Tepikan Intrik Politik, Iran Taklukkan Wales dan Jaga Asa Ciptakan Sejarah
Menyusul Jepang dan Arab Saudi, Iran turut mengangkat derajat sepak bola Asia seusai menjungkalkan tim Eropa, Wales, 2-0. Pasukan Iran mengalahkan tekanan politik untuk mengejar target bersejarah, lolos ke fase gugur.
Oleh
M IKHSAN MAHAR dan M YUNIADHI AGUNG dari Qatar, YULVIANUS HARJONO, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Pendukung tim Iran bersemangat saat menonton pertandingan Wales melawan Iran di babak fase Grup B Piala Dunia 2022 di Stadion Ahmad Bin Ali, Qatar, Jumat (25/11/2022). Iran menang, 2-0.
DOHA, KOMPAS — Di tengah derasnya tekanan politik terkait masalah sosial di negara asalnya, pasukan Iran masih bisa menegakkan kehormatannya di Piala Dunia Qatar. Mereka bahkan ikut mengangkat harkat Asia setelah menjungkalkan wakil Eropa, Wales, 2-0, pada penyisihan Grup B, Jumat (25/11/2022) di Stadion Ahmad Bin Ali, Al-Rayyan.
Pada laga itu, Iran bukanlah tim yang sama seperti ketika dipermalukan Inggris, 2-6, Senin lalu. Sikap mental berbeda itu terlihat sejak menjelang sepak mula laga di Stadion Ahmad Bin Ali itu.
Tidak seperti ketika menghadapi Inggris, barisan pemain Iran terlihat ikut menyanyikan lagu kebangsaannya jelang melawan Wales. Pada laga sebelumnya, mereka bungkam sebagai bagian dari solidaritas terhadap pengunjuk rasa yang menentang rezim pemerintah dan kekerasan menyusul tewasnya wanita Kurdi, Mahsa Amini, saat ditahan aparat.
Gejolak sosial dan protes di Iran, yang merenggut ratusan nyawa, memunculkan desakan agar tim nasional negara itu dicoret dari Piala Dunia Qatar. Desakan itu muncul dari Italia, negara yang timnya gagal lolos ke Piala Dunia itu.
Namun, Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) bergeming. Mereka beralasan, sepak bola tidak boleh dikaitkan dengan politik. Alasan yang sama membuat skuad Iran akhirnya lebih fokus ke sepak bola, alih-alih terjebak dalam situasi politik, saat tampil menghadapi Wales.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Pemain Iran, Milad Mohamadi (belakang), berebut bola dengan pemain Wales, Chris Mepham, saat bertanding di fase Grup B Piala Dunia 2022 di Stadion Ahmad Bin Ali, Qatar, Jumat (25/11/2022). Iran menang 2-0.
Tim ”Melli”, julukan timnas Iran, bergeming ketika barisan pendukung yang hadir di Stadion Bin Ali memberikan sorakan saat mereka menyanyikan lagu kebangsaannya. Tak sedikit pula wanita dari Iran yang menangis karena menganggap pasukan Melli tak lagi berada di pihaknya, yaitu bagian dari gelombang protes.
Untuk pertama kali, Mehdi Tarami dan kawan-kawan memilih fokus pada tugasnya, yaitu bermain sepak bola. Mereka menepikan dilema maupun konsekuensi pilihan dari sikapnya itu. Hasilnya, mereka tampil ngotot dan memberikan perlawanan fisik yang tangguh kepada Wales, tim yang sebagian besar pemainnya berkarier di Liga Inggris.
Memanfaatkan pincangnya Wales pada menit ke-86, setelah kiper Wayne Hennesey diusir wasit karena melanggar Taremi, Iran melukai tim ”Naga” yang diperkuat mantan striker Real Madrid, Gareth Bale. Iran mencetak dua gol, yaitu lewat Rouzbeh Cheshmi dan Ramin Rezaeian, pada menit injury time babak kedua.
Saya tidak mengubah apa pun. Sama sekali. Para pemainlah yang melakukannya. Hari ini, mereka hanya memikirkan sepak bola, tanpa rasa takut. Mereka mengekspresikan dirinya sendiri. Itulah mengapa hasilnya baik. (Carlos Queiroz)
Bahkan, Iran bisa saja mencetak empat gol jika bola hasil dua peluang emas mereka sebelumnya tak membentur tiang gawang. Iran tampil ofensif, operan-operan mereka juga sangat akurat pada laga itu. Opta mencatat, Iran melepaskan 21 tembakan ke gawang Wales.
