Piala Dunia 2022 dibuka, Minggu. Meskipun timnya takluk 0-2 dari Ekuador, Qatar mengajak semua insan bersatu memupus perbedaan untuk menikmati bersama duel terbaik sepak bola.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
AP/ ARIEL SCHALIT
Kembang api menyemarakkan upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu (20/11/2022). Qatar menjawab semua kritik dengan menampilkan upacara pembukaan yang bisa menghibur puluhan ribu penonton yang hadir di Al Bayt.
DOHA, KOMPAS — Berbagai isu negatif terhadap penyelenggaraan Piala Dunia 2022 yang diembuskan dunia Barat pupus pada upacara pembukaan yang berlangsung Minggu (20/11/2022) malam WIB di Stadion Al Bayt, kota Al Khor, Qatar. Masyarakat Qatar gembira dan bersemangat menyambut pesta sepak bola terbesar itu.
Satu pekan sebelum pembukaan, Qatar tetap dihujani citra buruk, seperti hadirnya penonton bayaran, tim nasional Qatar yang dituduh menyuap pemain Ekuador, hingga protes akibat larangan alkohol di tribune stadion. Tuduhan itu pun tak terbukti dengan kekalahan tim nasional mereka, 0-2, dari Ekuador pada laga pembuka.
Qatar menjawab segala kritik tersebut dengan menampilkan upacara pembukaan yang bisa menghibur puluhan ribu penonton yang hadir di Al Bayt. Dalam pidato pembukaan, Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al-Thani berharap semua individu bersatu dan menyisihkan perbedaan untuk bersama menikmati duel tim-tim terbaik di Piala Dunia 2022.
Tamim mengungkapkan, Qatar berupaya maksimal selama 12 tahun untuk mempersiapkan Piala Dunia edisi ke-22 ini. ”Kebanggaan dan kebahagiaan kami rasakan bersama. Saatnya memupus segala perbedaan dan merayakan bersama perayaan ini,” ujar Syeikh Tamim, Minggu malam.
Secara khusus, Emir Qatar berharap semua peserta dan pemain yang tampil di Piala Dunia menjunjung tinggi sportivitas. Ia pun memastikan keamanan dan kenyamanan bagi semua pihak yang datang ke Qatar.
AP/ NATACHA PISARENKO
Maskot Piala Dunia terdahulu dihadirkan pada upacara pembukaan pesta sepak bola paling akbar Piala Dunia 2022 di Stadion Al Bayt di Al Khor, Minggu (20/11/2022).
”Saya menyambut Anda semua dan semoga beruntung,” katanya.
Antusiasme warga Qatar juga besar untuk menyambut Piala Dunia perdana di Timur Tengah ini. Tribune Stadion Al Bayt mulai terisi pukul 16.00 atau pukul 20.00 WIB, 3 jam sebelum sepak mula atau kick off laga perdana antara Qatar dan Ekuador.
Warga Qatar, yang membawa bendera nasional sekaligus menggunakan pakaian tradisional mereka, memadati tribune stadion yang berkapasitas 60.000 penonton itu.
Mayoritas pria Qatar mengenakan thobe, baju putih panjang hingga menutupi mata kaki mereka. Mereka tak lupa mengenakan gutra, penutup kepala yang juga berwarna putih, yang dilengkapi semacam tali hitam di atasnya.
Adapun perempuan Qatar yang datang ke stadion mayoritas menggunakan abayha, pakaian panjang berwarna hitam. Mereka menggunakan pula kerudung hitam yang disebut shayla.
Namun, ada pula ratusan pendukung Qatar di sisi utara tribune meneriakkan yel-yel dengan menggunakan jersei Qatar berwarna marun.
AP/ AIJAZ RAHI
Penonton mengabadikan kembang api pada pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu (20/11/2022).
Pemandangan itu cukup kontras dengan seluruh pendukung Ekuador yang berkumpul di tribune selatan Stadion Al Bayt. Mereka mengenakan jersei kuning kebanggaan tim berjuluk ”La Tricolor” itu.
Meskipun tidak punya tradisi menyanyikan yel-yel seperti ribuan pendukung Ekuador yang hadir di tribune selatan, warga Qatar tetap bergemuruh ketika menyaksikan tim nasional mereka tiba di stadion melalui layar televisi besar di sudut stadion tersebut.
Kebanggaan dan kebahagiaan kami rasakan bersama. Saatnya memupus segala perbedaan dan merayakan bersama perayaan ini.
Mereka juga bertepuk tangan meriah sambil mengibarkan bendera ketika menyaksikan ayah Emir Qatar, Syeikh Hamad bin Khalifa al-Thani, hadir di tribune naratama. Kemudian, gemuruh juga terdengar ketika Emir Qatar Syeikh Tamim tiba bersama Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola internasional (FIFA) Gianni Infantino.
Saling mengenal
Upacara pembukaan Piala Dunia 2022 berlangsung 30 menit dan 11 detik. Acara dimulai dengan drama teatrikal bertajuk ”Leta’arafo”, yang berarti saling mengenal satu sama lain.
Aksi teatrikal itu penuh dengan pesan antidiskrimasi, dengan menampilkan aktor berkulit hitam asal Amerika Serikat, Morgan Freeman, yang menyampaikan monolog sebagai pengantar alur drama itu.
