Akhir pekan ini, Lewis Hamilton dan Max Verstappen, kembali ke Sirkuit Yas Marina, yang bak 'Titik Nol' kontroversi juara F1 2021. Persaingan kedua pebalap itu berpotensi semakin panas setelah insiden di Interlagos.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
ABU DHABI, JUMAT – Lewis Hamilton bersiap menghadapi persaingan panas dalam balapan terakhir Formula 1 musim 2022 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, jika dia kembali bersaing langsung dengan Max Verstappen. Kedua pebalap elite itu mengalami ketegangan hubungan, yang menguat pada musim 2021, seiring persaingan panas merebut gelar juara yang berakhir dengan kontroversial di Abu Dhabi. Musim ini, mereka jarang bersaing langsung, tetapi begitu itu terjadi di Interlagos, Brasil, insiden langsung terjadi dan Verstappen dijatuhi sanksi lima detik karena dinilai oleh steward menyebabkan tabrakan.
Insiden di Interlagos itu berpotensi berlanjut hingga seri terakhir musim ini di Yas Marina, akhir pekan ini, karena performa Mercedes W13 meningkat tajam di Sao Paulo. Jika tim "Panah Perak" bisa mempertahankan performa W13 itu di Yas Marina, perebutan posisi antara Hamilton dan Verstappen berpotensi kembali terjadi dalam balapan, Minggu (20/11/2022) pukul 20.00-22.00 WIB.
Persaingan kedua pebalap elite itu, menghidupkan akhir musim yang mulai hambar karena gelar juara sudah dikunci oleh Verstappen di Jepang pada 9 Oktober. Momen di Brasil itu juga menghidupkan persaingan panas antara Hamilton dan Verstappen yang redup karena performa W13 yang melempem seiring perubahan regulasi F1. Para pebalap Mercedes pun, Hamilton dan George Russell, kehilangan peluang untuk bersaing merebut kemenangan.
Namun, Mercedes menandai akhir musim ini dengan brilian, finis di posisi satu dan dua dalam balapan seri Brasil. Russell meraih kemenangan pertama bagi Mercedes musim ini, dan Hamilton finis di posisi kedua. Juara dunia tujuh kali itu kehilangan peluang juara karena terlibat senggolan dengan Verstappen dalam perebutan posisi kedua setelah safety car. Verstappen berusaha mendahului Hamilton di Tikungan 1, tetapi mereka kemudian bersenggolan di Tikungan 2, hingga Hamilton keluar trek dan sayap depan kiri mobil Verstappen rusak.
Persaingan panas itu dinilai oleh Hamilton berpotensi berlanjut ke Yas Marina. "Sepertinya akan seperti itu. Saya pikir saya akan beradaptasi. Anda pernah melihat pada tahun lalu di mana saya berusaha menghindari skenario itu (mobil bersenggolan)," ujar Hamilton dalam konferensi pers di Abu Dhabi.
Saya yakin, kami akan tumbuh, semoga kedua pihak akan berkembang dan menjadi lebih baik sehingga kami tidak perlu mengalami seperti yang kami alami dalam balapan terakhir, tetapi saya tidak akan membiarkan Anda penasaran dengan apa yang akan terjadi.
"Saya yakin, kami akan tumbuh, semoga kedua pihak akan berkembang dan menjadi lebih baik sehingga kami tidak perlu mengalami seperti yang kami alami dalam balapan terakhir, tetapi saya tidak akan membiarkan Anda penasaran dengan apa yang akan terjadi," ungkap Hamilton dikutip Sky Sports F1.
Persaingan Hamilton dan Verstappen menjadi sangat intens dan terus memanas pada musim 2021, seiring dengan peningkatan performa mobil Red Bull bermesin Honda yang bisa mengimbangi Mercedes. Verstappen yang memiliki gaya mengemudi sangat agresif, sering menyerang dengan keras dalam perebutan posisi melawan Hamilton. Mereka pun terlibat dua kali senggolan besar, di Silverstone yang menyebabkan Verstappen keluar balapan dan di Monza yang menyebabkan kedua pebalap itu gagal menyelesaikan balapan.
Hamilton pernah mengatakan, bahwa Verstappen seperti ingin membuktikan sesuatu dalam setiap persaingan dengan dirinya. Apa yang dimaksud oleh Hamilton itu, terkuak pekan ini, di mana dia menilai setiap pebalap yang baru muncul selalu berusaha mengalahkan pebalap tersukses yang ada di garis start. Hamilton yang sudah tujuh kali menjuarai F1, merasa kesuksesannya itu membuat dirinya menjadi sasaran.
"Saya pikir ya, Anda mungkin benar," ungkap Hamilton menjawab pertanyaan tentang kesuksesan yang menyebabkan dirinya menjadi target.
