Kemenangan Arab Saudi atas Argentina dan Jepang atas Jerman jadi inspirasi banyak tim gurem di Piala Dunia 2022. Kepercayaan diri Ekuador pun tumbuh untuk menumbangkan Belanda dan jadi tim pertama yang lolos ke 16 besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Pertemuan antara Ekuador dan Belanda akan menjadi pertandingan perebutan tiket 16 besar perdana di Piala Dunia Qatar.
Ekuador memiliki rekor inferior dari tim asal Eropa. Sebaliknya, Belanda punya rekor superior atas tim asal Amerika Selatan.
Para pemain Ekuador dalam kepercayaan diri tinggi ditambah dengan kondisi kebugaran pemain, termasuk penyerang sekaligus kapten Enner Valencia.
DOHA, KAMIS – Kemenangan Arab Saudi atas Argentina dan Jepang atas Jerman menjadi bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam Piala Dunia. Hasil itu turut menginspirasi Ekuador jelang menghadapi Belanda dalam laga kedua Grup A Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Jumat (25/11/2022). ”La Tricolor”, julukan Ekuador, siap menjadi aktor selanjutnya yang melanjutkan drama Piala Dunia edisi ke-22 ini dengan menumbangkan Belanda untuk menjadi tim pertama yang melaju ke babak 16 besar.
Meskipun Belanda menang atas Senegal (2-0 pada laga pertama Grup A), permainan mereka sejatinya seimbang. Maka itu, pasti ada cara untuk (kami) menyakiti Belanda.
”Saya pikir kekalahan Argentina tidak akan menjadi kejutan terakhir di Piala Dunia ini. Meskipun Belanda menang atas Senegal (2-0 pada laga pertama Grup A), permainan mereka sejatinya seimbang. Maka itu, pasti ada cara untuk (kami) menyakiti Belanda,” ujar kiper Ekuador, Hernan Galindez, dilansir Super Sport, Rabu (23/11/2022).
Kisah ikan kecil yang melukai ikan besar terus berlanjut dalam akuarium Piala Dunia kali ini. Setelah Arab Saudi menggemparkan dunia dengan menaklukkan favorit juara Argentina 2-1 dalam laga pertama Grup C, Selasa (22/11), berlanjut Jepang menghebohkan dunia dengan menumbangkan tim besar Eropa, Jerman, 2-1, dalam laga pertama Grup E, Rabu.
Dua kemenangan bersejarah itu menginspirasi tim-tim gurem lainnya untuk membalikkan semua prediksi. Salah satunya, Ekuador menatap peluang mengulangi prestasi terbaiknya di Piala Dunia saat lolos ke 16 besar pada edisi Jerman 2006 dari total tiga kesempatan sebelumnya sejak pertama kali lolos ke Piala Dunia pada edisi Korea Selatan-Jepang 2002.
Setelah masing-masing meraih kemenangan dari laga pertama Grup A, yakni Ekuador menang 2-0 atas tuan rumah, Minggu (20/11) dan Belanda menang 2-0 atas Senegal, Senin (21/11), pertemuan antara Ekuador dan Belanda akan menjadi pertandingan perebutan tiket 16 besar perdana di Piala Dunia ini. Kalau berhasil mengamankan tiga poin kedua, Ekuador atau Belanda tidak perlu lagi menjalani laga hidup mati dalam partai ketiga grup tersebut.
Kendati demikian, langkah Ekuador tidak mudah. Berdasarkan data Opta Facts yang diterima Kompas, laga ini menjadi pertemuan ketiga Ekuador dan Belanda. Pada dua laga sebelumnya dalam pertandingan uji coba, Ekuador tidak pernah menang, yakni imbang 1-1 pada Mei 2014 dan kalah 0-1 pada Maret 2006.
Ekuador memang memiliki rekor inferior dari tim-tim asal Eropa. Dari tujuh laga di Piala Dunia, tim Tiga Warna hanya menang dua kali dan sisanya imbang sekali serta kalah empat kali. Dua kemenangan itu diraih atas Kroasia dalam penyisihan grup Piala Dunia 2002 dan Polandia dalam penyisihan grup Piala Dunia 2006.
Sebaliknya, Belanda punya rekor superior atas tim-tim asal Amerika Selatan. Dari 14 laga di Piala Dunia, tim Oranye hanya dua kali kalah dan sisanya delapan menang serta empat imbang. Dua kekalahan itu terjadi saat jumpa raksasa Amerika Latin, yakni Brasil, dalam perempat final Piala Dunia Amerika Serikat 1994 dan Argentina dalam final Piala Dunia Argentina 1978.
