Ledakan Mbappe, Ketakutan Terbesar ”Dinamit” Denmark
Tim Denmark menyadari, Kylian Mbappe dan skuad Perancis kali ini tidak lagi sama seperti yang mereka kalahkan di Liga Nasional Eropa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
Kylian Mbappe, yang mencetak 1 gol dan 1 asis melawan Australia, terlibat dalam 13 dari 23 tembakan Perancis pada laga itu.
Olivier Giroud hanya membutuhkan 5 percobaan untuk mencetak 2 gol ke gawang Australia.
Christian Eriksen memimpin lapangan tengah denmark dengan tiga gelandang sejajar yang bisa serentak menyerang.
DOHA, JUMAT — Bagi penyerang Perancis, Kylian Mbappe, laga pembuka Piala Dunia Rusia 2018 versus Australia lebih mirip seperti mimpi buruk. Dia yang ketika itu masih berstatus ”bocah ajaib” berusia 19 tahun dicaci maki di depan pemain lain oleh pelatih Didier Deschamps setelah pertandingan.
Deschamps bukan sosok pemarah, tetapi tidak untuk hari itu. Menurut petugas media Perancis di Rusia 2018, Phillipe Tournon, sang pelatih ingin menghancurkan kesombongan Mbappe. Pemain muda itu banyak melakukan kesalahan dan kurang gigih dalam debutnya meski Perancis menang 2-1.
Tamparan itu membangunkan Mbappe. Pada akhir turnamen, dia sukses mengantar ”Si Biru” juara sekaligus meraih gelar pemain muda terbaik. ”Langkah itu bisa saja menjadi bumerang, tetapi Deschamps tahu apa yang dilakukan dan itu berhasil,” kata Tournon, seperti dikutip Fourfourtwo.
Semuanya berbeda di laga pembuka Piala Dunia Qatar 2022 dengan lawan yang sama, Australia. Deschamps memuji Mbappe setinggi langit setelah Perancis menang, 4-1. Mbappe yang menyumbang 1 gol dan 1 asis telah naik level menjadi sosok pemimpin nan dewasa.
”Kylian salah satu pemain terbaik dunia saat ini. Anda bisa melihatnya sendiri. Dia sangat siap untuk Piala Dunia kali ini. Ini adalah kompetisi miliknya,” ujar Dechamps, Jumat (25/11/2022), sehari menjelang laga Perancis lawan Denmark di Stadion 974, Doha, Sabtu (26/11/2022).
Denmark boleh saja percaya diri. Tim asuhan pelatih Kasper Hjulmand itu berhasil menumbangkan Perancis dalam dua laga terakhir di Liga Nasional Eropa pada Juni dan September 2022. Dengan dipimpin bek Barcelona, Andreas Christensen, mereka membuat Mbappe tidak berkutik.
Namun, seperti kata Deschamps, Perancis saat ini sudah berbeda jauh dengan tim yang tampil di Liga Nasional. ”Si Biru” mengubah formasi dari 3-4-1-2 menjadi 4-2-3-1. Mereka lebih berbahaya karena memainkan empat penyerang sekaligus, yaitu Mbappe, Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan Ousmane Dembele.
Mbappe juga punya peran berbeda. Dia yang sebelumnya mendampingi Giroud di lini depan bermain sebagai penyerang sayap di sisi kiri. Penyerang Paris Saint-Germain itu bisa lebih fleksibel bergerak, menyisir dari sayap atau membantu Giroud di kotak penalti.
Mbappe semakin berbahaya berkat pergantian darurat bek sayap kiri. Lucas Hernadez yang diganti di menit awal laga pembuka, akan absen sepanjang turnamen akibat cedera lutut. Adik Lucas, Theo Hernandez, yang lebih bertipe ofensif akan kembali menggantikannya.
Dengan pergerakan maju Theo untuk mengisi sayap kiri, Mbappe bisa lebih fokus beraksi di posisi halfspace atau area vertikal di antara sisi sayap dan tengah. Mbappe akan berada di antara Theo dan Giroud. Dia pun semakin berbahaya karena bisa memilih bergerak ke sisi mana saja, tidak statis.
