Dengan trauma kalah dari Korea Selatan di Piala Dunia 2018, Jerman enggan meremehkan Jepang dalam laga pertama Grup E Piala Dunia 2022. Jepang memiliki taktik yang mirip Korsel dan berpotensi membuat kejutan serupa.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
DOHA, SELASA — Di bawah bayang-bayang dihancurkan Korea Selatan dalam penyisihan grup Piala Dunia Rusia 2018, Jerman enggan meremehkan Jepang yang akan dihadapi dalam laga pertama Grup E Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Rabu (23/11/2022). Bagi ”Tim Panser”, Jerman, Jepang adalah tim yang kompak, tidak mudah menyerah, dan sulit ditebak. Sekali mereka lengah, ”Samurai Biru” siap melepas tebasan yang menyakitkan.
”Kami harus berhati-hati. Bagi saya, laga pertama suatu turnamen selalu menjadi yang terpenting. Apalagi, Jepang adalah tim yang bisa membuat lawannya tidak nyaman dengan cara bermain mereka yang sangat displin. Pada saat yang sama, pemain-pemain mereka sulit diprediksi. Ada beberapa pemain Jepang di Liga Jerman, saya selalu kesulitan melawan mereka,” ujar kiper sekaligus kapten Jerman, Manuel Neuer, dilansir Bavarianfootballworks.com, Sabtu (19/11/2022).
Jerman tampaknya sedikit trauma dengan hasil naas di Piala Dunia empat tahun silam. Saat itu, berstatus juara bertahan, ”Die Mannschaft” justru terjatuh ke dalam jurang terdalam. Mereka gagal lolos dari penyisihan grup karena bertengger di urutan dasar klasemen akhir grup. Salah satu faktor utama kegagalan itu ialah kekalahan tragis 0-2 dari Korea Selatan pada laga terakhir.
Diprediksi mampu menghancurkan Korea Selatan untuk mengamankan tiga poin dan membuka peluang ke 16 besar, Jerman malah tampil antiklimaks. Jerman memang bisa menggempur Korea Selatan yang waktu itu diasuh oleh pelatih Indonesia saat ini, Shin Tae-yong. Akan tetapi, serangan mereka selalu kandas oleh pertahanan rapat dan ketangguhan kiper tim ”Negeri Ginseng” tersebut.
Di tengah kelelahan dan kelengahan Jerman, Korea Selatan ternyata masih menyimpan energi cadangan untuk melesatkan serangan balik dan mencuri dua gol di pengujung laga, yakni lewat bek Kim Young-gwon di menit ke-90+4 dan penyerang Son Heung-min di menit ke-90+6. Korea Selatan pun memaksa Jerman angkat koper lebih cepat dari Piala Dunia 2018.
Tak heran, Neuer sampai berkata, dirinya lebih suka bermain melawan tim-tim besar seperti Spanyol ketimbang tim-tim seperti Jepang ataupun Korea Selatan. ”Melawan tim seperti Spanyol, Anda sudah mengenal pemain-pemain mereka. Dengan begitu, Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum pertandingan. Itu akan menjadi tugas yang sulit, tetapi kita lebih tahu bagaimana peluang kita,” ucap Neuer.
Hasil bersejarah itu juga sangat mungkin terulang kalau Jerman lengah terhadap Jepang. Lagi pula, sekilas, pola permainan Jepang mirip dengan tetangganya, Korea Selatan, empat tahun lalu. Sebagai tim dari Asia yang notabene benua yang kurang diperhitungkan dalam pentas sepak bola dunia, Jepang sadar diri tidak mungkin bermain terbuka menghadapi tim-tim kuat seperti Jerman yang mengoleksi empat gelar juara dunia.
Sebagaimana prediksi Nippon.com, Jumat (18/11), Jepang kemungkinan besar akan menyerahkan penguasaan bola kepada lawan dan menempatkan dirinya untuk bertahan dalam waktu lama. Saat bersamaan, mereka bakal berusaha untuk melakukan tekanan dari garis depan secara energik melalui para penyerang dan gelandangnya. Mereka bakal menunggu celah lawan melakukan kesalahan sendiri dan melesatkan serangan balik cepat mematikan.
Strategi itu terbukti ampuh ketika Jepang menaklukkan Amerika Serikat 2-0 dalam laga uji coba di Jerman pada 23 September 2022. Amerika Serikat yang secara materi pemain dan peringkat dunia jauh lebih unggul dibuat frustrasi oleh permainan pragmatis yang displin dari tim ”Negeri Matahari Terbit” tersebut.
Kekuatan Jepang terletak pada kombinasi bakat individu dalam kerangka kerja sama yang kuat. Semuanya bertumpu pada tujuan memberikan segalanya untuk tim, itulah yang kami terus tuntut dari para pemain.
”Kekuatan Jepang terletak pada kombinasi bakat individu dalam kerangka kerja sama yang kuat. Semuanya bertumpu pada tujuan memberikan segalanya untuk tim, itulah yang kami terus tuntut dari para pemain,” kata Pelatih Jepang Hajime Moriyasu yang menargetkan timnya bisa menembus perempat final Piala Dunia ini, seperti dikutip Nippon.com.
Para pemain Jepang pun penuh percaya diri untuk meladeni Jerman. Takuma Asano, penyerang Jepang yang bermain di klub Jerman, VfL Bochum, mengatakan, level tim Asia memang masih jauh di bawah tim-tim dari Eropa dan Amerika Selatan.
Namun, pemain berusia 28 tahun itu yakin semuanya bisa terjadi dalam sepak bola, terutama Piala Dunia selalu diwarnai aksi-aksi mengejutkan. ”Anda membutuhkan banyak kualitas teknik dan taktik untuk bersaing di Piala Dunia. Tetapi, para pemain senior juga menyampaikan hal lain yang dibutuhkan adalah keinginan (motivasi) yang kuat,” tutur Asano dilansir Yahoo.com, Selasa (22/11).
Dengan modal banyak pemain yang berkompetisi di klub Eropa, gelandang Jepang, Takumi Minamino, tidak gentar dengan kualitas calon lawan mereka di Qatar. ”Sebagian besar pemain Jepang bermain di luar negeri dan kami bersaing dengan pemain dari seluruh dunia. Lawan kami mungkin berperingkat lebih tinggi, tetapi itu hanya membuat kami tidak diunggulkan dan kami coba memanfaatkan status tersebut,” ungkap pemain klub Perancis, AS Monaco, tersebut.
Mantan pesepak bola Inggris, Chris Sutton, kepadaBBC, Sabtu, menuturkan, banyak orang menilai Jerman dan Spanyol akan menjadi dua tim yang lolos ke fase gugur dari Grup E. Akan tetapi, jangan melupakan Jepang yang memiliki banyak pemain berbakat. ”Saya justru tidak yakin dengan kekuatan Jerman saat ini. Mereka mungkin menyatu di Qatar, tetapi performa mereka kurang menentu dalam 12 bulan terakhir. Maka itu, Jepang ada beberapa peluang di sini,” ujarnya. (AFP)