Kubu Ekuador menyadari, mengalahkan Belanda adalah misi yang sulit. Namun, dengan segala keajaiban Piala Dunia, kesempatan Ekuador mewujudkan mimpinya tetap terbuka. ”Ini akan menjadi laga yang sulit. Tetapi, saya harap Belanda bisa menghormati kami,” tegas Galindez.
Adapun para pemain Ekuador pun dalam kepercayaan diri tinggi. Itu menjadi nilai tambah dengan kondisi kebugaran pemain yang semuanya siap tempur, termasuk penyerang sekaligus kapten Enner Valencia yang menyumbangkan dua gol kemenangan atas Qatar kemarin.
Pencetak gol terbanyak sepanjang masa Ekuador itu sempat ditarik keluar di menit ke-77 seusai mengalami benturan di lututnya. Akan tetapi, Pelatih Ekuador Gustavo Alfaro memastikan Valencia siap untuk menghadapi Belanda. ”Dia akan bermain melawan Belanda, tidak diragukan lagi,” ucap pelatih berusia 60 tersebut.
Nyala ”Kincir Angin”
Belanda boleh sedikit jemawa. Walau beberapa kali tak lolos Piala Dunia, nyala ”Kincir Angin” mereka tidak pernah padam di penyisihan grup. Dari 10 edisi Piala Dunia yang pernah diikuti sebelumnya, Belanda selalu lolos ke fase gugur.
Prestasi terburuk Belanda hanya tertahan di 16 besar Piala Dunia 2006, Piala Dunia Italia 1990, Piala Dunia Perancis 1938, dan Piala Dunia Italia 1934, serta perempat final Piala Dunia 1994. Sisanya, mereka meraih runner-up Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Piala Dunia 1978, dan Piala Dunia Jerman 1974, serta urutan ketiga Piala Dunia Brasil 2014 dan peringkat keempat Piala Dunia Perancis 1998.
Belanda memang memiliki rekor apik yang bisa mengantarkannya melenggang mulus dari penyisihan grup. Mereka tak terkalahkan dalam 14 laga di fase gugur Piala Dunia antara 1994 dan 2022 atau hanya kalah dari Jerman yang tak terkalahkan dalam 16 laga antara 1990 dan 2010, serta Brasil tak terkalahkan dalam 16 laga antara 2002 dan edisi Rusia 2018.
Pelatih Belanda Louis van Gaal sejatinya tidak terlalu puas dengan performa timnya saat menang atas Senegal. Mereka harus menunggu dua gol telat untuk memastikan kemenangan tersebut, yakni melalui penyerang Cody Gakpo di menit ke-84 dan gelandang pengganti Davy Klaassen di menit ke-90+9.
Namun, bek sekaligus kapten Belanda, Virgil van Dijk, tetap yakin timnya akan terus membaik di laga-laga berikutnya. ”Kemarin kami terlalu sering membiarkan diri terkena serangan balik Senegal. Itu adalah area yang perlu kami perbaiki karena itu merupakan celah yang sangat bagus untuk dimanfaatkan lawan kami berikutnya, Ekuador. Saya optimistis kami bakal menjadi lebih baik,” kata van Dijk.
Pijakan Wales
Sementara itu, setelah bermain imbang 1-1 dengan Amerika Serikat pada laga pertama Grup B, Wales berusaha mencari pijakan untuk melaju ke 16 besar ketika jumpa Iran dalam laga kedua di Stadion Ahmed bin Ali, Jumat. Kemenangan menjadi harga mati kalau ”Sang Naga” ingin menembus fase gugur. Lagi pula, pada partai terakhir, mereka akan melawan Inggris yang jauh lebih diunggulkan.
Untuk meladeni Iran, Wales tetap mengandalkan penyerang sekaligus kaptennya, Gareth Bale. Sempat diisukan mengalami masalah kebugaran, Bale malah bermain penuh dan menyumbangkan gol dari titik penalti ke gawang Amerika Serikat.
Akan tetapi, Bale bukan satu-satunya yang akan mengancam gawang Iran. Pelatih Wales Rob Page juga menyiapkan penyerang pengganti Kieffer Moore yang bermain apik tatkala turun di babak kedua pada laga kemarin. ”Moore bisa membuat perbedaan besar untuk kami,” tutur Page.
Di atas kertas, Wales diprediksi akan merebut tiga poin dari Iran. Akan tetapi, mereka patut mewaspadai semangat kebangkitan skuad Persia itu seusai dihancurkan Inggris 2-6 di laga pertama. ”Kami mendapatkan banyak pelajaran istimewa dari Inggris. Dan, saya menyimpulkan bahwa kami jauh lebih siap untuk bermain melawan Wales,” ujar Pelatih Iran Carlos Quieroz. (AP/REUTERS)