salah satu ganda putri, yaitu Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang), mengundurkan diri karena cedera. Ganda putri nomor satu Indonesia itu pun menjadi wakil kedelapan yang lolos ke Final BWF, naik dari posisi kesembilan.
Daftar ranking tersebut disusun berdasarkan maksimal 14 hasil terbaik dari turnamen BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000) sepanjang tahun ini. Adapun daftar ranking dunia dibuat dari sepuluh hasil terbaik selama 52 pekan ke belakang.
"Ini kesempatan besar sekali buat saya dan Fadia, kami tidak menyangka sama sekali bisa lolos ke sana. Kemarin waktu tur Eropa itu hasilnya tidak baik buat kami. Kami sudah berpikir tidak mungkin ke Final BWF World Tour, eh ternyata lolos," kata Apriyani.
Apriyani menilai seluruh pemain yang bertanding di Final BWF World Tour tidak bisa ditebak, karena kekuatan semua pemain merata atau tidak ada yang mendominasi. Saat ini mereka hanya fokus berlatih untuk kemampuan tim terlebih dahulu sebelum memikirkan pola permainan lawan.
"Rata-rata kami sudah bertemu mereka. Jadi, kami persiapkannya di sana nanti, harus tekniknya begini, polanya begitu. Tinggal siapkan mental dan fisik," tutur Apriyani.
Jadi, main dua kali menang belum tentu bisa lolos. Jadi itu yang kami harus ingat untuk tetap semangat jangan mau kalah di lapangan.
Fadia juga mengaku sudah siap dengan terus berlatih, seperti pada Kamis (1/12) ini dia berlatih sejak pagi, lalu siang hari menjalani fisioterapi. Dia juga tidak mau berekspektasi terlalu tinggi melainkan tetap berjuang maksimal untuk mengalahkan setiap lawan di Final BWF World Tour.
"Saya selalu diingatkan untuk tidak berekspektasi tinggi, main saja yang terbaik, fokus, biar tidak terlalu menggebu-gebu," ucap Fadia.
Selain Apriyani/Fadia, tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung juga naik ke posisi kedelapan dan berhak mengikuti Final BWF World Tour setelah Pusarla V Sindhu dari India batal tampil karena cedera. Hal ini membuat Indonesia untuk pertama kalinya akan memiliki wakil pada semua nomor di Final BWF World Tour.
Kepala Bidang Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky mengatakan, mengungkapkan seluruh pebulutangkis Indonesia sudah siap bertanding, tetapi masih ada beberapa catatan untuk diperbaiki dalam latihan. Dia juga menyebut tim Indonesia akan bertolak ke Bangkok pada 4 Desember.
"Empat hari ini saya lihat mereka tinggal menjaga kondisi. Motivasi anak-anak dari pelatih terus dijaga, kalau dibilang sempurna ya belum, tetapi siap bertanding. Saya harapkan semuanya bisa lolos dari grup, itu saja dulu, baru menetapkan target selanjutnya," kata Rionny.
Rionny yang juga menjabat pelatih kepala tunggal Putri ini menyebut Gregoria sudah berlatih keras untuk menghadapi Final BWF World Tour pertamanya. Menurut Rionny, Gregoria masih harus fokus ketika bertanding sebab dalam final Australia Terbuka akhir November lalu, dia kalah dari An Se-young (Korea Selatan) karena kehilangan fokus, bukan stamina.
"Kemarin itu bukan masalah stamina, dia harus berjuang di lapangan, harusnya di final bisa (bermain) lebih lepas lagi," ucapnya.
Indonesia memiliki tujuh wakil di lima nomor yang akan berangkat ke Bangkok. Ketujuh wakil tersebut yakni Apriyani/Fadia (ganda putri), Gregoria (tunggal putri), Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran). Mereka akan memperebutkan hadiah Final BWF World Tour senilai total 1,5 juta dollar AS (Rp 23,6 miliar).
Undian untuk babak penyisihan dengan format round robin dalam dua grup akan dilakukan pada 5 Desember. Ada pula pengumuman penerima penghargaan atlet terbaik dari BWF pada berbagai kategori. Fajar/Rian menjadi salah satu nomine atlet paling berkembang dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati menjadi nomine atlet paling menjanjikan.