Amerika Serikat tetap tim yang belum bisa dikalahkan Inggris di ajang Piala Dunia. Penurunan performa Inggris membuat ”fans” kecewa.
Oleh
IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
AFP/MANAN VATSYAYANA
Gelandang AS, Yunus Musah (kiri), berebut bola dengan penyerang Inggris, Jack Grealish, pada laga penyisihan Grup B di Stadion Al-Bayt, Al Khor, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB. Laga berakhir dengan skor imbang, 0-0.
AL KHOR, KOMPAS - Inggris dan Amerika Serikat, dua Sekutu dalam hubungan geopolitik, ternyata juga rela menjaga hubungan ”bersahabat” di lapangan hijau. Pertemuan kedua tim pada lanjutan laga Grup B di Stadion Al Bayt, Al Khor, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB, berakhir imbang tanpa gol.
Harapan besar sejatinya menyelimuti Inggris jelang laga kedua mereka di Piala Dunia 2022. Kemenangan telak nan menyakinkan, 6-2, atas Iran menjadi modal penting untuk melawan AS.
Sebaliknya, AS menatap pertandingan melawan Inggris sebagai laga hidup mati untuk menjaga peluang mereka lolos dari fase grup. Pada laga pertama, AS ditahan Wales 1-1.
Yang terjadi pada duel ketiga bagi kedua tim di pentas Piala Dunia adalah pertunjukan kebuntuan taktik. Wartawan Kompas, Ikhsan Mahar, dari Doha, Qatar, melaporkan, Pelatih Inggris Gareth Southgate dan Pelatih AS Gregg Belhater menerapkan formasi dan rencana permainan yang mirip.
Laiknya pertarungan di papan catur, sulit rasanya menemukan pemenang jika dua petarung menjalankan bidak yang serupa.
Penerapan formasi 4-3-3 dengan sumbu utama serangan dari agresivitas bek sayap menjadi ramuan keduanya untuk saling menaklukkan. Laiknya pertarungan di papan catur, sulit rasanya menemukan pemenang jika dua petarung menjalankan bidak yang serupa.
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Striker Inggris, Harry Kane, bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang mencetak gol ke gawang AS pada laga penyisihan Grup B di Stadion Al-Bayt, Al Khor, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB. Laga berakhir dengan skor imbang, 0-0.
Pemain tim ”Tiga Singa” yang tampil cemerlang di laga pertama, seperti Jude Bellingham dan Bukayo Saka, gagal memamerkan kembali bakat dan kemampuan istimewa mereka. Alhasil, mereka menjadi pemain utama yang diganti oleh Southgate di awal babak kedua.
Penyerang dan kapten Inggris, Harry Kane, juga terisolasi di pertahanan AS. Ia tidak mampu mencatatkan satu pun tembakan mengarah ke gawang.
Pelatih Inggris Gareth Southgate mengatakan, AS menampilkan performa penuh motivasi yang menyulitkan timmya. Untuk mengatasi kebuntuan, Southgate telah berusaha mengubah susunan pemain lini tengah dengan memasukkan Jordan Henderson dan Jack Grealish, lalu menambah daya gedor dengan memainkan Marcus Rashford.
”AS menampilkan permainan yang kompak dan sulit ditembus seperti yang kami perkirakan. Kami sudah berusaha mencari solusi untuk pertahanan mereka, tetapi hal itu gagal membawa kami meraih (tiga poin) yang kami inginkan,” ujar Southgate dalam konferensi pers seusai laga.
AP PHOTO/JULIO CORTEZ
Pelatih AS Gregg Berhalter dan Pelatih Inggris Gareth Southgate berbicara seusai laga kedua tim di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB. Laga berakhir dengan skor imbang tanpa gol.
Lebih baik
Adapun AS justru menunjukkan tim yang tampil lebih baik. Setidaknya itu terlihat di babak pertama.
Kolaborasi Weston McKennie dan Sergino Dest di sisi kanan menyulitkan Luke Shaw dan membuat Raheem Sterling lebih sibuk bergerak di zona pertahanan sendiri.
