Langkah Perancis untuk mempertahankan trofi Piala Dunia dimulai dengan menghadapi Australia, Rabu WIB. Bayangan sejarah kelam di tahun 2002 memunculkan keraguan bagi skuad ”Les Bleus”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Perancis menghadapi tantangan menghapus ”kutukan” tim juara bertahan yang tersingkir di babak penyisihan grup pada ajang Piala Dunia berikutnya.
Para pemain Perancis silih berganti mengalami cedera menjelang Piala Dunia Qatar 2022. Terakhir, Karim Benzema harus menyingkir karena cedera.
Meskipun tanpa Benzema, Pelatih Perancis Didier Deschamps yakin pada Kylian Mbappe dan beberapa pemain muda lainnya.
DOHA, KOMPAS — Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Itu frasa yang tepat menggambarkan tim nasional Perancis dalam masa persiapan jelang Piala Dunia 2022. Silih berganti pemain utama cedera meskipun mereka belum memulai usaha untuk mempertahankan trofi yang diraih empat tahun lalu. Tak ayal, bayangan kegagalan di Korea Selatan-Jepang 2002 memayungi langkah mereka di Qatar.
Seperti pada edisi dua dekade silam, Perancis datang dengan predikat juara bertahan setelah menjadi kampiun pada 1998. Ketika itu, tim yang dilatih Roger Lemerre itu menciptakan sejarah sebagai juara bertahan pertama yang gugur di babak penyisihan edisi selanjutnya.
Perancis hanya mendapat tiga poin dari tiga laga menghadapi Senegal, Uruguay, dan Denmark. Kegagalan itu tidak lepas dari kondisi cedera sang bintang, Zinedine Zidane, yang absen di dua laga awal.
Padahal, Zidane tengah berada dalam puncak kariernya setelah mempersembahkan trofi Liga Champions musim 2001-2002 untuk Real Madrid. Di tahun ini, Perancis kembali gagal memainkan pemain terbaiknya, yakni Karim Benzema, yang harus pulang akibat menderita rasa sakit di paha kiri ketika menjalani latihan di Doha, Qatar, pekan lalu.
Serupa dengan Zidane pada 2002, harapan besar sejatinya menggantung di pundak Benzema karena dirinya adalah peraih Ballon d’Or 2022 yang mengantarkan Real meraih gelar juara Liga Champions musim lalu.
”Karim (Benzema) memiliki peran besar tidak hanya bagi tim Perancis, tetapi juga bagi sepak bola Perancis secara keseluruhan. Di luar kesedihan dan kekecewaan, kami harus melanjutkan perjuangan (mempertahankan gelar juara), dimulai dengan laga melawan Australia,” kata Lloris dalam konferensi pers jelang laga di Doha, Senin (21/11/2022).
Laga Perancis melawan Australia, yang tergabung di Grup D, akan berlangsung di Stadion Al Janoub, kota Al Wakrah, Rabu pukul 02.00 WIB. Pertandingan itu akan menjadi ulangan pertemuan kedua tim di duel pembuka Grup C Piala Dunia 2018.
Empat tahun lalu, Perancis unggul 2-1 berkat ”hadiah” gol bunuh diri bek sayap kiri Australia, Aziz Behich. Pada Qatar 2022, Perancis dan Australia kembali berjumpa dengan Denmark yang juga tergabung pada satu grup di Rusia 2018.
Peru adalah tim pelengkap di Grup C yang dihuni ketiga tim itu pada Piala Dunia 2018. Adapun di Piala Dunia 2022, Tunisia menjadi tim non-unggulan.
Meski tanpa Benzema, Pelatih Perancis Didier Deschamps yakin pemain depan Perancis yang tersisa, terutama Kylian Mbappe, bisa mengemban tanggung jawab lebih besar dibandingkan pada debutnya di Piala Dunia 2018.
Ia sudah lebih tua empat tahun dibandingkan ketika tampil di Rusia. Saya melihat Kylian (Mbappe) telah jauh lebih dewasa dan menjadi pemain tim yang bisa menentukan hasil tim.