"Saya ingat ketika saya masuk ke olahraga ini dan target Anda adalah pebalap yang paling banyak juara. Saat itu adalah Fernando (Alonso), kemudian Kimi (Raikkonen), karena Kimi adalah salah satu pebalap terbaik di sini, dan kemudian Seb (Sebastian Vettel), jadi menurut saya itu alamiah," ujar pebalap asal Inggris itu.
Persaingan panas yang pernah dialami oleh Hamilton itu, membuat dirinya tidak memiliki hubungan yang terlalu baik dengan Alonso. Sedangkan dengan Vettel, Hamilton memiliki hubungan yang sangat baik, bahkan mereka sering saling memuji kelebihan masing-masing. Mereka sering mengalami persaingan panas, termasuk di Baku 2017, di mana Vettel menabrak Hamilton. Insiden itu diakui oleh mereka justru membuat hubungan mereka jauh lebih baik, karena masing-masing merasa insiden seperti itu tidak boleh terulang lagi.
"Saya sebenarnya merasa menyesal, ini jawaban untuk Anda. Menurut saya Baku bukan momen terbaik, karena apa yang saya lakukan tidak benar," ujar Vettel.
"Pasti," balas Hamilton.
"Tetapi sebenarnya, saya pikir sejak momen itu ke depan...," ujar Vettel.
"Pertemanan kita menjadi lebih baik," ujar Hamilton memotong perkataan Vettel.
"Ya, jauh lebih baik, jadi saya tidak ingin itu tidak terjadi lagi, jika Anda melihat apa yang saya maksud," sambut Vettel.
"Saya setuju, setuju," jawab Hamilton.
Setelah percakapan di tengah konferensi pers di Abu Dhabi itu, Hamilton pun mendukung juara empat kali F1 itu, untuk kembali lagi ke F1 suatu saat nanti.
"Menurut saya kami selalu memiliki pertarungan yang sangat bagus. Saya duduk di sini berpikir, sebagian besar pebalap kembali, dia kembali (menunjuk Fernando Alonso). Anda kemungkinan akan kembali. Kita melihat pebalap lain kembali, jadi saya duduk sini menerima bahwa ini balapan terakhir Anda, tetapi Anda akan kembali. Formula 1 memiliki banyak cara untuk menghisap Anda kembali, kita telah mengetahui itu dari begitu banyak pebalap," ujar Hamilton.
Percakapan yang mendalam seperti itu diakui oleh Hamilton tidak pernah terjadi antara dirinya dan Verstappen, selain saat dia menyampaikan perlunya para pebalap mendukung gerakan "Black Lives Matter" pada 2020.
"Saya tidak merasa ada yang mendalam sebelumnya, karena kami tidak pernah benar-benar memiliki perbincangan yang mendalam," ujar Hamilton.
"Satu-satunya percakapan mendalam yang kami lakukan sebenarnya pada 2020 di Austria ketika saya menemui dia untuk berbicara tentang seberapa besar makna Black Lives Matter dan seberapa besar makna jika dia mendukung itu. Saya berusaha menjelaskan seperti apa rasanya itu dan mengapa kami berjuang, dan tentang apa itu. Sudah pasti, itu tidak membuat perbedaan," ungkap Hamilton merujuk pada Verstappen yang menolak untuk berlutut di awal balapan.
Persaingan panas antara Hamilton dan Verstappen berpotensi terjadi akhir pekan ini, karena pebalap muda Belanda itu selalu menegaskan dirinya tidak akan mengubah gaya membalapnya. Dia selalu memberikan perlawanan keras di trek melawan siapa pun, termasuk dengan Charles Leclerc. Namun, hubungan keduanya tidak memanas seperti dengan Hamilton.
Jika insiden di antara mereka kembali terjadi, itu akan mengingatkan kembali persaingan mereka pada musim lalu, di mana gelar juara ditentukan di Yas Marina. Trek itu menjadi semacam ground zero alias titik nol dari kontroversi gelar juara yang diraih oleh Verstappen. Waktu itu, Direktur Balapan Michael Masi dinilai melakukan kesalahan dalam prosedur safety car yang menyebabkan Hamilton kalah dari Verstappen dalam lap terakhir seusai safety car.
Masi kemudian kehilangan posisinya sebagai Direktur Balapan karena dinilai tidak tepat dalam menjalankan aturan balapan. Hamilton bungkam hingga menjelang awal musim 2022, karena dia sangat kecewa dan merasa kehilangan kepercayaan pada pengelola balapan. Verstappen sering menjadi sasaran pelecehan.
Bahkan, seusai seri Meksiko lalu, Verstappen dan Red Bull menolak wawancara dengan Sky Sports F1 karena salah satu personel televisi itu mengatakan Hamilton dirampok di Abu Dhabi musim lalu. Verstappen menilai pelecehan terus menerus itu, sudah tidak bisa dia terima, dan dia menilai itu terus menyulut perdebatan di media sosial. Verstappen ingin apa yang terjadi berlalu, dan melangkah ke depan.