Amerika Serikat membalas Iran yang pernah menyingkirkan mereka di fase grup Piala Dunia 1998. Isu geopolitik selalu memanaskan tensi laga kedua negara.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
AFP/ODD ANDERSEN
Penyerang Amerika Serikat, Christian Pulisic, mencetak gol kemenangan AS ke gawang Iran pada laga penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB. Kemenangan 1-0 itu membawa AS lolos ke fase grup.
DOHA, RABU — Amerika Serikat pernah punya kenangan buruk saat disingkirkan Iran di fase grup Piala Dunia Perancis 1998. Setelah 24 tahun berlalu, kesempatan AS untuk membalas dendam yang tertunda kepada Iran akhirnya muncul. Melalui laga yang berlangsung dalam intensitas tinggi di Stadion Al Thumama, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB, kesempatan langka itu tak disia-siakan AS dengan sukses menyingkirkan Iran lewat skor tipis 1-0.
Kondisi yang dialami AS dan Iran saat ini sama persis seperti 24 tahun lalu. Kala itu, kedua negara juga bertarung untuk memperebutkan tempat di babak 16 besar Piala Dunia. AS pada akhirnya harus tersingkir di fase grup usai kalah 1-2. Kali ini, Iran dan AS juga bertempur untuk memperebutkan tiket lolos ke fase gugur. Bedanya, Iran hanya butuh hasil imbang sementara AS wajib menang.
Kewajiban untuk menang itu mendorong Pelatih AS Gregg Berhalter menginstruksikan pemainnya untuk menekan sejak awal menit-menit awal. Begitu wasit Antonio Miguel meniup peluit tanda dimulainya pertandingan, penggawa tim ”Bintang dan Garis” langsung menyerbu pertahanan Iran.
Peluang demi peluang tercipta dari kaki para pemain AS. Timothy Weah mendapatkan peluang, tetapi sundulannya terlampau lemah dan mudah diamankan kiper Iran, Alireza Beiranvand.
AFP/GLYN KIRK
Gelandang AS, Brenden Aaronson (kanan), bertarung dengan bek Iran, Majid Hosseini, pada laga penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB. Kemenangan 1-0 membawa AS lolos ke fase grup.
Kekuatan AS salah satunya datang dari kecepatan para bek sayap mereka, Sergino Dest dan Antonee Robinson. Keduanya kerap naik membantu serangan dan melepaskan umpan-umpan silang dari tepi lapangan. Namun, ketangguhan para pemain belakang Iran dalam mengantisipasi bola-bola udara membuat semua upaya itu kandas.
Pendukung AS bergemuruh di menit ke-38 saat Christian Pulisic mencetak gol. Pemain sayap asal klub Inggris, Chelsea, itu memaksimalkan umpan sundulan kepala dari Dest. Ini merupakan gol perdana Pulisic di Piala Dunia.
Sepanjang babak pertama, pemain Iran kesulitan menguasai bola alih-alih mampu menembus pertahanan AS. Tidak ada satu pun upaya tembakan dari pemain Iran di babak pertama.
”Di babak pertama kami menunjukkan apa yang bisa kami lakukan dari segi sepak bola. Kami memiliki babak pertama yang sangat bagus,” kata Berhalter, dikutip dari BBC Sport.
AFP/ODD ANDERSEN
Penyerang AS, Christian Pulisic, mencetak gol kemenangan AS ke gawang Iran pada laga penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB.
Iran seperti tersadar dari mimpinya saat babak kedua dimulai. Kali ini, giliran mereka yang mendikte permainan AS. Sepanjang babak kedua, Iran tercatat mampu membuat empat tembakan dengan satu di antaranya mengarah tepat ke gawang AS.
Menurut catatan Opta yang diterima Kompas, jumlah tembakan itu menjadi yang terendah kedua bagi Iran dalam satu laga Piala Dunia. Sebelumnya Iran melepas tembakan lebih sedikit saat melawan Belanda pada Piala Dunia 1978, yaitu tiga tembakan dalam satu laga.