Jumlah tembakan itu adalah yang tertinggi yang mereka buat pada satu laga Piala Dunia sejak 1978 di Argentina. Saat itu, Iran membuat 25 tembakan ke gawang Peru.
FIFA.COM
Statistik laga Wales versus Iran pada penyisihan Grup B Piala Dunia Qatar, Jumat (26/11/2022).
Selain itu, Iran juga mencetak satu sejarah lainnya. Untuk pertama kalinya, dari sepuluh kali duel melawan tim-tim Eropa di Piala Dunia, mereka akhirnya mampu berjaya. Pada sembilan laga lainnya, mereka tujuh kali kalah. ”Kemenangan ini bisa terjadi karena solidaritas para pemain. Kami telah siap secara mental (menghadapi Wales),” ujar Cheshmi seusai laga itu.
Kemenangan atas Wales juga membuat Iran mengikuti jejak dua wakil Asia lainnya, yaitu Jepang dan Arab Saudi, yang sebelumnya juga menjungkalkan tim-tim yang lebih diunggulkan. Iran pun kini punya peluang mengukir sejarah lainnya, yaitu lolos ke babak gugur atau 16 besar. Dari lima kali penampilan sebelumnya, mereka selalu kandas di babak penyisihan grup.
”Saya tidak mengubah apa pun. Sama sekali. Para pemainlah yang melakukannya. Hari ini, mereka hanya memikirkan sepak bola, tanpa rasa takut. Mereka mengekspresikan dirinya sendiri. Itulah mengapa hasilnya baik,” ujar Pelatih Iran Carlos Queiroz tentang rahasia kebangkitan timnya.
Sebaliknya, bagi Wales, kekalahan itu menjadi pukulan telak. Untuk kali pertama, mereka kebobolan dua gol di laga Piala Dunia. Mereka kini terbenam di dasar Grup B dengan satu poin sehingga terancam tersingkir dini. Pada laga sebelumnya, mereka ditahan Amerika Serikat, 1-1.
Kekecewaan pun terpancar jelas dari raut wajah Bale, penyerang Wales yang mencatatkan penampilan ke-110 bersama negaranya itu. Ia menjadi pemain dengan penampilan terbanyak untuk Wales, melampaui rekor Chris Gunter (109 penampilan).
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Pemain Wales, Gareth Bale, mengejar bola saat bertanding melawan Iran di fase Grup B Piala Dunia 2022 di Stadion Ahmad Bin Ali, Qatar, Jumat (25/11/2022). Iran menang 2-0.
Kekalahan itu pun memaksa Wales harus menjalani laga hidup-mati dalam ”perang saudara” melawan Inggris, Rabu (30/11) dini hari WIB mendatang. Wales wajib menang. ”Kami patah hati. Tidak ada kata lain untuk menggambarkannya. Hasil ini (kekalahan dari Iran) sulit diterima. Namun, kami harus bangkit,” ujar Bale, yang berusia 33 tahun.
Qatar tersingkir
Kontras dengan Iran, tuan rumah Qatar dipastikan menjadi tim pertama yang tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022. Qatar juga jadi tuan rumah pertama yang menelan kekalahan beruntun di dua laga awal setelah ditundukkan Senegal, 1-3, di Stadion Al Thumama, Jumat malam.
Seperti disampaikan wartawan Kompas, M Ikhsan Mahar, di Qatar, Senegal mencetak tiga gol melalui Boulaye Dia (menit ke-41), Famara Diedhiou ('48), dan Bamba Dieng ('84). Adapun gol perdana Qatar di Piala Dunia dicetak pemain pengganti, Mohammed Mustard ('84). Bagi Senegal, kemenangan itu membuka asa lolos ke babak 16 besar setelah dikalahkan Belanda, 0-2.
”Kami harus mengapresiasi perjuangan para pemain yang tampil lebih baik dibandingkan laga pertama. Kami akan terus berusaha tampil maksimal di laga terakhir melawan Belanda, hal yang tentu akan lebih sulit,” ujar Pelatih Qatar Felix Sanchez seusai laga itu. (AFP/Reuters)