Enam perempuan ofisial pertandingan akan menghadirkan sejarah baru di Piala Dunia 2022. Kepercayaan besar FIFA itu hadir berkat kualitas mereka.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, YUNIADHI AGUNG dari Doha, Qatar
·4 menit baca
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Perempuan wasit asal Rwanda, Salima Mukansanga, menjawab pertanyaan media di area mixed zone Stadion Qatar Sports Club, Jumat (18/11/2022). Mukansanga adalah salah satu dari enam perempuan ofisial pertandingan yang akan mencetak sejarah di Piala Dunia 2022.
DOHA, KOMPAS – Piala Dunia 2022 akan menjadi momen bersejarah bagi perkembangan perempuan ofisial pertandingan di dunia. Untuk pertama kali di turnamen sepak bola terakbar itu, FIFA melibatkan perempuan wasit dan asisten wasit. Tak hanya satu, ada enam perempuan ”pengadil” akan bertugas pada kesempatan perdana bagi mereka itu.
Salima Mukansanga terlihat paling mungil di antara para wasit yang tengah menjalani simulasi pertandingan dan latihan fisik, Jumat (18/11/2022), di Stadion Qatar Sports Club, Doha, Qatar. Dengan tinggi tubuh sekitar 1,5 meter, Mukansanga telah meraih banyak hal besar dalam kariernya. Ia seakan memiliki magnet untuk berbagai sejarah baru dalam capaian perempuan ofisial pertandingan.
Wasit asal Rwanda yang mendapatkan lisensi wasit FIFA sejak 2012 itu akan menjadi salah satu dari tiga perempuan wasit utama yang bertugas di Piala Dunia 2022. Selain Mukansanga, dua wasit lainnya adalah Stephanie Frappart dari Perancis dan Yamashita Yoshimi yang berkebangsaan Jepang.
Lebih istimewa lagi, Mukansanga adalah perempuan wasit Afrika pertama yang mendapat amanah menjadi pengadil di level kompetisi top putra di benuanya. Sebelum terpilih sebagai salah satu dari 36 wasit yang bertugas di Qatar 2022, Mukansanga terlebih dahulu dipercaya memimpin laga Piala Afrika 2022. Kala itu, ia memimpin laga babak penyisihan antara Zimbabwe melawan Guinea. Pada turnamen antarnegara Afrika itu, Mukansanga didampingi oleh tiga asisten wasit pria.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Wasit yang akan bertugas memimpin pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022 berlatih simulasi pertandingan di Doha Sports Club, Qatar, Jumat (18/11/2022). Sebanyak 36 wasit, 69 asisten wasit, dan 24 pemantau video pertandingan dilibatkan dalam Piala Dunia 2022 yang berlangsung 20 November-18 Desember 2022.
Kondisi itu juga berpeluang hadir di Piala Dunia 2022. Menurut dia, bertugas di Piala Dunia terasa menghadirkan lebih banyak semangat dan membuatnya tidak sabar menjalani pertandingan.
Meskipun belum tahu akan memimpin pertandingan apa di fase grup, Mukansanga mengatakan, dirinya siap ditugaskan di pertandingan apa pun. Hal itu tidak lepas dari pengalamannya bertugas di seluruh turnamen putri paling bergengsi, baik dunia maupun Afrika, seperti Olimpiade, Piala Dunia Putri, Piala Afrika Putri, dan Liga Champions Afrika Putri.
”Kami harus mempersiapkan diri sebaik mungkin karena di sini tidak ada perbedaan. Wasit perempuan dan laki-laki selalu bersama-sama ketika berlatih hingga pendidikan di kelas karena kami sama-sama dituntut menghadirkan kualitas dan performa terbaik,” ujar Mukansanga.
Wasit yang berusia 34 tahun itu mengakui dirinya juga punya misi pribadi di Piala Dunia 2022. Ia ingin perempuan wasit percaya diri dan tidak menganggap kemampuan mereka berbeda dengan laki-laki wasit.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Perempuan asisten wasit, Kathryn Nesbitt, menjawab pertanyaan media di area mixed zone Stadion Qatar Sports Club, Jumat (18/11/2022). Nesbitt adalah salah satu dari enam perempuan ofisial pertandingan yang akan mencetak sejarah di Piala Dunia 2022.