Di sisi kiri, Christian Pulisic kembali menunjukkan dirinya sebagai sosok frontman bagi tim ”The Yanks”. Ia melakukan dua dribel sukses dan memiliki peluang yang membentur mistar gawang di babak pertama.
Belhater memuji semangat juang dan kepercayaan diri anak asuhannya. Inggris, lanjutnya, adalah tim dengan kualitas pemain top sehingga bisa meraup poin melawan mereka adalah sebuah hasil yang baik.
”Kami fokus untuk bertahan kolektif dan kompak untuk meredam pemain mereka, seperti Harry Kane. Dalam beberapa momen kami juga fokus menguasai bola dan bisa menghasilkan beberapa peluang,” ucapnya.
AFP/ODD ANDERSEN
Kiper Inggris, Jordan Pickford, bersiaga di bawah mistar gawang sementara para bek Inggris, Harry Maguire dan John Stones, berusaha menghadang serangan yang dilakukan para pemain AS pada laga penyisihan Grup B di Stadion Al-Bayt, Al Khor, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB. Laga berakhir imbang tanpa gol.
Dengan hasil imbang itu, persaingan di Grup B masih amat terbuka. Semua tim, bahkan Wales yang baru mengumpulkan satu poin pun masih memiliki asa untuk merebut tiket ke babak 16 besar.
Inggris masih memimpin Grup B dengan empat poin. Tiga Singa diikuti oleh Iran (3 poin), AS (2), dan Wales (1). Pada laga pamungkas, Inggris akan berjumpa Wales, sedangkan Iran dan AS akan menjalani laga ulangan babak penyisihan Piala Dunia 1998. Inggris hanya akan tersingkir jika kalah empat gol atau lebih pada laga terakhir melawan Wales.
Hiburan dari tribune
Di tengah laga yang berjalan buntu, hiburan amat terasa di tribune penonton. Pendukung Inggris yang berada di tribune utara, lalu fans AS yang memadati tribune selatan saling beradu yel-yel.
Mereka tak berhenti bernyanyi untuk mendukung tim kesayangan mereka. Jika pendukung AS hanya bermodal tepuk tangan, suporter Inggris ada yang membawa simbal, drum, dan terompet yang selalu terdengar selama 90 menit.
Pada masa jeda babak pertama, penonton ikut menyanyikan lagu ”Sweet Caroline” milik Neil Diamond. Lagu itu kembali populer setelah menjadi anthem pendukung Inggris selama timnya tampil di Piala Eropa 2020, tahun lalu.
Setelah wasit Jesus Valenzuela dari Venezuela meniupkan peluit akhir, ribuan pendukung Inggris mencemooh timnya sendiri dengan mengeluarkan suara, boooooo. Mereka kecewa dengan performa Kane dan kawan-kawan.
Menurut Pulisic, sorakan pendukung Inggris itu adalah hal positif bagi timnya. Itu menandakan AS bermain bagus menghadapi Inggris yang jauh diunggulkan.
AFP/MANAN VATSYAYANA
Penyerang AS, Christian Pulisic, pada laga melawan Inggris di Stadion Al-Bayt, Al Khor, Sabtu (26/11/2022) dini hari WIB. Laga berakhir imbang tanpa gol.
”Jika pendukung lawan kecewa dengan penampilan timnya, itu menandakan permainan kami sangat baik. Kami sukses menjalankan rencana permainan sesuai strategi yang disiapkan,” kata pemain Chelsea itu.
Mendengar sorakan itu, Southgate meminta suporter Inggris untuk tetap tenang. Timnya memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapi tekanan di laga penting pada turnamen mayor.
”Kami memang belum bisa menghadirkan senyum bagi fans, tetapi hasil imbang ini belum menghapus peluang kami untuk bisa menjadi juara grup. Kami masih di trek yang tepat untuk lolos dan memenangkan persaingan di babak penyisihan,” tuturnya.