AP/ ARIEL SCHALIT
Enner Valencia dari Ekuador merayakan gol yang dicetaknya bersama rekan setim dalam pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022 Grup A antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Minggu (20/11/2022). Namun, gol pembuka yang dicetak Ekuador di menit ketiga itu dianulir wasit.
Freeman hadir bersama Ghanim al-Muftah, pemuda disabilitas Qatar. Al-Muftah, yang juga duta Piala Dunia Qatar 2022, menderita sindrom caudal regression yang membuatnya lahir tanpa bagian bawah tubuh.
”Sepak bola menyatukan negara. Menyatukan semua bangsa dan komunitas,” ujar Freeman menutup aksi teatrikal yang digagas oleh sutradara asal Qatar, Ahmed al-Baker.
Setelah itu, hadir penampilan tarian dengan latar sejumlah lagu tema edisi Piala Dunia sebelumnya, di antaranya ”Livin’ La Vi Da Loca” (Piala Dunia Perancis 1998), ”Waka Waka” (This Time for Africa), lagu tema Piala Dunia Afrika Selatan 2010, dan ”Wavin’ Flag” yang juga populer pada Afsel 2010.
Aksi tarian itu dilanjutkan dengan parade maskot Piala Dunia, dimulai dari Willie, maskot Piala Dunia 1966, hingga La’eeb, maskot Qatar 2022, yang terinspirasi dari gutra.
Pertunjukan itu mencapai klimaks ketika Jung Kook, personel boyband Korea Selatan, BTS, menyanyikan secara langsung lagu tema Piala Dunia bertajuk, ”Dreamers”. Ia berduet dengan penyanyi Qatar, Fahad al-Kubaisi.
AP/ HASSAN AMMAR
Kapten tim nasional Ekuador Enner Valencia terjungkal saat dilanggar kiper Qatar Saad al-Sheeb dalam pertandingan sepak bola Grup A Piala Dunia antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu (20/11/2022). Pelanggaran itu berbuah tendangan penalti yang menjadi gol pertama Ekuador pada laga itu. Laga berakhir dengan kemenangan Ekuador, 2-0.
Di luar kawasan Al Bayt, sejumlah acara nonton bareng upacara pembukaan dan laga pembuka berlangsung di pusat kota Doha. Pemandangan itu terlihat di kawasan FIFA Fans Festival di Taman Al Bidda serta kawasan Souq Waqif.
Sementara itu, ribuan warga Doha berkumpul di Pantai Corniche, Doha, untuk menonton laga yang ditayangkan di layar. Mereka berjalan kaki dari stasiun metro terdekat dan sebagian besar bersama keluarga.
Para penonton tampak bersemangat meneriakkan yel-yel yang mendukung tim Qatar sambil beberapa mengibarkan bendera. Penonton menikmati pertandingan dengan santai sambil lesehan di rumput. Sebagian dari mereka mencari posisi menonton yang lebih baik dengan memanjat pagar yang mengelilingi pantai.
Tampil defensif
Namun, kegembiraan warga Qatar itu tertahan menyusul kekalahan tim kesayangan mereka pada laga debutnya di Piala Dunia. Juara Asia 2019 itu kalah, 0-2, dari Ekuador. Tuan rumah, yang tampil hati-hati dan sangat defensif dengan lima bek dan dua gelandang, tak bisa mengimbangi permainan tempo cepat Ekuador.
Saya bisa menderita darah tinggi jika VAR terus bertindak seperti ini.
Tim yang minim pengalaman di level dunia itu bak demam panggung. ”(Para pemain) Qatar sungguh kesulitan mendapatkan bola,” ujar Dion Dublin, mantan pemain Inggris, dalam komentarnya di BBC, mengomentari jalannya laga yang lebih didominasi Ekuador itu.
AP/HASSAN AMMAR
Penjaga gawang Qatar Saad al-Sheeb menghalau bola dalam pertandingan pembuka Piala Dunia Qatar antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Senin (21/11/2022) dini hari WIB.
Mereka kebobolan dua gol menyusul penampilan gemilang striker kawakan Ekuador, Enner Valencia. Valencia, mantan pemain klub Inggris, West Ham United, bahkan telah mencetak gol pada menit ketiga. Namun, gol itu dianulir wasit menyusul intervensi teknologi baru, yaitu semi-otomatis offside (SAOT), yang dipakai perdana di Qatar.
Padahal, para pemain Ekuador sempat larut dalam kegembiraan merayakan gol cepat itu. Wasit Daniele Orsato pun tidak langsung menganulir gol itu. Namun, setelah mendengarkan masukan asisten wasit video (VAR) dan melihat tayangan ulang adegan sebelum terjadinya gol itu, kaki pemain Qatar yang memberikan umpan bola ke Valencia terlihat jelas melewati garis imajiner offside.
”Saya bisa menderita darah tinggi jika VAR terus bertindak seperti ini,” ujar Alan Shearer, legenda Inggris, mengomentari gol Ekuador yang dibatalkan oleh VAR tersebut.
Tim Qatar pun menorehkan catatan buruk. Mereka menjadi tuan rumah pertama yang tertinggal dua gol saat jeda turun minum. Mereka juga menjadi tim pertama yang kalah pada laga pembuka Piala Dunia.
”Qatar tidak mampu menandingi kualitas fisik dan tempo (tinggi) para pemain Ekuador. Mereka kewalahan saat transisi permainan,” kata Alex Scott, mantan bek Inggris. (BBC)