Fuellkrug adalah kepingan terakhir yang bisa melengkapi gaya bermain dominan dan agresif ala Flick.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MUSCAT, KAMIS - Tim nasional Jerman tidak memiliki penyerang murni kelas dunia yang dibutuhkan pelatih Hansi Flick untuk berlaga di Piala Dunia Qatar 2022. Namun, tim berjuluk spesialis turnamen itu bisa sedikit tenang dengan kehadiran penyerang Werder Bremen, Niklas Fuellkrug (29).
Sang debutan akan berperan besar dengan peran sebagai penyerang murni dan performa yang terus menanjak.
Terbukti saat laga uji coba Jerman lawan Oman di Stadion Sultan Qaboos Sports Complex, Muscat, pada Kamis (17/11/2022). Jerman menang tipis, 1-0, lewat gol Fuellkrug pada menit ke-80. Dia masuk dari bangku cadangan setalah turun minum, untuk mencatat gol perdana dalam debutnya bersama Jerman.
”Fuellkrug pantas mendapatkan gol itu. Anda bisa melihat pengaruh yang dibawanya saat berada di lapangan. Sekarang kami akan berangkat ke Qatar. Lalu sedikit bersantai sebelum menghadapi laga pertama nanti (babak grup),” ucap Flick seperti dikutip situs resmi DFB.
Fuellkrug bukanlah sosok penyerang berbakat Jerman yang lahir sekali dalam satu generasi, seperti Miroslav Klose atau Gerd Mueller. Dia saja baru merasakan penampilan pertama bersama Jerman saat hampir menyentuh usia kepala tiga. Dia terakhir kali dipanggil timnas pada 2012 bersama Jerman U-20.
Namun, Fuellkrug adalah kepingan yang paling dibutuhkan Jerman saat ini. Dia punya tubuh tinggi menjulang, 1,89 meter, dengan insting mencetak gol tinggi khas penyerang klasik nomor 9. Yang lebih penting, dia sedang naik daun di klub, mencetak 10 gol dalam 14 laga sekaligus menempati peringkat kedua top skor Liga Jerman.
Pengaruhnya begitu jelas pada laga melawan Oman. Jerman dengan formasi 4-2-3-1 mampu mendominasi laga. Mereka unggul 71 persen penguasaan bola dengan menciptakan 19 tembakan. Namun, masalah klasik mereka juga masih sama, sulit menembus pertahanan rapat lawan. Hasilnya, lebih banyak tendangan spekulatif dari luar kotak penalti.
Jerman yang unggul 64 peringkat dunia di atas Oman, tampil lebih baik pada paruh kedua setelah Fuellkrug masuk. Serangan mereka lebih tajam. Puncaknya adalah saat terjadi gol Fuellkrug. Dia menempatkan diri di antara dua pemain lawan, menunggu umpan dari Kai Havertz. Setelah mendapat bola, dia hanya butuh dua sentuhan untuk mencetak gol.
Penyerang tajam seperti itulah yang dibutuhkan Flick. Mantan pelatih Bayern Muenchen itu mencari sosok pemain yang bisa ”mencium” ruang dan peluang sekecil apa pun di depan gawang. Sebab, tidak banyak ruang yang diberikan lawan kepada Jerman. Apalagi, dengan gaya bermain sangat dominan mereka yang memaksa lawan bertahan total.
Jerman tidak memiliki sosok penyerang murni seperti itu. Tiga pemain bintang Bayern Muenchen, Serge Gnabry, Leroy Sane, dan Thomas Mueller, lebih banyak berperan dari sayap atau penyerang bayangan. Sama halnya dengan penyerang Chelsea Kai Havertz yang bertipe ”false nine”.
Krisis penyerang murni merupakan salah satu alasan kejatuhan Jerman di Piala Dunia Rusia 2018. Ketika itu, untuk pertama kalinya mereka tidak lolos babak grup karena hanya mampu mencetak 2 gol sepanjang turnamen. Adapun turnamen itu merupakan Piala Dunia pertama tanpa sosok Klose.
Fuellkrug pantas mendapatkan gol itu. Anda bisa melihat pengaruh yang dibawanya saat berada di lapangan.
Di sisi lain, Flick memainkan gaya sepak bola yang hampir sama seperti ketika di Muenchen. Dia mengantar Muenchen juara tiga gelar sekaligus dengan formasi 4-2-3-1 yang juga agresif dan dominan seperti Jerman. Di formasi itu, dia mengandalkan salah satu penyerang murni terbaik saat ini, Robert Lewandowski.
Sangat siap
Fuellkrug sudah sangat siap ditampilkan di laga pertama babak grup lawan Jepang, pada Rabu depan. ”Saya sangat senang bisa membantu tim ini menang. Kami harus menempatkan kemenangan ini ke dalam perspekstif sebelum turnamen dimulai. Kerja sebenarnya baru dimulai saat ini,” ucap pemain asal Hannover itu.
Sementara itu, Jerman punya alternatif lain di lini depan, yaitu penyerang belia Borussia Dortmund Youssoufa Moukoko (17). Dia bermain sejak menit pertama melawan Oman. Sayangnya, tendangannya membentur tiang gawang pada babak pertama. Penampilan itu menjadikan Moukoko debutan termuda sejak Uwe Seeler pada 1954.
Di laga uji coba, Flick memainkan nyaris semua pemain utama sejak menit awal, seperti penjaga gawang Manuel Neuer, gelandang Ilkay Gundogan, dan Sane. Hanya beberapa pemain andalan yang belum tampil, antara lain Gnabry dan Mueller.
Menurut Flick, mereka lebih ingin beradaptasi dengan cuaca pada laga itu. Pemain yang diturunkan belum tentu akan kembali tampil lawan Jepang. ”Kami baru berlatih sehari. Tentu kami belum maksimal karena para pemain juga tidak mau mengambil risiko cedera,” ujarnya.
Jerman akan berada di Grup E yang terbilang cukup sulit. Mueller dan rekan-rekan akan menghadapi tim dari tiga benua sekaligus, yaitu Spanyol, Jepang, dan Kosta Rika. Mereka punya misi pembuktian di Qatar setelah gagal total di Rusia 2018. (AP)