Setelah kalah dari Spanyol pada final Piala Davis 2019, Kanada memiliki kesempatan berikutnya untuk menjuarai kejuaraan tenis beregu putra itu. Dalam final 2022, Kanada akan berhadapan dengan Australia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AFP/THOMAS COEX
Pasangan Kanada, Felix Auger-Aliassime (kiri) dan Vasek Pospisil (kanan), disambut kapten tim Kanada Frank Dancevic setelah memastikan kemenangan Kanada atas Italia pada babak semifinal Piala Davis di GOR Martin Carpena, Malaga, Spanyol, Minggu (27/11/2022) dini hari WIB.
MALAGA, SABTU — Kanada memang belum pernah menjuarai ajang Piala Davis, seperti Australia yang akan menjadi lawan pada final 2022. Namun, negara di utara Amerika itu bisa dikatakan memiliki generasi terbaik petenis putra pada saat ini, dengan dua kali lolos ke final Piala Davis dalam tiga edisi terakhir.
Dalam final sebelumnya, di Madrid, Spanyol, pada 2019, Kanada kalah 0-2 dari tuan rumah yang diperkuat Rafael Nadal, Roberto Bautista Agut, dan Marcel Granollers/Feliciano Lopez. Kanada mengandalkan Felix Auger-Aliassime, Denis Shapovalov, dan Vasek Pospisil. Kanada harus mengakui keunggulan Spanyol saat Auger-Aliassime dan Shapovalov kalah dari Nadal dan Bautista Agut.
Tahun ini, materi yang sama memperkuat Kanada, tetapi kekuatan mereka berubah. Auger-Aliassime berada dalam performa terbaik sejak diasuh mantan pelatih Nadal, Toni Nadal, pada 2021. Petenis berusia 22 tahun itu menjuarai empat turnamen, empat kali mencapai perempat final dan sekali semifinal dari delapan turnamen ATP Masters 1000. Dia pun mencapai posisi terbaik selama berkarier di arena profesional dalam peringkat dunia, yaitu ranking keenam sejak 6 November.
Selama bersaing dalam fase gugur, sejak perempat final di Malaga, Auger-Aliassime juga berperan besar dalam kemenangan Kanada. Pada semifinal, dia menyumbangkan dua kemenangan ketika timnya mengalahkan Italia, 2-1, pada Sabtu (26/11/2022).
AFP/THOMAS COEX
Felix Auger-Aliassime memukul bola saat berpasangan dengan Vasek Pospisil melawan pasangan Italia Matteo Berrettini/Fabio Fognini pada partai ketiga babak semifinal Piala Davis di GOR Martin Carpena, Malaga, Spanyol, Minggu (27/11/2022) dini hari WIB.
Auger-Aliassime menyamakan skor menjadi 1-1 setelah mengalahkan Lorenzo Musetti 6-3, 6-4. Pada laga pertama Shapovalov kalah pada laga ketat melawan Lorenzo Sonego 6-7 (4/7), 7-6 (7/5), 4-6.
Dalam partai penentuan di nomor ganda, kapten kedua tim melakukan pergantian pemain dari yang direncanakan. Auger-Aliassime kembali diturunkan untuk menggantikan Shapovalov. Dia berpasangan dengan Pospisil. Di kubu Italia, Matteo Berrettini yang belum pulih dari cedera kaki terpaksa diturunkan untuk berpasangan dengan Fabio Fognini, menggantikan Simone Bolleli yang juga cedera.
Auger-Aliassime diminta bermain lagi karena memiliki fisik yang lebih segar dibandingkan dengan Shapovalov yang bermain tiga jam 14 menit pada laga pertama. Adapun Auger-Aliassime bermain dua jam lebih cepat dibandingkan rekannya itu. Formasi Pospisil/Auger-Aliassime akhirnya bisa membawa Kanada ke final setelah menang atas Berrettini/Fognini 7-6 (7/2), 7-5.
”Saat tiba di Malaga, kami memang sudah bersiap untuk melakukan perubahan formasi, tergantung dari hasil pertandingan tunggal. Semua memahami kebutuhan tim, tidak ada yang memprioritaskan kepentingan sendiri karena semua punya satu tujuan, yaitu membawa pulang Piala Davis,” tutur Auger-Aliassime.
AFP/THOMAS COEX
Petenis Kanada Vasek Pospisil (bawah) melakukan servis saat bersama Felix Auger-Aliassime melawan Matteo Berrettini/Fabio Fognini (Italia) pada partai ketiga babak semifinal Piala Davis di GOR Martin Carpena, Malaga, Spanyol, Minggu (27/11/2022) dini hari WIB.
Pada perempat final melawan Jerman, sehari sebelumnya, kemenangan Auger-Aliassime juga sangat vital dalam menentukan kemenangan Kanada. Dia hanya bermain sekali, tetapi kemenangannya membangkitkan semangat tim. Setelah Shapovalov dikalahkan Jan Lennard-Struff pada partai pertama, Auger-Aliassime menang atas Oscar Otte. Pada partai ketiga, Shapovalov/Pospisil meraih kemenangan kedua bagi Kanada.
Semua memahami kebutuhan tim, tidak ada yang memprioritaskan kepentingan sendiri karena semua punya satu tujuan, yaitu membawa pulang Piala Davis.
”Persaingan pada Piala Davis selalu tak bisa diduga. Saya sangat menikmati persaingan di sini. Kami memiliki satu tugas lagi di final,” komentar Pospisil.
Sehari sebelumnya, Australia memastikan tempat final terlebih dulu setelah mengalahkan Kroasia, 2-1. Dua kemenangan Australia didapat Alex de Minaur dan duet Max Purcell/Jordan Thompson, adapun Kroasia mendapat poin dari Borna Coric.
AFP/JORGE GUERRERO
Petenis Kanada Denis Shapovalov memukul bola melawan Lorenzo Sonego (Italia) pada laga pembuka babak semifinal Piala Davis di GOR Martin Carpena, Malaga, Spanyol, Minggu (27/11/2022) dini hari WIB.
Semangat juang dan kemenangan pada pertemuan terakhir dengan Australia akan menjadi bekal Kanada untuk menciptakan sejarah, yaitu meraih gelar juara Piala Davis untuk pertama kalinya. Kanada sembilan kali kalah pada sepuluh pertemuan, tetapi menang dalam laga terakhir, yaitu pada perempat final 2019. Pospisil menyumbangkan kemenangan pada tunggal dan ganda (bersama Shapovalov), sedangkan Australia mendapat satu kemenangan melalui Alex de Minaur.
Atmosfer positif juga berada di tim Australia yang untuk pertama kalinya ke final setelah menjadi juara pada 2003. Australia pernah menjadi salah satu tim terbaik di Piala Davis selain Amerika Serikat dengan 28 kali menjadi juara. Akan tetapi, negara yang memiliki banyak legenda tenis, seperti Rod Laver, John Newcombe, dan Lleyton Hewitt, ini kalah bersaing sejak kekuatan tim-tim Eropa muncul.
Saat ini, Australia tak memiliki petenis peringkat 20 besar dunia. Namun, dengan kekompakan, De Mianur dan kawan-kawan memiliki peluang membuat prestasi seperti yang dilakukan kapten tim mereka, Hewitt. Hewitt mengantarkan Australia menjadi juara Piala Davis pada 1999 dan 2003. (AP/AFP)