Australia dan Denmark menjalani laga hidup mati pada penyisihan Grup D Piala Dunia Qatar demi melaju ke fase gugur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
AL WAKRAH, SELASA – Australia dan Denmark menjalani laga hidup mati berebut tempat ke fase gugur Piala Dunia Qatar di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Rabu (30/11/2022) pukul 22.00 WIB. Australia kurang diunggulkan dan kalah peringkat FIFA daripada Denmark, tetapi punya modal poin lebih baik. Saat yang tepat bagi Socceroos Australia menjinakkan “Dinamit” Denmark.
Denmark yang dilatih Kasper Hjulmand peringkat ke-10. Australia yang ditangani Graham Arnold di urutan ke-38. Catatan pertemuan, Denmark sedikit lebih unggul dengan dua kemenangan, sekali imbang, dan satu kekalahan dari Australia.
Dari sisi skuad, Denmark lebih mewah karena cuma dua pemain di liga domestik sedangkan 24 pemain di liga-liga top Eropa (Inggris, Jerman, Spanyol, Portugal, Turki). Australia diperkuat delapan pemain liga domestik yang enam di antaranya adalah penyerang. Selebihnya bermain di Skotlandia (enam orang), Inggris (tiga orang), Denmark, Italia, dan Jepang masing-masing dua orang, dan seorang masing-masing bermain di Amerika Serikat dan Spanyol.
Namun, di pesta bola Qatar, modal Australia untuk lolos lebih baik daripada Denmark. Di klasemen sementara Grup D, Australia berada di urutan dua dengan poin 3 dan defisit 2 gol. Hasil itu didapat setelah kalah 1-4 dari Perancis tetapi kemudian menang 1-0 atas Tunisia. Denmark di urutan tiga dengan poin 1 dan defisit 1 gol akibat imbang 0-0 dengan Tunisia dan kalah 1-2 dari Perancis.
Pertemuan kedua tim terakhir terjadi di laga kedua penyisihan Grup C Piala Dunia Rusia, 21 Juni 2018. Saat itu, Denmark yang dilatih Age Hareide (Norwegia) seri 1-1 dengan Australia yang dilatih Bert van Marwijk (Belanda). Gol Denmark oleh Christian Eriksen pada menit ketujuh sedangkan Australia membalas lewat tendangan penalti kapten Mile Jedinak pada menit ke-38.
Mengacu pada pertemuan terakhir, Australia tidak boleh puas dengan memaksa hasil seri untuk menendang Denmark keluar dari Piala Dunia Qatar. Imbang belum cukup untuk mengantar Australia lolos ke fase gugur mendampingi Perancis yang mengantongi poin enam. Petaka bisa terjadi jika Tunisia secara mengejutkan mengalahkan juara bertahan Perancis. Di sisi lain, lolos sebagai juara Grup D hampir mustahil sebab Australia harus menang minimal lima gol dan Perancis kalah dari Tunisia.
Menjelang laga hidup mati itu, penyerang Australia Mitchel Duke mengatakan, timnya mendapat hasil yang positif. “Kemenangan (atas Tunisia) merupakan reaksi yang luar biasa dan seharusnya begitu,” ujar si pencetak gol teramung lewat sundulan atas Tunisia itu.
Kemenangan atas Tunisia menjadi yang ketiga didapat Australia selama keikutsertaan di Piala Dunia. “Kami belum puas karena ingin lebih baik dan percaya bisa lolos dengan mendapat hasil positif melawan Denmark,” kata Duke yang bermain untuk Fagiano Okayama (Jepang).
Kami tidak bisa menggantungkan nasib ke tim lain. Selama kami dapat menjalankan tugas dengan baik saat melawan Denmark, peluang kami tetap ada.
Duke diprediksi berduet dengan Riley McGee, penyerang Middlesbrough (Inggris) dalam formasi 4-4-2. Strategi ini diyakini dapat meredam permainan kolektif Denmark yang kuat dengan motor permainan Christian Eriksen, gelandang Manchester United (Inggris). Denmark kemungkinan turun dengan formasi 3-4-2-1 untuk menguasai laga dan berambisi menang. Denmark bisa lolos dengan kemenangan atas Australia, tetapi Perancis tetap menang atau imbang dengan Tunisia.
“Kami tidak bisa menggantungkan nasib ke tim lain. Selama kami dapat menjalankan tugas dengan baik saat melawan Denmark, peluang kami tetap ada,” kata Duke.
Pelatih Denmark Kasper Hjulmand mengatakan, kemenangan menjadi harga mati bagi timnya. Mereka memang mengharapkan Perancis tidak melunak terhadap Tunisia. “Sudah amat jelas dan tegas, kami harus berusaha keras untuk menang. Itu saja,” ujarnya.
Adapun untuk laga lainnya, pelatih Perancis Didier Deschamps mengatakan, tidak ingin mengendurkan apalagi memberi jalan bagi Tunisia untuk imbang atau menang. Tim berjuluk Les Bleus atau Si Biru ingin menyapu tiga laga penyisihan dengan kemenangan seperti saat meraih trofi pertama di Piala Dunia Perancis 1998.
“Tunisia akan pergi dengan terpuruk,” kata Deschamps, kapten Perancis saat juara 1998. Deschamps menjadi satu di antara pemain dan pelatih yang mampu meraih Piala Dunia. Deschamps melatih Perancis saat mencapai kejayaan di Rusia 2018.
Menghadapi Tunisia, Deschamps ingin mengistirahatkan sejumlah pemain penting agar bugar dan siap meladeni lawan di fase gugur. Deschamps bisa mengistirahatkan bintang muda Kylian Mbappe sehingga bisa mendorong Antoine Griezmann berduet dengan Olivier Giroud. Giroud perlu satu gol lagi untuk menjadi top scorer sepanjang masa Perancis yang saat ini bersamaan dengan legenda Thierry Henry (51 gol).
Pelatih Tunisia Jalel Kadri mengatakan, mengalahkan Perancis sangat sulit, tetapi bukan mustahil. “Tekad kami masih sama yakni lolos ke fase gugur,” ujarnya. Di lima Piala Dunia yang telah diikuti oleh tim berjuluk Elang Kartago ini belum pernah lolos ke fase gugur. (AP/AFP)