Peran baru Mbappe di laga pembuka sukses besar. Menurut The Analyst, tidak ada pemain yang lebih terlibat serangan dalam satu laga dibandingkan dengan dirinya pada pekan pertama di Qatar. Dia terlibat dalam 13 dari total 23 tembakan Peracis.
Kylian salah satu pemain terbaik dunia saat ini. Anda bisa melihatnya sendiri. Dia sangat siap untuk Piala Dunia kali ini. Ini adalah kompetisi miliknya.
Hjulmand selalu percaya bahwa Mbappe bisa meledak kapan saja. Hal itu membuatnya agak khawatir meskipun Denmark unggul dalam rekor pertemuan. ”Dia sangat cepat. Hanya butuh beberapa detik, tiba-tiba sudah ada di belakang Anda. Kami harus bisa bersaing dengan kecepatan itu,” ujarnya.
Selain Mbappe, Denmark juga harus waspada terhadap Giroud. Ujung tombak bertubuh jangkung dan kokoh itu hanya butuh lima percobaan untuk mencetak 2 gol ke gawang Australia. Giroud dalam motivasi tertinggi karena hanya butuh satu gol untuk menjadi pencetak gol terbanyak Perancis, melewati Thierry Henry (51 gol)
Ledakan balasan
Tim ”Dinamit” dengan formasi 3-5-2 menyimpan kekuatan terbesar di posisi gelandang. Mereka dipimpin salah satu orkestrator lapangan tengah terbaik di bumi, yaitu Christian Eriksen. Di laga pertama lawan Tunisia, Eriksen dengan sentuhan magisnya menciptakan 5 peluang untuk rekan-rekannya.
Di sisi lain, ”Si Biru” bermasalah di lini tengah, terutama dalam transisi dari serangan ke bertahan. Salah satu gelandang mereka, Adrien Rabiot, sering ditugaskan membantu serangan. Akibatnya, Aurelien Tchouameni sering menjadi jangkar seorang diri.
Sepinya lini tengah itu bisa dimanfaatkan Denmark lewat serangan balik kilat. Mereka punya tiga gelandang tengah sejajar yang bisa maju seketika membantu serangan. Eriksen dan rekan-rekan pun akan sering langsung berhadapan dengan garis terakhir pertahanan lawan.
”Kami harus lebih baik dalam bertahan, terutama setelah kemasukan lebih dulu dari Australia. Ada beberapa hal yang harus dikoreksi, seperti penempatan posisi antarpemain. Kami ingin bermain menyerang, menciptakan banyak peluang, tetapi juga tidak kemasukan. Kesempurnaan itu tidak ada, tetapi kami ingin mendekatinya,” jelas Deschamps.
Akibat ancaman itu, Dechamps sangat berharap bek veteran Raphael Varane sudah pulih total untuk bermain . Varane masih dalam pemulihan setelah cedera paha ketika berlaga bersama Manchester United. Di laga sebelumnya, Perancis memasang duet bek tengah Ibrahim Konate dan Dayot Upamecano.
Laga nanti juga akan menjadi reuni untuk beberapa pemain. Christensen akan berjumpa rekan di Barcelona, Dembele, dan mantan rekan setimnya di Chelsea, Giroud. Kata Christensen, hal itu akan sangat membantu karena dia sudah mengenal gaya main mereka.
”Saya tidak takut jelang pertemuan itu. Kami sudah tahu cukup banyak tentang pemain mereka. Tetapi laga nanti pasti akan sulit. Menurut saya, orang Perancis sangat tipikal. Mereka selalu bermain dengan nalar dan percaya pada kemampuan mereka,” jelas Christensen.
Perancis hanya butuh satu kemenangan untuk menepis kutukan juara bertahan. Tiga juara edisi sebelumnya, Italia, Spanyol, dan Jerman, gagal lolos babak grup setelah meraih trofi. ”Si Biru” akan mengamankan tiket lolos ke 16 besar jike menang atas Denmark. (AP/REUTERS)