”Ia sudah lebih tua empat tahun dibandingkan ketika tampil di Rusia. Saya melihat Kylian (Mbappe) telah jauh lebih dewasa dan menjadi pemain tim yang bisa menentukan hasil tim,” ujar Deschamps.
Kepercayaan kepada Mbappe membuat Deschamps enggan memanggil satu pemain lain di lini depan untuk menggantikan Benzema sekaligus melengkapi daftar 26 pemain. Menurut mantan juru taktik Juventus itu, dirinya telah memiliki daftar pemain depan beragam yang bisa tampil sesuai dengan kebutuhan taktik berbeda di setiap pertandingan.
Selain Mbappe, pemain debutan Piala Dunia, misalnya William Saliba, Aurelien Tchouameni, Eduardo Camavinga, serta Randal Kolo Muani, akan menjadi kekuatan tersembunyi Perancis untuk mengakhiri rekor buruk tim juara bertahan di laga pembuka.
Ketika disinggung terkait taktik tiga bek yang bakal dipertahankannya di Piala Dunia 2022, Deschamps mengatakan, dirinya tidak akan terpaku pada satu taktik. Selama tahun ini, Perancis memainkan enam laga Liga Nasional Eropa 2022-2023 dengan menggunakan formasi tiga bek yang menjauhkan mereka dari kemenangan. ”Les Bleus” hanya meraih satu kemenangan, lalu menderita tiga kekalahan dan dua imbang.
”Kami ingin bermain dengan keseimbangan yang terbaik,” katanya.
Akhiri kutukan
Selain dibayangi mimpi buruk pada 2002, Perancis juga punya tantangan lain untuk mengakhiri kutukan juara bertahan yang selalu tersingkir di fase grup pada tiga edisi Piala Dunia terakhir. Hal itu diawali Italia pada Afrika Selatan 2010, lalu Spanyol di Brasil 2014, serta Jerman yang tidak kuasa mengakhiri kutukan itu di Rusia 2018.
Menurut Deschamps, statistik dan fakta itu bukan sesuatu yang bisa menjadi pegangan. Sebab, sebuah tim yang tampil di Piala Dunia memiliki perjalanan masa persiapan tersendiri yang amat menentukan raihan mereka.
”Semua yang kami raih amat tergantung dengan kami. Semua hal di luar pertandingan harus disingkirkan, baik itu interpretasi maupun analisis yang dilakukan media. Terpenting, kami siap menghadapi laga pertama yang tidak menentukan, tetapi penting untuk memberikan suasana positif di ruang ganti,” ujar Deschamps, kapten Perancis di Piala Dunia 1998.
Menurut Opta, hanya Jerman (1994) dan Brasil (1998 dan 2006) yang bisa meraup tiga poin di laga perdana setelah menjadi juara dunia di edisi sebelumnya.
Sementara itu, Australia juga dibayangi rekor buruk jelang menghadapi Perancis. Mereka selalu tersingkir di fase grup pada tiga keikutsertaan terakhir sejak edisi 2010.
Bahkan, dalam 13 pertandingan terakhir di ajang Piala Dunia terhitung sejak Jerman 2006, Australia selalu tidak bisa menghindarkan gawang mereka dari kebobolan. Itu menjadi masalah yang perlu dibenahi ”The Socceroos”.
Di Qatar 2022, Pelatih Australia Graham Arnold mematok target tidak main-main. Ia ingin anak asuhannya bisa mengulangi capaian di Jerman 2006 dengan menembus babak 16 besar.
”Kami harus mematok target dan memberikan kepercayaan kepada pemain atas kemampuan mereka. Saya ingin semua pemain bermain maksimal di setiap pertandingan,” kata Arnold di Doha.
Laga lain di Grup D adalah duel antara Denmark dan Tunisia, Selasa pukul 20.00 WIB. Pertandingan itu berlangsung di Stadion Education City, Doha.