Hingga laga usai, Iran gagal mencetak gol penyeimbang sekaligus mengulangi kenangan manis saat menyingkirkan AS di Piala Dunia 1998. Skor 1-0 tetap bertahan untuk keunggulan AS.
Iran gagal melaju ke babak 16 besar karena hanya mampu menempati peringkat ketiga Grup B dengan tiga poin. Hasil ini membuat Iran memperpanjang catatan minor dengan selalu gagal melaju ke fase gugur dalam enam edisi Piala Dunia yang mereka ikuti.
”Saya berharap penggemar dan orang-orang kami di Iran memaafkan kami. Saya hanya minta maaf,” kata gelandang serang Iran, Mehdi Taremi.
AFP/FADEL SENNA
Pemain Iran, Saeid Ezatolahi (kanan), meratapi kekalahan mereka atas AS, pada laga penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB.
Ketegangan geopolitik
Sejak dulu, ketegangan geopolitik selalu melebih-lebihkan tensi laga AS menghadapi Iran. Sesi konferensi pers jelang laga pun lebih banyak diwarnai pertanyaan yang berbau politik dibandingkan sepak bola.
Berhalter yang menghadiri konferensi pers bersama kapten Tyler Adams harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kehadiran kapal perang AS di Teluk Persia, rasisme di AS, dan proses visa AS untuk Iran. Adams yang salah mengucapkan pelafalan nama negara Iran juga mendapat teguran dari jurnalis Iran.
Hal ini dapat dipahami karena hubungan kedua negara mengalami pasang surut sejak era 1970-an. Memburuknya hubungan AS-Iran disebabkan beberapa hal, di antaranya peristiwa kudeta di Iran, revolusi Islam, dan program nuklir. Narasi yang dibangun selalu membuat laga AS melawan Iran di lapangan hijau tiada ubahnya seperti medan perang.
Sebagaimana terjadi pada Piala Dunia 1998, kemenangan 2-1 Iran yang membuat AS tersingkir disambut sukacita. Warga ibu kota Iran, Teheran, berpesta pora merayakan kemenangan itu layaknya telah memenangkan Piala Dunia. Padahal, perjuangan Iran untuk lolos ke fase gugur masih terus berlanjut hingga laga ketiga kendati sudah mengalahkan AS.
Bagi pemimpin Iran, AS adalah musuh terbesar mereka. Kemenangan itu disambut sukacita berlebihan pada waktu itu karena menunjukkan pada dunia bahwa AS yang merupakan negara adidaya ternyata tak berdaya di sepak bola. ”Iran adalah mahkota Islam. Amerika Serikat boleh mengontrol dunia, tetapi tidak di sepak bola,” teriak pendukung Iran (Kompas, 23/6/1998).
Kondisi menjadi berbalik saat ini. AS memastikan tiket 16 besar sebagai runner-up Grup B dengan lima poin. AS akan melawan Belanda yang menjuarai Grup A pada Sabtu (3/12/2022). AS pun berpeluang mencapai perempat final untuk pertama kalinya sejak 2002.
AFP/ODD ANDERSEN
Pemain AS dan Iran bertarung memperebutkan bola di lapangan pada laga penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar di Stadion Al Thumama, Doha, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB. Pertemuan kedua tim selalu diwarnai isu ketegangan geopolitik di luar lapangan.
”Saya selalu mengatakan bahwa kita melawan dunia. Tidak ada yang percaya AS bisa memainkan sepak bola yang bagus,” kata Weah.
Di laga lainnya, Inggris membekap Wales dengan skor telak 3-0. Kemenangan itu membuat Inggris memastikan diri sebagai juara Grup B dengan koleksi tujuh poin. Keberhasilan Inggris menjadi juara grup di Piala Dunia tergolong langka.
Terakhir kali mereka mampu melakukannya pada Piala Dunia Jerman 2006. Setelah menjadi juara grup, Inggris terus melaju hingga dikalahkan Portugal di babak perempat final.
Sebagai juara grup, Inggris akan bertemu Senegal yang menjadi runner-up Grup A. Senegal memastikan tempat di 16 besar usai menaklukkan Ekuador 2-1 dalam laga yang berlangsung dalam intensitas tinggi. (AP/REUTERS)