”FIFA memberikan kami kebebasan untuk bersiap, jadi tidak ada batasan di tugas perdana kami di Piala Dunia ini. Kehadiran perempuan wasit di Piala Dunia 2022 adalah ajang pembuktian bahwa kami punya kemampuan yang setara dengan wasit dunia lainnya,” kata wasit yang terlibat di turnamen FIFA sejak Piala Dunia Putri 2019 itu.
Setiap orang yang tampil di Piala Dunia sudah mewujudkan mimpi tertinggi mereka. Seperti pemain, bertugas di Piala Dunia juga capaian terbesar bagi wasit.
Di Qatar 2022, Konfederasi Sepak Bola Afrika diwakili oleh 6 wasit, 10 asisten wasit, dan 2 asisten wasit peninjau video.
Mimpi tertinggi
Antusiasme juga dirasakan oleh Kathryn Nesbitt, perempuan asisten wasit asal Amerika Selatan. Ia juga menjadi salah satu dari tiga perempuan asisten wasit yang bertugas di Piala Dunia. Dua orang lainnya adalah Neuza Back (Brasil) dan Karen Diaz Media (Meksiko). Mereka dipastikan bertugas setidaknya pada satu laga babak penyisihan.
Seperti Mukansanga, Nesbitt juga telah menciptakan sejarah di sepak bola Amerika Serikat. Ia pernah mendapat gelar asisten wasit terbaik di Liga Sepak Bola Major AS (MLS) pada musim 2020. Belum ada perempuan pengadil lapangan yang mendapat predikat itu sebelumnya.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Wasit yang akan bertugas memimpin pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022 berlatih simulasi pertandingan di Doha Sports Club, Qatar, Jumat (18/11/2022).
Nesbitt secara total telah bertugas di 125 laga MLS sejak edisi 2015. Di level regional, ia juga dipercaya menjadi asisten wasit di Piala Emas Putra 2021 dan Liga Champions CONCACAF 2022. Dia juga berpengalaman bertugas di Piala Dunia Putri 2019.
”Setiap orang yang tampil di Piala Dunia sudah mewujudkan mimpi tertinggi mereka. Seperti pemain, bertugas di Piala Dunia juga capaian terbesar bagi wasit,” kata Nesbitt yang murah senyum.
Nesbitt menambahkan, dirinya tidak merasa gugup atau tertekan dalam persiapannya jelang tampil di Qatar 2022. Pengalamannya bertugas di MLS menjadi bekal yang menurut dia penting sebelum tampil di Piala Dunia 2022.
”Saya sudah terbiasa bertugas dengan (wasit) pria, itu telah jadi hal normal bagi saya karena itu pekerjaan saya. Intinya, saya sangat tidak sabar menunggu turnamen ini segera dimulai,” ucap pemilik gelar doktor kimia analitik itu.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Kursi penonton di Doha Sports Club, Qatar, tempat simulasi wasit yang akan bertugas memimpin pertandingan sepak bola Piala Dunia 2022, Jumat (18/11/2022).
Proses pemilihan wasit Piala Dunia 2022 dilakukan Komite Wasit FIFA sejak 2019, dengan menilai ratusan pengadil berlisensi FIFA di seluruh dunia. Wasit-wasit itu pun direkomendasikan oleh konfederasi anggota FIFA.
Penilaian FIFA untuk wasit Piala Dunia meliputi kemampuan teknis terkait aturan pertandingan, kemampuan komunikasi, konsistensi dalam performa, tes medis, dan berada dalam kondisi fisik yang prima.
Ketua Komite Wasit FIFA Pierluigi Collina mengungkapkan, penunjukan perempuan wasit dan asisten wasit di Piala Dunia 2022 dilakukan melalui proses panjang, diawali dengan semangat kesetaraan yang dijunjung FIFA untuk seluruh aspek di sepak bola. Ia menegaskan, keenam perempuan pengadil itu memiliki kualitas yang layak memimpin di turnamen putra terelite.
”Mereka pantas berada di Piala Dunia karena telah menunjukkan konsistensi untuk tampil di level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Melalui Piala Dunia Qatar ini, saya berharap selanjutnya pemilihan perempuan ofisial bisa dianggap sebagai sesuatu yang normal,” kata Collina.